17.0 | Anxious

3K 552 147
                                    

"Apa dia baik-baik saja?" Hyunsuk bertanya pada ibu tirinya.

"Asam lambungnya naik, Eomma rasa." Sandara mengusap lembut wajah Asahi yang berkeringat dengan handuk kecil.

Tubuh anak itu sangat lemas setelah berkali-kali muntah di kamar mandi, kulit pucatnya juga sangat dingin dan napasnya sampai sekarang masih terdengar berat. Untungnya Asahi kini bisa tertidur setelah diberi obat.

Asahi segera dibawa Hyunsuk pulang ketika sesak napas saat itu. Hyunsuk juga tak mengerti kenapa Asahi tiba-tiba sesak napas dan gemetar. Keadaan Asahi pun semakin parah saat mereka hampir tiba di rumah, tubuhnya tiba-tiba menggigil dan berkeringat dingin. Sungguh, Hyunsuk sangat ketakutan melihat itu, ia hanya bisa panik dan mencari Sandara sesaat setelah sampai di rumah, untung saja Sandara segera membantunya dan menemani Asahi yang terus muntah di kamar mandi.

"Apa kalian sempat makan siang?" Sandara mulai membuka suara lagi.

"M-makan, tapi telat, aku minta maaf."

Sandara menghela napasnya dan mulai mengusap surai Asahi yang lembab karena keringat.

"Kalian setidaknya bisa membeli gimbab dulu dan makan di jalan kalau tidak sempat. Eomma tahu kau sulit untuk disuruh makan teratur, tapi jangan membawa adikmu juga. Asahi selalu makan sedikit, dia tidak bisa kalau harus telat makan juga."

Hyunsuk hanya mengangguk dengan gugup, ia merasa bersalah pada Asahi.

"Jangan seperti ini lagi, kau juga harus makan dengan benar, jangan sampai sakit."

Hyunsuk yang mendengar ucapan ibu tirinya itu mulai meremas bajunya sendiri, ia menatap Sandara yang masih belum usai mengusap Asahi.

Sungguh, wanita itu bahkan masih memikirkan dirinya setelah semua hal yang dilakukannya. Jihoon benar, Sandara akan selalu kembali memaafkan dan mengurusnya tak peduli seberapa buruk ia telah diperlakukan. Hyunsuk bisa banyak berprasangka yang tidak-tidak terhadap alasan perlakuan Sandara padanya itu, tapi entah kenapa kini Hyunsuk merasakan ketulusan dari ucapan Sandara.

"Hyunsuk, apa kau bisa menjaganya dulu malam ini? Belakangan Asahi sering terbangun di tengah malam karena mimpi buruk. Eomma tidak bisa kalau harus datang ke kamarnya terus, ayahmu akan terbangun."

Hyunsuk segera mengangguk menyetujui itu.

"Baiklah, kau jaga dia."

Sandara menyelipkan handwarmer ke dalam tangan Asahi dan merapatkan selimut yang membungkus tubuh anak itu. Ia mulai beranjak dari sana.

"Eomma."

Hyunsuk memanggil. Sandara pun menghentikan langkahnya setelah mendengar itu.

"T-terima kasih," ucap Hyunsuk, ia menunduk dengan gugup.

Sandara hanya menatap Hyunsuk sebentar dan tak menjawabnya, ia segera keluar dari sana.

***

Hari pembagian rapot dilakukan hari ini, para orang tua maupun wali datang ke sekolah untuk melihat hasil nilai anak-anak mereka. Beberapa siswa juga ikut hadir ke sekolah, entah untuk menemani orang tua ataupun sekedar bertemu dengan teman-teman mereka sebelum liburan singkat kembali datang, tak terkecuali dengan Yedam dan Yujin.

Kini mereka berdua tengah berjalan-jalan di sekitar sekolah sambil mengobrol. Sedari tadi Yedam tak henti-hentinya disapa setiap siswa yang berpapasan dengannya. Baik adik kelas maupun siswa satu angkatan, perempuan maupun laki-laki, mereka menyapa Yedam lebih dulu.

"Kau sangat populer, Yedam-ssi," ucap Yujin sambil menatap anak laki-laki di sampingnya.

"Memang."

Sloth Bear | Asahi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang