32 - Kembali pada Kenyataan

1.2K 150 341
                                    


Dua tiga piyak piyak 🐣
Hi kaka janlups vomen yak 🌻

.

👣👣👣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👣👣👣

Ruwi terkejut saat membuka pintu dan mendapati sudah ada sosok pria jangkung yang berdiri di depan indekosnya. Hanya dengan melihat bahu lebarnya saja Ruwi sudah bisa memastikan kalau pria itu adalah Revano Archen Gunawan. Lelaki yang selama beberapa hari terakhir ia rindukan. Ya, tiga hari mengikuti acara makrab jurusan membuat Ruwi menyadari betapa pentingnya kehadiran Vano selama ini.

Tak perlu mengambil waktu lama, Vano langsung memutar tubuhnya menghadap Ruwi yang sudah rapi sambil menjinjing ransel. "Hai," sapanya dengan senyuman cerah.

"Hai juga." Ruwi melambai kikuk. Senyum malu-malu tergambar jelas di bibirnya yang ranum.

"Hari ini aku ganteng gak?" tanya Vano sambil berpose layaknya model dengan tangan kanan dimasukkan ke saku celana.

"GAK!" jawab Ruwi cepat. Ia jadi menyesal karena telah merindukan cowok narsis seperti Vano. Tapi, tingkah laku cowok itu cukup menghibur juga. Ruwi jadi bisa mengawali pagi hari dengan senyuman cerah.

"Ih, kok gitu sih, jawab yang jujur dong. Kalo kata pacar tetangga, wajahku ini bagaikan dewa Yunani. Emang iya aku seganteng itu?" Vano memasang ekspresi cool sambil mengusap dagu dan rahang runcingnya.

Ruwi hanya bisa geleng-geleng mendengarnya. Iya, Vano itu memang ganteng, tapi rasanya agak berlebihan jika dimirip-miripkan dengan dewa Yunani. Kasihan dewa Yunani jika harus disamakan dengan manusia penuh dosa macam Vano.

"Ngapain kamu ke sini?" Ruwi mengalihkan topik. Kedatangan Vano di pagi hari memang sangat mengejutkannya.

"Anak kita kangen sama kamu, jadi sebagai ayah yang baik dan bertanggung jawab aku rela datang ke sini pagi-pagi."

"Anak kita?" Ruwi mengeryit heran. Tak lama, ia menyadari arah pembicaraan itu. "Anak kucing kali. Masih aja dianggap anak sendiri."

"Ya gapapa, biar kita makin mesra aja. Itung-itung anak kucing itu kita jadiin simulasi supaya suatu saat kalo kita nikah dan punya anak, kita gak kaku buat rawat anak beneran." Jawaban Vano makin aneh.

"Udahlah, aku mau berangkat kuliah takut telat gara-gara ngobrol sama kamu." Ruwi menyudahi dialog tidak jelas itu.

"Kalo gitu sebagai calon suami yang berbakti aku bakal antar kamu kuliah, deh. Sekalian aku kuliah juga."

Ruwi tak langsung menjawab. Pandangannya fokus pada motor yang sudah terparkir di luar gerbang. "Itu motor kamu?" tanyanya seraya menunjuk ke arah kendaraan roda dua itu.

Vano mengangguk. Tanpa permisi ia menggandeng tangan Ruwi dan mengajaknya mendekati motor hitam miliknya. "Jeng jeng." Kedua tangan Vano terbentang lebar.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang