Jongho membolak-balik lembaran buku yang ia tatap serius. Jari jemarinya memainkan polpen dan sesekali menggigit ujung polpen itu saat otaknya mengalami kebuntuan. Dia merenungkan dan memaksakan dirinya untuk menjawab soal yang begitu asing di pikirannya.
"Heh, ini jawabannya apa lagi..." Dahi dan hidungnya mengernyit, kesal karena sedari tadi tidak ada kata yang terpikir sama sekali.
Pria itu sedang menjawab soal teka-teki silang untuk menghilangkan rasa bosannya. Bukannya rasa bosan yang hilang malah di tambah jengkel dan jengah karena ternyata soalnya cukup menguras otak juga.
Padahal bukan ujian tapi kenapa dia merasa begitu serius untuk menjawab soal-soal aneh ini.
"Jongho-ssi!"
Suara itu terdengar begitu nyaring, memanggil pria yang masih sibuk dalam permainan kertas itu. Kemudian akhirnya menoleh ke arah sumber suara sambil menaruh polpen di belakang daun telinganya.
"Oh, kamu bisa membantuku?" Tanyanya dengan antusias membuat sang lawan bicara mendengus saja.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Ini..." Ia memperlihatkan kertas tipis dan kemudian kembali menatap kotak-kotak yang belum tertulis dengan tatapan dalam.
Jongho mencoba mencocokkan huruf-huruf yang berkesinambungan. Tapi salah, jawaban yang selanjutnya tidak di mulai dengan huruf ini. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia frustasi.
"Sinonimnya ini menurutmu apa?" Tanya Jongho dan kemudian membacakan soal yang tertera di kertas tipis itu.
Yeosang itu pintar. Dia jadi mudah untuk menjawab semua soal yang di lontarkan padanya. Membuat orang yang sedari tadi mencoba memecahkan soal itu langsung membulatkan matanya.
"Kamu sangat pintar, Kak." Jongho memuji kakak kelasnya itu sambil bertepuk tangan.
Yeosang berdecak dan tersenyum (bangga)
"Siapapun tahu aku pintar."
Jongho tidak menanggapi Yeosang yang memuji dirinya sendiri. Ia sudah lelah berkutat dengan kertas teka teki itu. Kemudian beralih ke atas ranjang dan mengambil remot tv kemudian menekan tombol merah untuk menyalakan benda kotak berantena itu.
"Uh, berita yang sama. Kenapa orang-orang ini begitu berusaha mencarinya?!" Gerutu Jongho dan kemudian mengganti ke saluran tv.
"Hei Kak. Hari ini terasa agak membosankan," curhat Jongho sambil merentangkan tubuhnya dengan santai. Meregangkan sendi-sendinya yang terasa sangat kaku.
"Memang membosankan. Aku sendirian terus disini..."
"Haruskah aku mencari teman untukmu, kak?" Tawar Jongho dengan senyuman kecilnya.
"Enggak perlu."
Jongho mendengus mendengar penolakan Yeosang yang tepat tanpa basa-basi. Jongho kan niatnya baik.
"Ngomong-ngomong kak. Tolong bilang cinta ke aku dong... Aku gak pernah dengar kata itu sekalipun."
Yeosang berdecak mendengar Jongho yang terdengar memelas. Dia mana mau mengucapkan kata sakral itu untuk pria macam Jongho.
"Aku tidak pernah mencintaimu. Jangan harap."
"Kak. Aku begitu berusaha untuk membuktikan cintaku, tapi kenapa kakak gak pernah membalasnya? Aku sedih."
"Jangan berbicara omong kosong."
Yeosang jengah mendengar Jongho yang terus berucap tentang kata hatinya. Dia tahu kalau adik kelasnya itu sangat menyukainya dan mencintainya. Tapi tentu saja Yeosang berbeda perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JongSang Daily
FanfictionCollection of Oneshoot/ Drabble/ Short Story for JongSang • BxB (Boy x Boy) • Can switch! (Dom & Sub It's nOT too important for me^^) Lastly, Enjoy