Jongho itu sangat ceria. Itu yang kupikirkan saat pertama kali bertemu dengannya, sampai aku menjadi sahabatnya. Tapi sayang, aku dan dia kadang-kadang tidak sefrekuensi sehingga ketika ia terlalu aktif aku malah menjadi orang pasif yang selalu menghabiskan waktu ke dalam mimpi dengan perantara tidur di siang hari.
Saat itu, Jongho memulai sebuah topik denganku. "Kak Yeo, aku melihatmu kemarin lusa." Jongho berucap dengan mata berbinar. Kami memang sekelas, tapi karena Jongho yang masuk lebih cepat membuatnya terbiasa memanggilku dengan sebutan kak. Padahal aku menyarankannya untuk menyebut namaku saja, tapi Jongho tetap saja memanggilku seperti itu.
Ah, kembali ke topik tadi. Aku sedikit mengernyit, memangnya kenapa dengan hari lusa? Aku menelusuri pikiranku mengingat kegiatanku saat itu agar obrolan kami menyambung.
"Itu lho, Kak Yeo kemarin berenang bareng ekskul renang." Jongho memujiku sembari mengingatkanku tentang kegiatanku yang ia maksud. Sebenarnya saat itu aku hanya bosan dan menggantikan temanku latihan. Aku tidak tahu kalau Jongho sempat melihatku saat itu.
"Terus?"
"Kak Yeo terlihat hebat!"
Aku tertawa renyah. Dibilang hebat juga sebenarnya tidak terlalu karena aku kurang minat dalam olahraga ini, bukan berarti aku pemula karena aku cukup pandai untuk melakukannya.
Kemudian Jongho memintaku untuk mengajarinya cara berenang. Jongho memang tidak pandai berenang, aku pernah melihatnya hampir tenggelam di kolam renang sekolah saat sedang melakukan praktik olahraga. Untung saja langsung dibantu, kalau tidak bisa-bisa bahaya.
Jadi aku mengiyakan apapun yang dikatakan Jongho. Walaupun sebenarnya kata iya pada ucapan ku sama sekali tidak berarti. Aku sering mengabaikan janjiku untuk mengajarinya. Sudah kukatakan kalau aku kurang minat dalam kegiatan itu karena aku tidak terlalu suka bergelut dengan air. Aku seperti manusia pasif, tidak terlalu suka banyak gerak. Juga aku kurang pandai dalam mengajari seseorang. Model orang sepertiku memang sukar untuk menjelaskan sesuatu.
Karena itu aku tidak pernah kesampaian untuk mengajarinya. Walaupun Jongho sampai datang ke rumahku untuk mengajakku berjalan-jalan. Tapi aku beralasan dengan tidak enak badan. Jongho memakluminya karena dia bukan orang yang pemaksa. Alih-alih pergi, dia malah mengerjakan tugasku. Aku sedikit bersalah padanya.
"Kenapa tidak ikut ekskul renang saja?"
Jongho mengejapkan matanya berulang kali. Kemudian tertawa renyah seraya berucap, "Aku sudah mengambil dua ekskul kak. Kan tidak boleh menambah ekskul lagi." Aku jadi ingat kalau maksimal ekskul yang diperbolehkan hanya dia saja. Sedangkan Jongho ikut futsal dan juga paduan suara. Aku meringis sambil menyalahkan Jongho yang mengambil slot ekskul yang terbatas terlalu cepat.
"Oh ya. Kak Yeo gak ikut ekskul sama sekali, kan?"
Aku mengangguk. "Memang kenapa?"
"Tidak ada. Hanya saja, aku sarankan agar Kak Yeo sedikit lebih produktif. Kasihan kulit kakak jarang kena sinar matahari."
Ah. Janjiku yang terbengkalai. Aku tidak pernah menepati janji mengenai mengajari untuk berenang bersama. Padahal dia sudah membeli voucher ke kolam renang, tapi aku menolaknya dan menyuruhnya pergi dengan orang lain. Aku sedikit merasa bersalah, tapi rasa malasku memang membuatku tidak ingin beranjak dari kasurku yang empuk.
Aku tidak tahu sampai kapan aku akan terus-menerus seperti ini.
Sampai aku pergi sekolah lebih lambat dari biasanya. Sudah dipastikan kalau aku akan terlambat, karena jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Untung saja akhir-akhir ini satpam penjaga sekolah sering tidak datang yang katanya ada masalah internal. Berharap kalau tidak ada guru atau satpam pengganti yang mengawasi pintu gerbang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JongSang Daily
FanfictionCollection of Oneshoot/ Drabble/ Short Story for JongSang • BxB (Boy x Boy) • Can switch! (Dom & Sub It's nOT too important for me^^) Lastly, Enjoy