Dulu, Asahi sangat suka melihat matahari terbenam. Saat ia masih sering dititipkan dan menginap di rumah Jaehyuk, Asahi akan selalu meminta ditemani melihat matahari terbenam dari balkon lantai dua kamar temannya itu. Asahi suka saat melihat jingga itu memenuhi langit sore. Menenangkan menurutnya.
Mungkin itu juga alasan Jaehyuk membawanya ke rooftop tempo hari. Jaehyuk berharap langit sore kesukaan Asahi tadi akan terlihat lebih indah dari sana dan dapat membantu temannya itu lebih tenang saat mendengarkan rencana kepergiannya.
Jaehyuk tak tahu jika Asahi sekarang justru jadi membeci sore, membenci jingga, dan membenci apapun yang mengingatkannya tentang kepergian Jaehyuk.
Baginya, tenggelamnya matahari hari itu ikut serta menenggelamkan habis kepercayaannya pada siapapun. Asahi semakin yakin dirinya tak berharga untuk siapa-siapa, Asahi yakin pada akhirnya semua orang akan meninggalkannya sendirian, tak peduli meski mereka tahu bahwa dirinya telah semenderita apa, tak peduli meski mereka tahu dirinya akan mati pelan-pelan.
Dua hari lagi Jaehyuk akan benar-benar meninggalkannya dan selama di sekolah Asahi masih tak berhenti meminta Jaehyuk untuk tetap tinggal meski tahu itu sia-sia. Jaehyuk hanya membalas Asahi dengan kata-kata maaf dan janji-janji yang lain. Asahi benar-benar tak menginginkan maaf atau janji-janji baru, ia ingin Jaehyuk tahu bahwa dirinya sedang ketakutan.
Selama ini Asahi hanya memiliki Yoon Jaehyuk sebagai teman. Ia belum pernah membiarkan orang asing lain menjadi temannya selain Jaehyuk, Asahi sulit percaya dan membuka diri dengan orang baru.
Jaehyuk mengerti itu, itulah kenapa meskipun dirinya tetap bergaul dengan siapapun, Jaehyuk tetap memprioritaskan Asahi untuk lebih sering bersamanya. Jaehyuk tak suka meninggalkan anak itu sendirian lama-lama, karena sejauh ini, setiap kali Jaehyuk meninggalkannya terlalu lama maka hal-hal buruk selalu saja terjadi.
Rasanya saat ini Jaehyuk ingin memaksa ibunya membuatkan surat adopsi untuk Asahi. Jaehyuk takut meninggalkan temannya itu, apalagi sejak ancaman bunuh diri Asahi tempo lalu. Bagaimana kalau Asahi benar-benar nekat melakukannya? Jaehyuk bersumpah akan menyalahkan dirinya seumur hidup kalau itu benar terjadi.
Sore ini Jaehyuk berniat mengajak Asahi bermain ke rumahnya untuk yang terakhir kali. Setidaknya Jaehyuk ingin membuat Asahi berjanji untuk tidak melakukan hal yang macam-macam dan menjaga dirinya sendiri sampai mereka kembali bertemu. Jaehyuk sampai menyiapkan list nomor sambungan darurat untuk nantinya disimpan Asahi. Dari mulai nomor polisi, layanan perlindungan anak, hotline bunuh diri hingga ambulan. Takut-takut sesuatu terjadi saat ia telah benar-benar pergi nanti.
"Sahi, keluarlah," bisik Jaehyuk pada dirinya sendiri dengan khawatir.
Pasalnya ia telah tiga kali menekan bel rumah Asahi itu namun tak ada yang kunjung keluar. Hingga sebuah taksi tiba-tiba datang dengan Hyunsuk yang keluar dari sana.
"Ada apa?" tanya Hyunsuk sambil menutup pintu taksi dan menatap anak di depannya.
"Oh, Hyunsuk hyung, aku ingin bertemu Asahi. Apa aku bisa minta tolong untuk memanggilkannya?"
"Punya nomornya, kan?"
"Tidak aktif, aku juga sudah menekan bel rumahmu tapi tak ada yang keluar."
"Dia sudah meninggal mungkin, kau pulang saja sana," ucap Hyunsuk enteng dan mulai membuka gerbang.
Meninggal, katanya. Kalau Jaehyuk tidak ingat bahwa Hyunsuk masih saudara Asahi mungkin ia akan langsung menghajar orang itu. Jaehyuk sedang sensitif jika mendengar sahabatnya dikaitkan dengan kata meninggal.
Jaehyuk baru saja ingin bicara lagi sebelum tiba-tiba Asahi muncul dari pintu gerbang yang dibuka Hyunsuk. Anak itu terdiam menatap sang kakak yang berdiri di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sloth Bear | Asahi [END]
Fanfiction⚠️ Trigger Warning! Depictions of mental illnesses (PTSD, GAD, depression, etc), manipulation towards minor, guilt tripping, bullying, self-harm, suicide, abuse, and murder. 🍃 Cover by haloviu_ 🍃 All illustrations in this book are owned by avogado...