Ini hari keempat Hyunsuk tidak pulang ke rumah dan tak ada yang bisa menghubunginya. Hyunsuk memang sering pergi dari rumahnya dan memilih menginap di tempat lain selama berhari-hari jika sedang bertengkar dengan sang ayah, namun anak itu tidak pernah melakukannya saat musim dingin seperti ini.
Biasanya, anak itu hanya akan mengisolasi diri di kamar selama berhari-hari hingga satu bulan lamanya sampai musim semi kembali, ia juga akan menderita jika sekolah sudah membuatnya kembali masuk saat musim dingin belum berakhir. Seasonal Affective Disorder yang dimiliki Hyunsuk benar-benar dapat membuatnya seperti itu.
Asahi mencemaskan Hyunsuk, namun di sisi lain Asahi juga mencemaskan dirinya sendiri. Orang yang dapat sedikit melindunginya itu tidak ada di sana bersamanya.
Sandara dan Jihoon juga belum pulang dari rumah sakit, mereka hanya sesekali bergantian pulang ke rumah untuk mengambil beberapa baju dan perlengkapan lain lalu kembali ke rumah sakit untuk mengurus Junghwan. Jadilah di rumah itu hanya tinggal Asahi, Yedam, Jeongwoo, dan ayah mereka. Seunghyun hanya mendatangi rumah sakit sesekali karena harus pergi bekerja lalu pulang ke rumah.
Asahi sama sekali tak merasakan keamanan di rumah itu. Tidak ada Hyunsuk, ibunya, bahkan Jihoon yang sebelumnya berjanji akan ikut menjaganya.
Jeongwoo semakin sering membuatnya kerepotan, dan ayahnya semakin leluasa menyakitinya. Yedam terlalu sibuk dengan agenda belajarnya dan tak begitu menyadari apapun yang terjadi di rumah itu, ia akan lebih banyak menyumpal telinganya dengan earphone dan mengunci pintu kamarnya untuk menghindari kebisingan saat berada di rumah. Yedam yang sekarang berada di kelas 3 akan mengikuti ujian akhir setelah libur sekolah dan harus belajar lebih ekstra untuk bisa mendapatkan nilai sempurna, ia harus mempertahankan posisinya sebagai kebanggaan sang ayah bagaimana pun juga.
"Yedam Hyung, aku mengantarkan coklat panas." Asahi mengetuk pintu kamar Yedam beberapa kali.
Tak perlu waktu lama, Yedam membuka pintu itu.
"Eh? Aku tidak memintanya."
"Appa yang memintaku membuatkan ini untuk Hyung."
"Ah, benarkah? Gomawo." Yedam menerima mug berisi cokelat panas itu dari Asahi.
Pandangan Yedam tiba-tiba teralih pada tangan Asahi yang baru saja menyerahkan mug.
"Itu kenapa?" tanya Yedam yang terkejut sambil menunjuk tangan Asahi.
Ada luka bakar di telapak tangan kiri anak itu. Yedam memegang tangan Asahi untuk mengeceknya dan membuat Asahi meringis menahan sakit.
"Mianhae Sahi-ya, tapi ini kenapa?"
Asahi tak menjawab dan hanya menundukkan kepalanya.
"Appa yang melakukannya?" tanya Yedam.
Asahi mengangguk. Yedam melepaskan tangan Asahi dan menatap anak itu prihatin.
"Kau membuat masalah apa lagi? Eomma sering mengatakan padamu untuk tidak membuat masalah dengan Appa. Tolong jangan buat masalah lagi, menurutlah padanya dan jangan membantah."
Asahi mengangguk.
"Obati lukamu, itu bisa infeksi."
Asahi mengangguk lagi. Kepalanya semakin menunduk dan membuat Yedam seketika dapat melihat lebih jelas bagian kepala anak itu. Terdapat sedikit bercak darah yang telah mengering di rambut dan kulit kepalanya.
Ia tak lagi mengerti apa yang telah dilakukan sang ayah.
"Jaga dirimu baik-baik. Kau tahu aku tidak bisa banyak menolongmu, maafkan aku," ucap Yedam sekali lagi dan mulai menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sloth Bear | Asahi [END]
Fanfiction⚠️ Trigger Warning! Depictions of mental illnesses (PTSD, GAD, depression, etc), manipulation towards minor, guilt tripping, bullying, self-harm, suicide, abuse, and murder. 🍃 Cover by haloviu_ 🍃 All illustrations in this book are owned by avogado...