[Revisi] 53.0 | Save

2.4K 487 1
                                    

Hyunsuk menggenggam tangan istrinya yang terbaring di ranjang ruang bersalin. Ia tak berhenti menangis sejak tadi. Ia sangat khawatir.

Tadi, dokter kandungan yang memeriksa istrinya bilang kalau istrinya harus segera melakukan operasi caesar. Air ketuban istrinya sudah tinggal sedikit, sedangkan kehamilan istrinya baru 35 minggu. Tidak ada cara lagi yang bisa dilakukan selain melakukan operasi caesar sesegera mungkin.

Ia sangat menyalahkan dirinya sendiri, sebab Megumi menjadi seperti ini karena kelelahan di pesawat. Kalau saja ia tak memaksa pergi, istrinya itu pasti tidak akan nekat untuk ikut bersamanya ke luar negeri. Kandungan Megumi pasti masih baik-baik saja sekarang. Anaknya juga tak perlu lahir prematur.

"Sayang, aku takut." Megumi berkata dengan lirih.

Hyunsuk pun kini mengusap kepala sang istri dengan sebelah tangan. "Aku bersamamu. Tenanglah."

"Kapan operasinya dimulai?"

"Tadi aku sudah tanya pada perawat, katanya sekitar 45 menit lagi. Ruang operasinya masih disiapkan." Hyunsuk mengusap lembut wajah Megumi yang berkeringat dengan ujung lengan bajunya. "Kau dan bayi kita akan baik-baik saja. Jangan takut, ya?"

Megumi mengangguk dan mengeratkan genggaman tangan sang suami. "Jangan kemana-mana."

"Iya, aku tak kemana-mana," ujar Hyunsuk sambil mencium pipi istrinya.

Megumi tersenyum. Ia memandang Hyunsuk sambil mengusap air mata yang membasahi pipi sang suami.

"Kau akan menjadi ayah sebentar lagi …," ucapnya lirih.

Mendengar itu Hyunsuk menarik napasnya dalam. Ia tak bisa menahan senyum. Air matanya pun semakin mengalir deras memandang Megumi. Rasa haru mengisi hatinya.

Ia tak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah. Ia bahkan tak menyangka akan memiliki istri sebaik dan secantik Megumi.

Dahulu, ia selalu bertekad untuk tak memiliki anak. Ia juga tak berniat menikah dengan siapa pun. Sejak awal, Hyunsuk memang tidak mau berumah tangga. Ia terlalu takut.

Hyunsuk tak pernah memiliki figur orang tua yang baik. Ia takut kisah orang tuanya akan terulang lagi padanya. Ia khawatir rumah tangganya akan hancur seperti rumah tangga orang tuanya. Ia juga takut akan menjadi ayah yang buruk seperti ayahnya.

Ia tak mau seperti itu. Ia takut jika tanpa sadar menghancurkan hidup seorang perempuan. Ia juga tidak mau menghancurkan hidup seorang anak. Karena itu, ia memutuskan untuk tak ingin menikah dengan siapa-siapa. Dengan begitu, ia juga tidak akan memiliki anak.

Namun, pada akhirnya pikirannya berubah. Sebab Asahi justru memintanya untuk melakukan hal sebaliknya.

Pada pesan terakhir yang dikirimkan Asahi sepuluh tahun lalu, anak itu meminta satu hal pada Hyunsuk. Asahi ingin dirinya berkeluarga dan hidup bahagia; menikah dengan wanita yang baik dan memiliki anak-anak yang baik. Asahi ingin sang kakak merasakan memiliki keluarga yang harmonis dan utuh.

Itu permintaan terakhir Asahi padanya.

Hyunsuk sangat menyayangi Asahi. Ia ingin melakukan apapun untuk sang adik. Karenanya, ia berusaha mengabulkan permintaan itu.

Demi Asahi, ia berusaha keras melawan trauma dan rasa takutnya. Ia juga bertekad untuk menjadi seorang laki-laki yang berbeda dari ayahnya. Ia berjanji pada diri sendiri untuk tak mengulangi kesalahan sang ayah.

Kini, ia berhasil menjalani pernikahannya. Ia memiliki istri yang baik. Ia juga akan memiliki seorang anak sebentar lagi. Keluarganya akan menjadi semakin lengkap sekarang.

Sloth Bear | Asahi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang