Prologue
Asahi tak tahu bahwa menjadi seorang anak akan terasa semenyakitkan ini. Ia bahkan ragu apakah orang-orang masih mengingatnya sebagai anak berumur tiga belas tahun.
Sejauh yang ia lihat dan ingat, tidak ada dari teman-temannya yang sejak kecil berkewajiban melakukan pekerjaan rumah tangga. Tidak ada dari mereka yang bekerja di pekarangan hingga hampir terpanggang selama musim panas, tidak ada juga dari mereka yang bekerja mengeruki salju hingga hampir membeku selama musim dingin.
Yang ia tahu juga, teman-temannya akan diberi makan tiga kali sehari tanpa syarat, tanpa harus membakar tangannya dulu karena harus memasak untuk orang tua dan saudara mereka.
Asahi tahu bahwa anak seusianya tidak harus menerima pukulan minimal satu kali sehari. Asahi tahu bahwa anak seusianya sangat boleh menangis saat sakit atau memeluk kedua orang tuanya saat sedih. Tapi Asahi bahkan lupa kapan terakhir kali mendengar suara ibunya, ia tak ingat seperti apa rupanya atau sehangat apa jemarinya. Ia hanya tahu bahwa sebagai anak yang terlahir dari sebuah dosa dan tidak berguna, ia hanya berhak mendapat kecupan rotan dari sang ayah.
Dulu, guru Asahi pernah bercerita saat pelajaran IPA, bahwa induk dari mamalia seperti sloth bear akan menelantarkan bahkan membunuh anaknya yang dirasa lemah. Entah mengapa, tapi Asahi menghubungkan kata 'lemah' itu dengan kata 'tidak berguna', seperti dirinya. Setidaknya itu yang selalu dikatakan sang ayah.
'Anak nakal'
'Tidak berguna'
'Pantas dipukul'
Apa ibu kandungnya pergi dan menelantarkannya karena itu juga? Karena ia lemah dan tidak berguna?
Apa sang ayah selalu memukuli dan seakan berusaha membunuhnya juga karena hal itu?
Entah. Bagi Asahi, berpikir untuk dapat berumur panjang atau setidaknya bertahan hingga usia dewasa adalah hal sulit, tak peduli sekeras apa keinginannya untuk bisa bertahan.
Tapi mau bagaimanapun juga, ia tetap ingin mencoba hidup, setidaknya hingga ia berhasil memenuhi mimpi-mimpi sederhananya; memiliki kamar bagus, baju bagus, dan makan hingga kenyang.
Jika tak bisa, maka Asahi akan berlapang dada dengan alternatif mimpinya yang lain; mati dengan berguna.
----------🍃
"Who's right,
Who's wrong,
Who really cares?
The fault, the blame
The pain's still there"
- Broken Home,
5 Seconds of Summer-----------🍃
Halo~~ makasih udah mampir di karya pertamaku ini^^
Buku ini belum sempat aku revisi, jadi kalian mungkin akan nemuin beberapa typo ataupun tata kalimat yang kurang enak dibaca. Mohon maklum ya~~ aku masih belajar 👌🏻
Aku akan seneng banget kalo kalian bersedia vote buku ini. Aku juga menerima umpan balik dari kalian, baik berupa kritik ataupun saran yang disampaikan melalui DM. DM-ku terbuka banget ya^^
Sekali lagi, makasih udah menyempatkan baca buku ini~ Selamat membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sloth Bear | Asahi [END]
Fanfiction⚠️ Trigger Warning! Depictions of mental illnesses (PTSD, GAD, depression, etc), manipulation towards minor, guilt tripping, bullying, self-harm, suicide, abuse, and murder. 🍃 Cover by haloviu_ 🍃 All illustrations in this book are owned by avogado...