Yeosang menengadahkan kepalanya sambil menatap sinis kearah langit dengan senyuman menantang. Berdiri di trotoar perempatan jalan bersama puluhan orang yang berlalu lalang dengan berjalan kaki. Adakalanya Yeosang merasa tidak percaya pada langit yang hanya mengawasinya dengan nasib buruk yang melekat padanya. Langit yang awalnya cerah berubah menjadi mendung hanya dengan waktu yang singkat.
Tik ... Suara gerimis terdengar ketika rintikan air menyentuh tanah kering. Suara itulah yang memulai riuh akan langkah kaki buru-buru menghindari rintikan hujan yang makin deras. Yah, Yeosang bukan salah satu orang yang berlarian. Dia hanya diam, masih menatap langit dengan tatapan yang tajam. Membiarkan air hujan menimpa wajahnya. Mungkin Yeosang akan menjadi perhatian orang-orang yang berlalu lalang karena eksistensinya yang terlihat mencolok di tengah hujan yang makin deras.
Yeosang mengernyit, pandangannya ke langit perlahan tertutupi oleh benda kain berwarna hitam pekat yang melindunginya dari tetesan air langit. Payung ya ... Benda itu benar-benar menjadi tempat teduh yang sederhana yang untuknya.
"Kamu mau sakit?" Serunya dengan nada bertanya yang langsung membuat Yeosang membalikkan badannya untuk menoleh ke arah sumber suara. Yeosang menggeleng, menatap lurus ke arah pemilik payung yang masih senantiasa memayungi pria bermarga Kang itu.
"Ikut aku, kamu benar-benar akan basah kuyup kalau terus berdiam diri di sini."
"Aku ... " Yeosang menunduk sambil meneruskan kata-katanya yang masih tertahankan. Masih ragu untuk menjawab sebagai respon untuk orang di depannya itu.
Namun uluran tangan itu membuat Yeosang mengerjapkan matanya, menatap lurus ke arah uluran itu. "Jangan banyak berpikir. Ayo segera pergi." Daripada menunggu Yeosang yang tidak kunjung meraih tangannya, ia langsung meraih tangan Yeosang dan menggenggamnya erat. Menuntun Yeosang masuk ke dalam lingkupan payung hitamnya dan berjalan tanpa memandang raut wajah bingung dari seorang Kang Yeosang.
Dalam perjalanan, Yeosang ingin sekali bertanya pada orang yang terus menarik tangannya ini ... Sebenarnya dirinya ini mau dibawa kemana? Namun Yeosang enggan mengeluarkan sepatah kata dan lebih memilih bungkam sambil memperhatikan punggung belakang pemilik payung hitam pekat ini.
"Humm ...." Yeosang menggerutu saat Jongho menggosok rambut kepala Yeosang yang basah dengan handuk kecil. Yeosang hanya terdiam, walaupun wajahnya terlihat tertekan sekali. Terlihat jelas dengan wajahnya yang datar dan mulut yang jengkel.
"Ah ... Jongho, kenapa membawaku kesini?" Tanya Yeosang yang menghela nafasnya dengan wajah datarnya.
Yeosang memperhatikan ke mana mereka pergi. Mereka berdua sekarang berada di sebuah toko pakaian yang ternama. Seorang pramuniaga itu datang menghampiri mereka, menyapa dan menawarkan untuk membantu memilih barang. Yah, handuknya dari Pramuniaga yang sama.
"Kamu sudah basah kuyup, Yeosang." Jongho, pria itu menunjuk Yeosang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya setelah memperhatikan pria itu dari atas sampai bawah. Benar-benar sudah basah kuyup. "Pilih baju yang kamu inginkan, kemudian ganti bajumu di ruang ganti."
"Aku tidak bawa uang."
"Aku yang membawamu ke sini, aku yang akan membayarnya." Mendengar jawaban itu, Yeosang menggaruk tengkuknya dengan wajah tidak enak.
"Tidak perlu, aku—–" ...
"Sssttt ..." Jongho berdesis sambil menempelkan telunjuknya di bibirnya dan kemudian menunjuk pramuniaga tadi dengan dagunya agar mengerti dengan isyaratnya untuk membawa Yeosang mencari pakaian yang diinginkannya. Pramuniaga itu kemudian menuntun Yeosang, membuat pria bermarga Kang itu menurut saja daripada beradu mulut yang bisa membuang waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JongSang Daily
Fiksi PenggemarCollection of Oneshoot/ Drabble/ Short Story for JongSang • BxB (Boy x Boy) • Can switch! (Dom & Sub It's nOT too important for me^^) Lastly, Enjoy