WARNING!
PENCET VOTE DULU WOI!Ingredients:
Part ini 80% mengandung narasi (istilah halusnya bacotan author)
15% mengandung foto-foto
5% mengandung dialog
.
.
Happy Reading~👣👣👣
Sepanjang jalan kenangan, kita saling bergandeng tangan~
Sepanjang jalan kenangan, kau peluk diriku mesra~
Hujan yang rintik-rintik...Di dalam ruangan dengan cahaya minim, sayup-sayup terdengar lagu Sepanjang Jalan Kenangan dari radio yang terletak di atas nakas. Di sebelahnya, seorang pria berdiri menghadap jendela seraya mengamati fenomena hujan yang membasahi bumi. Pria itu mengeluarkan siulan kecil, juga entakan kaki pelan saat mengikuti melodi lagu yang terputar.
Lampu jalan yang terang benderang mampu membagi cahayanya untuk ruangan gelap itu dengan menerobos masuk ke jendela yang tidak terhalang tirai. Pria itu pun berbalik membelakangi jendela. Alhasil, hanya terlihat siluet sempurna dari tubuhnya saat berjalan menuju tempat tidur. Dia meraih sebuah map dokumen yang tergeletak di samping, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam kertas coklat itu.
Sepasang mata miliknya berpusat pada setumpuk foto cetak yang kini sudah dalam genggaman. Dengan pencahayaan minim, dia menatap satu per satu foto-foto itu dengan tempo lambat.
Foto pertama, punggung seorang wanita yang sedang berjalan di trotoar.
Foto kedua, seorang wanita terlihat berdiri di halte bus.
Foto ketiga, wanita yang sama terlihat sedang membaca buku saat berada di dalam bus.
Foto keempat, wanita dengan wajah serius tengah bekerja menjadi waitress di sebuah kafe.Jika diperhatikan seksama, objek utama dalam beberapa foto cetak itu adalah Ruwi. Tidak hanya empat foto, tapi lebih dari itu, dan bisa dikatakan mencapai angka 20 lebih. Setiap aktivitas yang dilakukan Ruwi dari pagi hingga malam, semua momen itu tercetak dalam bentuk foto.
Dia berhenti melihat-lihat saat mendengar alarm dari ponselnya berbunyi. Sebenarnya masih banyak lagi foto yang ingin dia lihat dan dipilah. Namun, alarm itu sudah mengingatkan dia untuk segera pergi melakukan aktivitas seperti biasa. Mengikuti Ruwi pulang dari tempat kerja.
Foto-foto dalam genggaman pun dia kembalikan ke dalam map dokumen. Pria itu beranjak dari tempatnya, segera memakai jaket hitam serta topi yang biasa ia kenakan, lalu menyambar dua buah payung sebelum akhirnya keluar dari kamar itu.
👣👣👣
Pukul delapan malam tepat, pria yang menamai dirinya Mr. R itu sudah sampai di tempat tujuan. Ia melangkah masuk ke sebuah kafe berdinding kaca dan bergaya minimalis. Begitu pintu kafe dibuka, dia langsung disambut oleh suara lembut milik seseorang yang ada di dalam.
"Selamat datang di kafe Vun!"
Seperti yang diharapkan, seorang waitress kafe yang memakai name tag 'Ruwi' terlihat berjalan menghampiri. "Ingin pesan apa, Kak?"
Mr. R melihat-lihat sebentar di buku menu, lalu menetapkan pilihannya, "satu coffee latte," jawabnya tanpa melihat kearah Ruwi.
Ruwi yang mendengarnya langsung menulis pesanan itu di note yang dia pegang. Karena terlalu penasaran dengan wajah pelanggannya, Ruwi menyempatkan diri untuk melirik sekilas tapi pandangannya harus terhalang oleh topi yang dikenakan pria itu.
Secangkir latte hangat telah Mr. R habiskan dalam 15 menit. Selama itu juga ia berhasil mendapatkan keinginannya. Memandangi Ruwi dari jarak dekat. Ada satu hal yang ia dapatkan saat memperhatikan gadis itu diam-diam. Karena tak ingin melupakan satu hal itu, ia memutuskan akan mencatatnya di buku kecil yang dia simpan di saku jaket.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER - Beside Me [REVISI] ✔
De TodoBagaimana jika setiap aktivitasmu diawasi oleh seseorang yang tak dikenal? Hidup Ruwi menjadi lebih tidak tenang setelah pria misterius selalu mengikutinya. Namun, STALKER yang selalu mengawasi Ruwi ini berbeda. Apa yang membedakannya dengan stalker...