"Itu semua salah Hyung!"
Jeongwoo, anak laki-laki yang sedari tadi berjalan sambil menekuk wajahnya itu menatap Yedam dengan sinis.
"Apa menjadi jenius itu salahku? Jika suatu saat Appa memuji ketampananku itu juga salahku?" Yedam menatap balik adiknya.
Jeongwoo yang mendengar ucapan narsis kakaknya itu pun kini semakin memberikan tatapan sinis. "Kau benar-benar sepercaya diri itu?"
"Akui saja, aku memang yang paling tampan dari kita berlima. Jangan kaget jika nanti aku menerima banyak tawaran casting juga seperti Hyunsuk Hyung."
"Maksudmu casting film horror? Kau yang menjadi setannya?"
Asahi kini menahan tawa. Ia yang sedari tadi berjalan di belakang kakak beradik itu pun mulai tersenyum kecil. Pertengkaran mereka berdua menjadi hiburan tersendiri di tengah hari-harinya yang suram.
Asahi masih mencengkram lengannya yang terluka sedari tadi. Lengannya sudah tak lagi berdarah, tapi rasanya masih benar-benar sakit.
"Mulutmu!" Yedam menyentil mulut adiknya.
Jeongwoo pun membalas dengan memukul lengan sang kakak. "Makanya jangan sok tampan. Lagipula, apa orang jenius sepertimu tak bisa berhitung? Berlima? Kau melupakan orang di belakangmu?" Jeongwoo berkata sambil mengarahkan kepalanya pada Asahi yang berada di belakang mereka.
Oh, Asahi cukup tersentuh. Bahkan saudaranya yang paling semena-mena itu masih menganggapnya.
"Dia tak dihitung, Bodoh! Semua orang tahu dia paling tampan. YG Entertaiment akan menyesal jika tak segera merekrutnya sebagai trainee," ucap Yedam.
Asahi yang mendengar itu seketika tersedak liurnya sendiri. Ia yang sedari tadi jalan sambil menunduk pun mulai mendongak menatap tubuh orang di depannya.
"Apa lihat-lihat?!" bentak Jeongwoo tiba-tiba, matanya menatap tajam Asahi. Asahi yang dibentak pun lekas menggeleng cepat dan segera menunduk lagi.
Yedam menghentikan langkahnya begitu sampai di depan pintu kelas yang bertuliskan 9/1, sedangkan Jeongwoo lanjut berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai tiga. Asahi juga ingin lanjut berjalan menuju kelas, tetapi Yedam menahannya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Yedam.
Asahi menjawabnya dengan mengangguk. Tidak jujur tentu saja.
Yedam sering bertanya seperti itu padanya, tapi ia tahu itu cuma basa-basi. Ia mulai bosan mendengar basa-basi seperti itu.
"Aku akan menasehati Jeongwoo untuk bersikap lebih baik padamu," ucap Yedam. "Oh, dan ini, untukmu saja, aku kenyang." Yedam menyodorkan bekal sarapannya.
Dengan agak ragu, Asahi mengulurkan tangannya untuk menerima bekal itu.
"Apa aku boleh tanya?"
Asahi tak menjawab, ia hanya memandangi tempat makan Yedam yang kini berada di tangannya.
"Kudengar ada anak baru dari Daegu yang masuk ke kelas 8/2, itu kelasmu, kan?"
Asahi mengangguk.
"Temanku bilang dia cantik, apa Jaehyuk temanmu itu benar-benar berpacaran dengannya? Aku mendengar gosip kemarin."
Asahi kini menatap Yedam dengan bingung. Bukannya dua hari yang lalu Yedam sudah punya pacar baru? Urusan apa dia menanyai hubungan orang lain?
Asahi pun hanya menjawab Yedam dengan gelengan kecil.
"Yes!" ucap Yedam, anak itu mengepalkan tangannya dan tersenyum, seolah tengah memenangkan lotre.
"Baiklah, terima kasih informasinya. Aku masuk dulu," ucap Yedam singkat. Anak itu pun mulai masuk ke dalam kelas meninggalkan Asahi.
***
*Hyung: Kakak (Laki-Laki)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sloth Bear | Asahi [END]
Fanfic⚠️ Trigger Warning! Depictions of mental illnesses (PTSD, GAD, depression, etc), manipulation towards minor, guilt tripping, bullying, self-harm, suicide, abuse, and murder. 🍃 Cover by haloviu_ 🍃 All illustrations in this book are owned by avogado...