Jujur, Yeosang sudah terbiasa menyembunyikan rahasia tentang seksualitasnya kepada teman-teman se-asramanya. Tapi semakin lama ia berusaha untuk mencoba menyibukkan diri, ia malah semakin terpikirkan sesuatu. Apa mungkin dia sedang menyukai teman se-roomate-nya?!
Yeosang tidak mengakui itu. Tapi bagaimanapun dirinya memang tidak bisa di bohongi kalau itu berkaitan dengan hatinya. Yeosang biasanya overthinking itu selalu memikirkannya tiap ia melamun—setiap saat, karena Yeosang sangat sering melamun dan sendirian.
Bahkan akhir-akhir ini Yeosang selalu bermimpi di tengah malam kalau pria itu selalu mengecup pipinya. Walaupun hanya dengan mimpi itu, Jongho bisa menyalurkan rasa nyaman dan hangat pada dirinya. Ya, dia suka. Serasa mimpi berkelanjutan itu adalah sesuatu yang sangat ia butuhkan.
Yah, walaupun Yeosang pernah merasa patah hati dan juga minder untuk dekat dengan Jongho.
Itu karena Wooyoung pernah bertukar canda dengan mereka berdua dan mendadak menanyakan sesuatu yang sensitif bagi Yeosang. Seperti, "Yeosang, apa kamu menyukai seseorang?"
Yeosang menjawabnya dengan anggukan ragu. Karena itu Wooyoung jadi begitu penasaran dengan orang yang di maksud Yeosang, tapi Yeosang tidak akan memberitahunya karena takut Wooyoung akan membeberkannya.
Dan yang membuat Yeosang patah hati ketika Wooyoung melontarkan pertanyaan yang sama pada Jongho.
Dia menjawabnya dengan sedikit ragu juga.
Wooyoung histeris juga. "Benarkah? Seperti apa orang yang kamu sukai itu?"
Jongho tersenyum kecil. "Dia cantik."
Jawaban singkat dua kata itu membuat Yeosang langsung down. Dari situ Yeosang tahu kalau teman sekamarnya itu straight. Jadi Yeosang takut kalau Jongho tidak nyaman, kalau Jongho menyadari perasaan Yeosang padanya.
"Kak, aku pikir lebih baik kita tukar teman sekamar saja?" Usul pria berambut merah dengan gradasi hitam di akar rambut panjangnya. Namanya Jongho— teman sekamar Yeosang, atau mungkin tidak lagi karena barusan Jongho mengusulkan suatu saran yang membuat Yeosang sedikit terkejut.
Yeosang melirik ke arah Jongho dengan tatapan heran, oh ayolah Yeosang jadi berpikir bahwa Jongho tidak nyaman dengannya. Yeosang berbohong kalau ia tidak kecewa saat Jongho mengusulkan pendapatnya.
"Boleh. Tapi kenapa?"
Jongho menggaruk tengkuknya dengan raut wajah tidak yakin. "Hanya mau mencoba saja." Jongho menjawabnya sambil memalingkan wajahnya dari Yeosang. Yeosang peka, dia menggigit bibir bawahnya dengan rasa kecewanya.
"Oh-oh oke. Kalau begitu aku akan bicara dengan Yunho—"
Jongho menggeleng sambil tersenyum miris dan memotong perkataan Yeosang hanya dengan gerakan kepalanya itu. "Nanti aku tidur bareng Kak San. Kak Wooyoung yang gantiin aku," jelas Jongho sambil menggerakkan tangannya canggung.
Yeosang menunduk sambil tersenyum kecil. "Baiklah. Oke. Ya..." Yeosang bingung mau berkata apalagi. Padahal hanya bertukar teman sekamar tapi kenapa rasanya sangat kosong seolah tidak rela. Memang, perasaannya pada Jongho begitu nyata. Entahlah, tapi Yeosang merasa takut kalau sebenarnya Jongho menyadari tentang perasaannya itu.
Apa mungkin Jongho benar-benar tidak nyaman dengannya?
Tuh kan, Overthinking-nya Yeosang muncul lagi. Tapi Yeosang merasa sedikit yakin dengan pikirannya ini. Mendadak ganti teman sekamar itu terkesan kalau ia memang tidak nyaman bukan?
Pikiran Yeosang semakin menjadi-jadi. Menurutnya satu-satunya alasan Jongho berganti roommate adalah alasan yang ia pikirkan itu. Kalau dulu ia berspekulasi tanpa bukti, kini Yeosang jauh merasa yakin setelah melihat prilaku Jongho akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
JongSang Daily
FanfictionCollection of Oneshoot/ Drabble/ Short Story for JongSang • BxB (Boy x Boy) • Can switch! (Dom & Sub It's nOT too important for me^^) Lastly, Enjoy