36 - Kepingan Rahasia

1.1K 155 187
                                    

Aku tau aku telat update. Terus kenapa?! Suka suka saia bweee!

Capek mikir ide, alur, dan tenaga buat ngetik, Tau gak?! Jadi dimohon untuk vote dan komen yak kawan-kawanku ^^

.

👣👣👣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👣👣👣

Mr. R mencoba menghentikan darah yang keluar dari perutnya dengan cara menekan kuat-kuat bagian luka menggunakan tangan kanan. Rasa sakit yang dia rasakan membuatnya kesulitan bergerak. Sudah terlambat bagi Mr. R untuk melarikan diri saat Ruwi secara perlahan mendekatinya. Wajahnya sekarang sudah terekspos sehingga mau tidak mau dia harus menghadapi gadis itu.

"Ruwi, kamu gak pa-pa 'kan? Apa orang itu menyakitimu?" tanya Mr. R sembari menahan rasa sakit di perutnya.

Gadis di depannya tidak langsung menjawab. Dia terlihat ragu ingin mengucapkan sesuatu. Dia masih takut dengan sosok Mr. R yang sudah berdiri di hadapannya. Namun, ada rasa khawatir yang tak bisa dia sembunyikan saat melihat stalker itu terluka parah setelah menyelamatkannya.

"Perut kamu..." Ruwi menatap perut bagian kanan Mr. R yang sudah mengeluarkan banyak darah.

"Tidak apa-apa. Hanya tergores pisau, bukan luka yang serius," jawab Mr. R cepat.

Ruwi tahu stalker itu berkata bohong mengenai lukanya. Bahkan seorang anak kecil pun tidak akan percaya jika sudah melihat luka tusukan pisau yang begitu parah itu. Tanpa banyak bicara, Ruwi langsung menelepon ambulans agar segera datang ke lokasi yang dia katakan.

Semakin banyak darah yang keluar membuat wajah Mr. R berubah pucat. Tubuhnya melemah hingga membuatnya tidak bisa menjaga keseimbangan. Beruntung, Ruwi langsung bergerak cepat untuk menahan tubuh Mr. R agar tidak roboh. Gadis itu mencoba mengesampingkan fakta bahwa orang yang sedang dia bantu adalah seorang stalker yang selama beberapa minggu terakhir telah menghantui pikirannya.

"Bertahanlah, sebentar lagi ambulans akan datang," kata Ruwi sambil merangkulkan tangan Mr. R ke pundaknya.

"Kita harus keluar dari gang sempit ini. Kamu masih kuat berjalan 'kan?" Ruwi bertanya tanpa menoleh ke arah Mr. R. Jujur, tangannya gemetar ketakutan saat menopang sebagian berat tubuh stalker itu.

Mr. R bergumam pelan. Dia melangkah perlahan sembari dibantu Ruwi yang memapahnya dari sebelah kanan. Begitu berhasil keluar dari gang sempit itu, petugas medis yang baru tiba segera memberikan pertolongan pertama untuk menghentikan darah yang keluar dari perut Mr. R.

Sirene ambulans berbunyi nyaring saat mobil medis itu melaju kencang di jalan raya yang lumayan sepi. Di dalam mobil, Ruwi semakin dibuat cemas karena melihat yang Mr. R sudah terbaring tak sadarkan diri. Salah satu petugas medis yang berada di sampingnya langsung memasang alat infus dan alat bantu pernapasan. Sedangkan petugas satunya sibuk memeriksa detak jantung Mr. R yang kian melemah.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang