Ada dua hal yang harus aku hindari di sekolah ini. Pertama, berurusan dengan guru BK yang gemar memberi poin pinalti. Yang kedua, menemui si kakak kelas gila yang setiap hari mengganggu kehidupan sekolahku. Kata mengganggu bisa terpikirkan banyak hal bukan? Tapi serius. Ini lebih dari sekedar mengganggu, karena kakak kelas itu lebih dari seorang penguntit aneh. Bukan, dia psikopat! Itulah julukan yang ku labeli padanya karena mengingat kejadian yang disebabkan oleh ulahnya.
Namanya Kang Yeosang. Orang-orang mungkin berpikir bahwa dia adalah orang yang pemalu dan juga tidak banyak bicara. Omong kosong! Setiap hari dia meneleponku dengan nomor-nomor yang berbeda karena setiap panggilan aku langsung memblokir nomornya. Aku sudah mengganti beberapa kali nomor kartuku. Tapi percuma, karena pada akhirnya dia tetap mengirimkan ku pesan selamat malam. Seperti;
Kamu mengganti nomor ponselmu?
Tolong jangan blokir aku lagi...
Kamu sudah tidur??
Gila! Dia benar-benar tidak waras. Memang benar istilah jangan menilai dari covernya, karena kakak kelas itu tidak selembut dan sepolos kelihatannya. Aku tidak mengerti, apakah dengan mengabaikannya bisa membuat orang itu berhenti untuk mengusikku? Tapi tidak berhasil, aku terus mengabaikannya. Memperlihatkan ekspresi jengkel ku padanya, namun yang terjadi malah kebalikan dari ekspektasi ku. Aku malah sering menemukan surat di antara lembaran buku-buku milikku.
Ah aku lupa menceritakan sesuatu yang merupakan alasan utama kenapa aku menyebutnya, psikopat gila. Dia itu suka sekali mengirimkan ku bangkai binatang yang dibungkus dalam kotak yang di tutup rapi. Kadang dia juga mengirimkan sebuah pisau patah atau cairan merah yang kurasa adalah darah sapi yang di jual bebas. Aku tidak tahu alasannya mengirim hal tidak wajar itu kerumahku, yang kutahu hobinya itu bukanlah sesuatu yang normal bagiku.
Kalau dibilang apakah aku takut, tentu saja aku takut! Bayangkan saja dikirimkan hal-hal aneh. Di spam chat dan surat-surat yang berisi tulisan tidak jelas, hanya ada coretan pulpen tinta merah di sana. Tapi menurutku kalau aku ketakutan mungkin dia malah semakin gencar untuk mengusikku. Aku hanya perlu berpura-pura tegar agar responku tidak sesuai dengan ekspektasinya, mungkin saja dia bosan menggangguku.
Ya! Akan ku buat kakak kelas itu merasa jengah denganku dan berpikir bahwa aku tidak semenarik itu untuk diusik.
"Jongho, kamu sebegitu sukanya dengan kopi pahit itu?"
Kakak kelas itu tiba-tiba saja datang dan duduk berhadapan denganku. Dia menopang dagunya sambil tersenyum lebar kearah ku, seakan kami benar-benar terlihat begitu dekat. Ucapan ku tentang menghindarinya, lupakan saja. Itu hanya sebuah usaha yang sia-sia.
Dan yah, aku tidak menjawab, aku malah berdiri dari posisi dudukku namun tanganku ditarik untuk menahanku di posisi sekarang. "Bukankah tidak sopan kalau kamu pergi di saat ada orang yang mengajakmu berbicara, hm?"
Aku meneguk ludahku kasar. Kak Yeosang mode seperti ini membuatku sedikit takut, saat ekspresinya mulai datar dan serius itu adalah hal yang cukup membuatku merinding. Bahkan kata hm dari Kak Yeosang terdengar saat mengintimidasi. Tentu saja aku tidak berani lancang di depannya atau kelar sudah hidupku.
"Aku mau ke perpustakaan," dalih ku dengan suara yang agak gugup. Aku ngeles, tentu saja aku tidak ada niatan untuk ke perpustakaan. Aku saja tidak terlalu suka membaca.
"Boleh aku ikut?"
Duh, bagaimana cara menghindari orang ini? Tapi akan merepotkan kalau aku menolak permintaannya mengingat dia adalah kakak kelasku. Kamu tahu kan kalau kakak kelas biasanya memakai sistem senioritasnya untuk melabrak adik kelas yang polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
JongSang Daily
FanfictionCollection of Oneshoot/ Drabble/ Short Story for JongSang • BxB (Boy x Boy) • Can switch! (Dom & Sub It's nOT too important for me^^) Lastly, Enjoy