UJIAN

113 82 37
                                    

Hi guys!

Makasih udah baca cerita ini :)

Seperti biasa, kalo ada yang typo tulis dicomment ya...

Jangan lupa vote supaya aku makin semangat lagi buat bikin ceritanya.

Tungguin terus kelanjutan dari cerita ini.

SELAMAT MEMBACA :)
_________

Hari yang tidak diinginkan para murid akhirnya tiba, semua murid sudah memasuki ruangan masing-masing.

Atena sangat serius sekali belajar bersama Daniel. Ares, malah sibuk mengisengi Atena dari belakang. Sedangkan Aryo, ia malah asik tidur.

Ares yang duduk tepat dibelakang Atena dari tadi mencolek-colek pinggang Atena membuat konsentrasi Atena terganggu.

“Ares!” ucap Atena seraya membalikkan badannya.

“Apa si?” ucap Ares terkekeh.

“Bisa nggak diem?! geli tahu. Bukannya belajar juga”

“Apa si? dari tadi gue udah diem juga”

Tiba-tiba pengawas pun datang membawa kertas ulangan. Ares membalikkan badannya buru-buru membangun kan Aryo yang tertidur lelap.

Daniel pun kembali ketempat duduknya, uts pun dimulai.

Hari pertama dibuka dengan ulangan matematika. Ares dan Aryo menggaruk-garuk kepala mereka berdua, terlihat dari mukanya yang kebingungan.

Ares berusaha memanggil nama Atena, tapi Atena tidak meresponsnya. Waktu cepat berlalu dan Ares masih saja belum menjawab satu pun.

Ia memejamkan matanya lalu menarik napas panjang, perlahan-lahan ia membuka mata dan langsung mengerjakan.

Ares pasrah, ia tidak peduli dengan hasilnya nanti, mottonya adalah yang penting ngerjain!

Akhirnya bel istirahat berbunyi, Daniel langsung menghampiri kedua temannya itu yang sudah lemas karna matematika.

“Napa lu njing?” tanya Daniel pada Aryo yang sudah pucat.

“Anjir lah mtk, susah banget njing” jawab Aryo.

“Masa si? menurut gue nggak ah, nggak susah soalnya” ledek Daniel membuat Aryo kesal.

“Si anjing, dari tadi gue panggil-panggilin kaga denger, sekarang dateng-dateng belagu. Bangke lo” Daniel terkekeh mendengar itu.

“Iya lah susah, orang lo tidur tadi bukannya belajar” celetuk Ares.

“Emang lo belajar, Res?” Ares terdiam. “Kaga belajar juga kan lo” sambungnya.

“Menurut lo susah nggak?” tanya Daniel pada Ares.

Ares memutar bola matanya. “Tahu dah, pasrah gue”

Seminggu pun berlalu, akhirnya ulangan pun selesai. Dihari terakhir ini ditutup dengan ulangan sejarah Indonesia.

Ares meregangkan badannya, ia adalah orang pertama yang selesai duluan.

Ares beranjak dari tenpat duduknya seraya membawa tas lalu memberikan kertas ulangan itu dan keluar.

Ia mengeluarkan jari tengahnya mengarah ke Aryo. “Bye bitch” ucapnya tanpa suara.

Aryo juga mengulurkan jari tengahnya "Dih si anjing" balasnya pelan.

"Aryo, apa maksud dari tangan kamu?!" tanya penjaga yang melihat tangan Aryo.

"Hah nggak pak, lagi olahraga pegel bulet-buletin jawaban" jawab Aryo.

Saat Atena baru saja keluar dari gerbang, Ares yang dari tadi menunggunya langsung menarik tangan Atena ke parkiran motor.

“Pulang bareng gue” ucap Ares seraya memberikan jaket dan helm.

“Nggak-nggak gue bisa pulang sendiri” Ares menatap Atena dengan muka datarnya lalu memakaikan Atena helm dan jaket.

Tenang aja helmnya kali nggak full face, Ares baru beli kemarin.

Ares menyalakan motornya lalu menancapkan gas pergi.

.....

Sampainya dirumah, Atena langsung turun dan langsung melepas helm dan jaket itu lalu berjalan menuju rumahnya.

Tangannya tiba-tiba dicekak oleh Ares. “Et bentar dulu, gue boleh minta sesuatu nggak?”

“Apaan? mau numpang makan lagi? atau apa?” tanya balik Atena yang terlihat lelah.

“Gue minta....besok lo nggak usah kuncir” mendengar itu Atena langsung tertawa.

Kenap tiba-tiba Ares bahas kunciran?

“Gue mau lo tunjukkin Atena yang sebenarnya, Atena yang diluar sekolah bukan Atena yang nerd, cupu or something like that

Atena berjalan maju mendekatkan dirinya ke Ares, berbisik. “Nggak, ma-u” lalu menatap Ares.

Atena langsung berjalan menuju pintu rumahnya.

“Kabulin yah” teriak Ares. Atena menggelengkan kepalanya lalu menutup pintu.

Ares tersenyum lebar lalu menyalakan motornya.

Pagi hari yang indah, Atena yang sedang berdiri didepan kacanya dengan rambut yang masih tergerai, ia bingung haruskah ia membiarkan rambutnya terurai seperti ini?

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi Atena langsung buru-buru mengikat rambutnya menjadi dua lalu bergegas turun.

Mungkin tidak sekarang untuk Atena membiarkan rambutnya terurai.

Keesokan harinya saat Atena sendang menunggu batagor, tiba-tiba seseorang dari dibelakang Atena membisikinya.

“Ko masih diikat?”

Atena langsung membalikkan badannya melihat Ares yang tersenyum menatapnya, ia langsung mengambil batagornya yang sudah jadi lalu pergi menjauh dari Ares.

TERES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang