"Jangan minum lagi, sialan!" Yeosang mengumpat dan berusaha mengambil gelas itu dari genggaman yang di umpatnya, namun gagal karena gelasnya di angkat setinggi mungkin. Yeosang Penat meladeni temannya yang tidak kunjung berhenti menggenggam gelas Soju. Dia masih saja menegak minum itu sampai merasakan pusing dan kepalanya yang mulai berdenyut.
Yeosang akhirnya mengambil botol saja sebagai pengalihan. Biar temannya itu berhenti sebelum benar-benar terkapar pingsan.
HUEKK! Jongho-teman minum Yeosang- bertingkah seperti ingin muntah, buru-buru Yeosang berdiri dan memukul leher Jongho gemas. Yeosang jadi ingin menyeret yang lebih muda untuk dibuangnya.
"Hei, sialan! Seharusnya aku tidak mengajakmu kesini!" Yeosang memekik frustasi. Menggaruk tengkuknya dengan rasa jengkel dan hampir saja melemparkan sebuah tendangan di kepala yang lebih muda.
Yeosang menyesali keputusannya mengajaknya minum. Dia seharusnya menyarankan untuk menonton film bersama saja. Toh, ada banyak cara untuk mengobati rasa patah hati. Contohnya, main PS bersama-sama. Tapi sayang, Yeosang malah mengajaknya minum-minum karena umur Jongho sudah memasuki usia legal. Yah bisa dibilang ini adalah, hari pertama Jongho meminum minuman keras.
Tapi mana ada orang yang masih sadar setelah meneguk empat botol Soju sendirian? Yeosang jadi tidak mood minum karena waktunya di habiskan untuk menghibur dan mengkhawatirkan temannya itu.
"Jongho ayo pulang, kamu udah-"
Brukk! Kepala Jongho jatuh tepat di depan meja. Suara gebrakan itu terdengar begitu nyaring dan pasti terasa sangat menyakitkan. Ouh, membayangkannya saja membuat Yeosang mengernyit.
Yeosang akhirnya berusaha membangunkan Jongho. Si lebih muda tidak bereaksi maupun merespon, jadi Yeosang dengan sangat terpaksa memapah Jongho untuk meninggalkan posisi mereka. Yeosang sudah membayar semuanya, dengan uang Jongho pastinya! Dengan bayaran segitu, Jongho pasti tidak akan keberatan. Anak tajir.
Tadinya Yeosang mau memesan taxi. Tapi ponselnya sudah kehabisan baterai dan ponsel Jongho di kunci karena alasan 'privasi' toh, dia mana bisa ngomong dengan orang yang mabuk seperti Jongho. Akhirnya Yeosang memapahnya dan berjalan melewati jalan trotoar di malam yang gelap.
"Goblok. Jangan muntah dulu! Tahann!" Yeosang meneriaki Jongho dengan was-was. Yah, suara muntahan kosong itu terdengar begitu nyaring dan berisik. Yeosang jadi ingin menyumpal mulut Jongho dengan kaos kakinya itu.
"Sigh! Sialan! Kurang ajar!" Jongho menggigau. Dia masih kesal dan marah. Alasan utama mengapa kini Jongho mabuk setengah mati. Yeosang ikut menggerutu, tidak mengomeli hal yang sama namun justru menggerutui orang yang di papahnya itu.
"Apa gunanya aku menghabiskan waktu berpacaran dengannya selama dua tahun?!" Tanya Jongho tidak percaya. Yeosang tidak menjawab racauan Jongho yang menurutnya tidak penting karena kalimat yang sama terus berulang sejak ia mulai meminum botol Soju pertamanya. Toh, Yeosang sudah paham dengan cerita Jongho.
Tentang melihat pacarnya yang selingkuh dengan mata kepalanya sendiri. Terdengar klasik dan Yeosang sebenarnya tidak begitu paham dengan urusan percintaan. Toh dia juga tidak pernah merasakan cinta. Jadi Yeosang menghibur Jongho dengan ucapan omong kosong yang bermakna dengan dalih 'hiburan'
Bugh! Jongho jatuh dan Yeosang ikutan jatuh dan menghimpit badan yang lebih muda. Yeosang kesal. Jongho udah pingsan.
"Bajingan! Bangun cepat!" Yeosang menepuk pipi Jongho dengan pelan namun lama-kelamaan makin keras juga. Jongho hanya merespon dengan kata 'hm' saja. Bodo amat, tiduran di trotoar rasanya sangat nyaman. Sepertinya itu yang di rasakan Jongho kali ini.
Tapi Yeosang yang memekik dan ribut membuat Jongho makin lama makin sadar. Dia perlahan membuka matanya dan menatap pria yang menatapnya dengan tatapan bengis dan jengkel.
"Bangun juga rupanya, sialan!"
"Yeo..." Jongho menyeru pelan. Lembut sampai yang mendengar membalasnya hanya dengan alis yang terangkat.
"Kamu cantik."
Yeosang mengangguk menyetujui ucapan itu. Diakan orangnya agak narsis dan mencintai dirinya sendiri, jadi pujian-pujian yang sering ia dengar adalah sebuah bukti bahwa dirinya begitu indah.
"Kenapa aku baru sadar?"
Yeosang mengernyit. "Kamu belum sadar bego. Ayo bangun sialan! Untung saja sekarang sepi."
"Bukan. Aku baru sadar kalau ada orang semenarik kamu."
Yeosang tersenyum bangga. "Kamu bego ya? Aku memang menarik dan mempesona. Kamu baru menyadarinya sekarang?!"
"Huh, menyebalkan. Biarkan aku tidur."
"Heh sialan! Ayo bangun. Aku benar-benar ingin membunuhmu! Cepat bangun, bajingan!"
"Aku akan bangun kalau kamu biarin aku menciummu."
Yeosang mengernyit, geli dengan permintaan Jongho. Tanpa pikir panjang Yeosang mengangguk saja dan menggoyangkan bahu Jongho.
"Iya-iya. Sini. Cepet!"
Cupp! Yeosang mencium bibir Jongho dengan cepat dan kemudian menatap temannya itu dengan datar. "Udah, cepetan bangun."
Jongho menghela nafas dan kemudian bangun dari posisi tidurnya. Jongho kembali menatap bibir merah Yeosang dan menelan salivanya sambil menyembunyikan obsesinya pada benda kenyal itu. Dia ingin sekali merasakannya dengan benar, bukan hanya sekedar kecupan. Dia ingin mendominasi teman kesayangannya itu dan mengungkung tubuh kecil temannya itu.
Tapi sadarlah Jongho! Itu temanmu!
Tapi kenapa Yeosang begitu santai menciumnya tanpa pikir panjang. Dia bahkan tidak terlihat begitu peduli setelah mengecupnya dengan lembut walaupun dengan waktu yang begitu singkat.
"Yeo, aku mau menginap di rumahmu. Mau kan?"
"Terserah saja, yang penting jangan tidur disini!"
"Makasih Yeoo~"
"Ngomong-ngomong Yeo," lanjut Jongho dengan pelan.
"Huh?""Kamu mau gak jadi, Friend with benefit-ku?"
"Untungnya?"
"Aku bakalan bayar kamu."
Yeosang menghela nafas. Dia memutar matanya dengan perasaan jengah. Yeosang menarik nafas lama dan tersenyum kecil. "Aku ngerasa jadi pelacur lho."
"Enggak, kamu itu teman aku." Jongho terkekeh kecil. Menyanggah pikiran Yeosang yang sebenarnya tidak salah.
"Oke-oke baiklah." Toh, Yeosang tidak terlalu peduli kalau Jongho mau menciumnya atau menyentuhnya. Dia tidak punya perasaan apapun. Hidup itu simple dan Yeosang adalah tipe orang yang santai. Jadi penawaran itu terdengar sangat mudah bagi Yeosang dan tentunya dia mendapatkan dua hal. Satu uang, dan dua kenikmatan.
"Ya sudah. Cepat kita pulang. Dan juga, buka ponselmu brengsek! Kamu menguncinya karena itu aku tidak bisa memesan taksi!
•••
Kangen JongSang🥺🥺...
KAMU SEDANG MEMBACA
JongSang Daily
FanfictionCollection of Oneshoot/ Drabble/ Short Story for JongSang • BxB (Boy x Boy) • Can switch! (Dom & Sub It's nOT too important for me^^) Lastly, Enjoy