👣👣👣
Ruwi sedikit melirik ke sisi kanan, lalu tersenyum lebar saat mendapati sesosok bayangan pria bertopi tengah mengikuti perjalanannya menuju halte bus. Ruwi yakin orang itu adalah Mr. R. Karena suatu alasan, Ruwi merasa senang dengan keberadaan Mr. R di belakangnya.
Ruwi berbalik dengan cepat untuk menangkap basah 'stalker' itu.
"Ada apa?" tanya Mr. R sedikit terkejut ketika mendapati Ruwi tiba-tiba berhenti dan menatapnya.
"Kenapa kak R ngikutin aku dari belakang?" tanya Ruwi balik.
Dengan kebingungan, Mr. R menjawab, "aku mau anterin kamu kuliah. Bukankah urutan kedua wish list kamu adalah 'mengantar-jemput kamu sekolah'?"
Ruwi mendesah panjang. "Kalau kak R mau anterin aku kuliah, kenapa harus ngikutin dari belakang?"
Pria bertubuh semampai itu hanya tersenyum canggung. "Kamu lupa kalau aku ini stalker? Seorang salker harus berada di belakang 'kan?"
"Iya, sih, tapi..." Ruwi berhenti sejenak untuk mengambil napas.
Tentu saja Ruwi belum melupakan fakta itu. Mr. R masih menjadi sosok yang pendiam dan misterius. Sikapnya yang seperti itu membuat Ruwi sulit melupakan identitas stalker yang sudah melekat dalam diri Mr. R.
"Khusus kak R, stalker harus berjalan di samping, gak boleh ngikutin dari belakang," putus Ruwi kemudian.
Ucapannya itu sukses membuat Mr. R mengerutkan dahi. "Yang namanya stalker itu harusnya di belakang. Lagian udah jadi kebiasaan aku ngikutin kamu diam-diam. Jadi, sekarang lanjutin aja jalannya, aku akan tetap di belakangmu."
"Jadi, niat kak R itu mau nganterin aku ke kampus atau jadi stalker?" Pertanyaan Ruwi itu membuat Mr. R terdiam selama beberapa detik.
Gadis itu tampak memanyunkan bibirnya samar. "Yaudah, kalau mau jadi stalker juga gak pa-pa. Kak R tetap di belakang aja."
Selalu begitu, ketika berada di dekat Mr. R ataupun David, Ruwi lebih sering menunjukkan sikap seperti anak kecil yang manja. Cara merajuknya yang seperti itu justru membuat Mr. R ingin tertawa.
"Oke, oke, aku gak akan ngikutin dari belakang lagi," putus Mr. R yang membuat raut kesal Ruwi sedikit hilang.
Tanpa diduga, Ruwi melangkah lebih dekat agar tangannya dapat menjangkau lengan Mr. R yang berbalut jaket hitam itu.
"Mulai sekarang jangan menganggap diri kak R itu stalker lagi. Kak R bisa berada di sisiku kalau ingin menjagaku. Meski sulit, tapi aku ingin kak R bersikap layaknya seorang kakak untukku," ucapnya sembari mengelus lengan kekar Mr. R.
Ruwi tak menyangka bahwa suasana berubah menjadi canggung karena ucapannya. Segera ia menarik tangannya. "Intinya, kak R udah aku anggap seperti saudara sendiri. Jadi, jangan bersikap seperti seorang penguntit. Mengerti?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER - Beside Me [REVISI] ✔
AléatoireBagaimana jika setiap aktivitasmu diawasi oleh seseorang yang tak dikenal? Hidup Ruwi menjadi lebih tidak tenang setelah pria misterius selalu mengikutinya. Namun, STALKER yang selalu mengawasi Ruwi ini berbeda. Apa yang membedakannya dengan stalker...