Hi guys!
Makasih udah baca cerita ini :)
Seperti biasa, kalo ada yang typo tulis dicomment ya...
Jangan lupa vote supaya aku makin semangat lagi buat bikin ceritanya.
Tungguin terus kelanjutan dari cerita ini.
SELAMAT MEMBACA :)
_________"Rebeca?" ucap Atena dan Ares berbarengan.
"Kalian udah kenal?" tanya Tia.
"Dia anak baru dikelas. Ngapain si mama disini? Mau ngebujukkin Ares buat pulang dan ikutin semua kemauan mama dan papa?"
"Uum yap itu salah satu tujuan mama dateng kesini juga, tapi tujuan utama mama mau ketemu sama, Rebeca"
"Arrgh... whatever. Yang jelas, Ares. tetap nggak mau pulang! Ar-" terpotong Ares karna tiba-tiba Atena mengulurkan tangannya ke hadapan Tia.
"Hai tan, kenalin aku Atena Azizah Arneta, temannya Ares" ucap Atena tersenyum manis menatap Tia. Tapi sayang senyuman dan tangan itu tidak dibalas oleh Tia.
Tia mematung setelah mendengar nama teman anaknya itu. "Apa dia itu...nggak mungkin semuanya udah lenyap hari itu" ucap Tia dalam hati.
Melihat tangan sang pacar tidak dibelas oleh Tia, Ares langsung menarik tangan Atena menggenggamnya dengan erat.
"Nggak perlu lo ngulurin tangan segala, percuma alergi dia kalo megang tangan orang" ucap Ares lalu berjalan membawa Atena pergi.
.....
Ares membawakan dua mangkuk mie instan kemeja dimana Atena menunggu. Senyum lebar dari wajah mungil Atena, ia langsung mengambil mangkuk itu.
Atena menghirup aroma dari mie itu lalu mencicipinya.
"Hmm, enak kan?" tanya Ares.
"Ya standar mie pada umumnya" jawab Atena.
"Tapi beda lah yang ini, gue masukin bubu rahasia"
"Apaan? sianida?"
"He! ngaco lo kalo ngomong. Ya nggak lah, gue masukin cinta disitu"
Atena menggelengkan kepalanya, berdecak. "Alah bol, nggak percaya gue"
"Idih serius, gu-"
"Ada gitar di apartemen lo? ko gue nggak pernah liat? main dikit dong" Ares menengok kearah gitarnya lalu mengambil gitar itu.
Ia kembali duduk di hadapannya Atena. "Mau lagu apa?"
"Hmm, bebas"
Ares mengangguk lalu mulai memetik senar itu.
Here we are under the moonlight
I'm the one without a dry eye
'Cause you look amazing
I'm sorry for whatever I've caused
Before today I knew I felt lost
But now you're my ladySo take my hand now, see me
'Cause you've made me into this man
I promise I'll treasure you, girl
You're all that I've needed
Completing my worldYou
You're my love, my life, my beginning
And I'm just so stoked I got you
Girl, you are the piece I've been missing
Remembering nowAll the times I've been alone, showed me the way
Led me here, led me home
Right through that door straight to you
You're my love, my life, my beginning
It's you...Zzt
Atena membuka ponselnya, terdapat satu pesan dari Karina.
Tante Karina 💖:
Kamu dimana? ko belum pulang?Iris matanya membulat penuh saat membaca pesan itu, ia langsung buru-buru mengambil tasnya lalu berdiri memberhentikan Ares yang sedang asik bernyanyi.
"Res, sorry gue harus balik, gue lupa kalo ada janji sama tante gue. Dah ya gue balik" ucap Atena yang terburu-buru.
"Ya udah, gue anter ya"
"Nggak usah, balik sendiri aja. Dah, sampe ketemu besok disekolah" Atena berjalan keluar.
.....
Sampai dirumah Atena melihat Karina yang sudah menunggu diruang tv dengan raut muka yang marah.
Pelan-pelan Atena menghampiri Karina, ia menundukkan kepalanya berdiri didepan Karina.
"Maaf tan, Atena. nggak langsung pulang" ucap Atena.
"Kemana kamu?" tanya Karina.
"Pe-pergi sama...temen"
"Ares?"
Atena membelalakkan matanya menatap Karina. Ia terlonjak kaget gimana bisa tantenya tahu Ares?
"Tante minta kamu jauhi dia" tegas Karina seraya menyilangkan tangannya di atas dadanya.
"Ke-kenapa tan?"
"Tante minta kamu jauhi dia, jangan pernah berkomunikasi sama dia lagi"
"Ya kenapa tan? aku butuh alasannya, karna nggak mungkin aku jauhi dia gitu aja tanpa alasan, pasti dia juga akan bingung. Dan...gimana tante bisa tahu, Ares?
"Kamu nggak perlu tahu alasannya. Jauhi dia mulai sekarang!" titah Karina lalu beranjak pergi. Tapi Atena langsung mencekal tangannya.
"Tan!"
"Dia pembunuh"
Atena melepas tangan itu, napasnya seakan terhenti sekejap, tubuhnya kaku, matanya hanya menatap lurus.
Pembunuh? Ares?
Karina menutup mulutnya dengan kedua tangannya, berjalan mendekati Atena.
Air mata tiba-tiba keluar, Atena menatap Karina badannya seketika melemas.
"Atena? Ma-maksud tante-"
"Nggak mungkin, tante pasti bohong. Aku kenal, Ares. Dia nggak kaya gitu ko"
"Memang bukan dia, tapi keluarganya"
Air matanya kembali keluar, Karina langsung memeluknya seraya mengelus punggung Atena.
.....
Atena masih tidak percaya keluarga Ares yang telah membunuh mama, papa dan saudara kembarnya.
Karina mendatangi meja yang Atena tempati, ia melihat Atena menatap dengan tatapan kosong langsung mengelus tangannya. "Hei, kenapa?"
Lamunan itu hilang, Atena menggelengkan kepalanya lalu berdiri dari tempat duduk. "Aku ke panggung ya tan" Karina menganggukkan kepalanya.
Di atas panggung itu, Atena melihat semua mata tertuju padanya dan ditambah sorotan lampu yang meneranginya.
Atena mengambil gitar andalannya lalu mengetuk mic yang ada didepannya.
krk..
krk..
"Hallo, selamat malam semuanya. Sedikit cerita, tempat ini adalah tempat yang bersejarah bagi saya dan saudara kembar saya. Kita tumbuh bersama disini, tempat ini nggak berubah, masih sama seperti dulu. Hanya saja... tempat ini kehilangannya. Persisi ditempat saya berdiri, kami bernyanyi, menghibur banyak orang, berbagi tawa. Dia bernyanyi dan saya mengiringinya dengan memainkan alat musik. Tapi hari ini hanya saya, begitu pun seterusnya..."
Atena mulai memetik senar gitar itu dengan lembut, semua orang yang berada didalam kafe itu menikmati alunan nada dari gitar yang di mainkan Atena.
"Malam ini, saya akan menyanyikan lagu yang sering dibawakan oleh saya dan kembaran saya. Little souls by Nicole Zefanya. This is for you sis"
KAMU SEDANG MEMBACA
TERES (Selesai)
Fiksi RemajaDari ribuan cewe diluaran sana, matanya hanya tertuju dengan satu cewe yang sudah berjasa bagi hidupnya selama ini. Tak peduli kata orang, Ares akan melakukan apa pun demi orang tersebut. Dia bisa menjadi baik ke siapa pun, dan dia juga akan bisa me...