11 - Kecurigaan

2.5K 417 246
                                    

Klik bintang sebelum membaca.
Vote yang kalian berikan sangat berharga bagi penulis. Terima kasih 😘

______________________________

👣👣👣

#Flashback On#

Vano menatap Ruwi lekat-lekat ketika perempuan itu sibuk membersihkan meja kafe. Cahaya sore yang terlihat dari balik dinding kaca dengan indah membentuk siluet wajah gadis itu.

Tak ingin melewatkan kesempatan, Vano langsung mengambil ponselnya untuk memotret wajah Ruwi secara diam-diam. Dipotret dari sudut manapun, perempuan itu tetap terlihat cantik dimata Vano.

Vano benar-benar jatuh dalam pesona Ruwi. Ia tak bisa mengendalikan kedua sudut bibirnya yang terus terangkat. Matanya tak pernah bosan memandangi setiap gerak-gerik gadis itu, memandangnya penuh arti.

#Flashback Off#

👣👣👣

Selasa, 07.00

Perasaan cemas dan takut kembali menghampiri saat Ruwi berjalan seorang diri untuk berangkat kuliah. Meski matahari sudah menampakkan diri, Ruwi masih saja takut jika sewaktu-waktu 'orang itu' muncul. Kejadian malam itu benar-benar mempengaruhi mentalnya.

Sesampainya di trotoar, Ruwi sedikit lega karena banyak pejalan kaki yang berlalu-lalang. Skenario terburuk, jika ada ancaman dari orang misterius, ia akan berteriak minta tolong dan semua pengguna jalan akan menolongnya. Tidak seperti kemarin malam. Hanya Zaidan yang menolongnya. Kenapa harus Zaidan?

Ah, tidak. Aku bersyukur Zaidan datang di waktu yang tepat dan langsung menolongku. Jika saja tidak ada dia, mungkin sekarang aku sudah... Ruwi menggeleng berusaha menyingkirkan pikiran itu.

Tuk...tuk...tuk...
Pendengaran Ruwi mulai menangkap suara itu. Suara sepatu yang mengetuk trotoar itu semakin melambat bersamaan saat Ruwi memperlambat langkahnya. Dan, saat ia berhenti, suara langkah itu tidak terdengar lagi. Apa dia juga berhenti?

Ruwi berdiri di tengah trotoar hingga membuat beberapa orang yang lewat berusaha menghindar. Kedua mata cewek itu sibuk memeriksa bayangan yang jatuh ke tanah. Hanya ada satu bayangan di sisi kanan yang diam di tempat. Apa dia?

Ruwi menyembunyikan ketakutannya dengan cara mengepalkan tangan kuat-kuat, hingga buku-buku tangannya memerah. Ia menoleh, dan...

Bukkk... Seorang pria menyenggol bahu kanannya. "Maaf," ucap orang itu.

Ruwi tak mempedulikannya. Matanya hanya fokus pada seorang pria yang berdiri di pinggir trotoar. Ruwi tidak bisa melihat wajahnya karena pria itu berdiri membelakanginya. Tak lama, seorang wanita menghampiri pria itu dan langsung memeluknya mesra.

"Sayang, maaf ya, lama." Kata wanita itu.

"Gak papa, yang penting alis kamu gak tebal sebelah."

"Ihhh, jahadt." Wanita itu memukul lengan pria itu dengan manja.

Ruwi menutup mata sejenak. Ada perasaan lega yang hinggap di hatinya begitu mengetahui kalau pria itu bukanlah orang misterius yang dimaksud.

"Tenang, Ruwi. Jangan mikir yang aneh-aneh. Yakinlah, orang itu gak akan mengikutimu lagi karena kamu udah memberinya ancaman." Ruwi mencoba membangun kembali keberanian yang hampir runtuh.

.
.
.

Bukkk...
"Maaf." Ucapnya saat dengan sadar menyenggol bahu gadis itu. Pria yang memakai masker berwarna hitam polos itu mencuri pandang saat Ruwi mengacuhkan permintaan maafnya. Ia kembali menunduk dan meneruskan jalannya.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang