Inception

390 30 0
                                    

Kringgg !!

Bunyi alarm itu menggema, cukup untuk membuat pria mullet berwarna pirang yang beberapa saat yang lalu tertidur lelap kini menutup kedua telinganya dengan tatapan jengkel. Langsung saja ia menekan alarm tersebut untuk menghentikan suara kematian yang menusuk ke telinganya. Setelahnya ia masih duduk bersama dengan tatapannya yang nampak sangat berat. Tidak merubah posisinya karena memang terlanjur dalam posisi yang sangat nyaman baginya.

"Uh, apa aku bolos saja?" Gumamnya sambil menatap lurus ke arah alarm yang dimana detik terus berjalan tanpa halangan. Pria dengan setengah kesadaran itu bernama Yeosang. Dia seorang pekerja paruh waktu yang selalu menghabiskan waktunya di rumahnya. Dirinya yang introvert dan pemalu cukup membuatnya betah berada di dalam rumah walaupun seharian, itupun kalau seandainya dia tidak bekerja.

Yeosang mengambil keputusan untuk mengambil kuliah dengan sistem full daring. Itu cukup membantunya dengan pekerjaan paruh waktu yang dipikulnya, walaupun ada saat-saat tertentu ia harus keluar jikalau ada hal penting dalam hal kuliahnya. Selain dari itu, hidup Yeosang sangat lempeng. Tidak ada yang menarik dari kehidupan sebatang kara bermarga Kang ini. Punya temanpun hanya seberapa. Sungguh ironis, tapi Yeosang sama sekali tidak merasa dirinya menyedihkan. Meskipun pernah beberapa kali terlintas dalam benaknya untuk bunuh diri karena terlalu muak dengan kehidupannya.

Jujur, itu bukan hanya terlintas. Dulu Yeosang pernah benar-benar melakukannya, mengambil langkah untuk naik atap apartemen dan berniat melangkahkan kakinya keluar  area pagar. Itu benar-benar satu peristiwa yang membuat Yeosang akhirnya bisa mengerti kalau hidupnya masih berarti.

Seandainya ia tak bertemu dengan orang itu, dia tidak akan berada di tempat ini lagi. Seandainya orang yang menarik tangannya itu dan membawanya ke dalam pelukannya tidak datang saat itu, Yeosang mungkin tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya mengagumi seseorang dan merasa kehilangan. Karena orang yang mendorongnya untuk tetap melanjutkan hidup, tidak lagi berada di jangkauannya.

Biasanya, setiap ia membuka matanya di waktu pagi pasti ada notif pesan yang selalu membuatnya bersemangat. Itu dari orang yang menyelamatkannya! Selalu ada kata-kata penyemangat dan sapaan yang membuat Yeosang langsung berbunga-bunga. Orang yang selalu menjadi teman curhatnya, orang yang membantunya menemukan pekerjaan dan melanjutkan pendidikannya, orang yang selalu menemukannya di saat dirinya kesulitan itu kini tidak lagi di sisinya seperti dahulu. Orang itu, mau tidak mau harus menempuh perjalanan jauh untuk melanjutkan studinya. Hingga mereka berdua kehilangan kontak selama 3 tahun.

Itu sebabnya, Yeosang memasang wajah masam setiap mendengar alarm karena tahu walaupun waktu terus berjalan, orang itu masih tetap tidak ada di sisinya lagi.

Drtttt

Ponsel Yeosang bergetar kala ia baru saja memejamkan matanya untuk kembali tidur. Yeosang menghela nafas dan mendesis kesal, dia kemudian meraih ponselnya yang tidak jauh darinya. Kemudian menatap layar ponselnya dengan mata berat. Alisnya tertaut, melihat notifikasi yang berasal dari salah satu karyawan di tempat kerjanya. Ia mendapatkan sebuah pesan agar dirinya segera datang, teman kerjanya itu membutuhkannya untuk menyelesaikan masalah yang temannya itu perbuat. Dengan helaan nafas panjang, akhirnya mau tidak mau Yeosang mengurungkan niatnya untuk bolos dari pekerjaannya.

Meregangkan tangannya kemudian langsung beranjak dari kasurnya. Setelah beberapa saat, ia bersiap untuk berangkat menuju cafe tempat ia bekerja paruh waktu.

Memanglah tidak jauh cafe itu, namun tetap membutuhkan waktu menuju ke sana. Agak tidak sabaran memang karena notifikasi pesan kembali datang padanya, pesan yang ini memang agak menakutkan karena kata teman karyawannya tadi bilang kalau bosnya datang.

"Kang Yeo-Sang!" Suara teriakan yang bergema cukup memekikkan telinga Yeosang.

Ah bangsat. Yeosang menggerutu dalam hatinya, tapi tetap menunduk sambil memejamkan matanya. Tahu gitu, Yeosang lanjutkan saja tidurnya tadi. Masih pagi sudah kena semprot oleh bosnya. Temannya yang bernama Wooyoung juga ikut kena semprot oleh pria berbadan besar dan kumis lebat alias bosnya itu.

JongSang DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang