12 - Benang Merah

2.4K 363 266
                                    


Klik bintang sebelum membaca.
Vote yang kalian berikan sangat berharga bagi penulis. Jangan lupa komentar juga ngehehe. Terima kasih 😘
__________________________________

Aku tak bisa mengabaikan masalah ini. Alasanku peduli padanya bukan karena dia adalah Ruwi. Tetapi karena dia wanita yang butuh perlindungan.

~Zaidan Haidar Aldebaran~

👣👣👣

Tangan Zaidan memegang erat pergelangan tangan gadis itu untuk menahannya. "Ruwi pulang sama gue," katanya yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Vano.

Ruwi menatap Zaidan sekilas, lalu beralih menatap tangan kekar yang masih mencengkeram kuat pergelangannya. Sensasi dingin yang berasal dari tangan cowok itu mulai menjalar ke tangannya.

Kedua cowok itu terlibat perang mata, terlihat dari tatapan tajam yang mereka perlihatkan untuk saling mengintimidasi. Kini, Ruwi dihadapkan pada dua pilihan. Vano atau Zaidan. Dengan siapa ia akan pergi?

"Eh, Bung. Gak usah repot-repot, gue bisa anterin Ruwi pulang." Vano mencoba mencairkan suasana dengan ucapan yang diimbangi senyuman tipis.

Zaidan mengeluarkan smirk khasnya. "Gue gak yakin Ruwi bakal selamat sampai tempat tinggalnya setelah dianter sama lo," sindirnya. Sedetik kemudian, Zaidan sedikit menyeret paksa Ruwi agar mendekat ke sisinya. Tangan kanan gadis itu pun terlepas dari pegangan Vano.

Vano dengan kesal mengedarkan pandangannya ke langit sejenak sebelum kembali menatap Zaidan. Dengan tangan berkacak pinggang, ia berkata, "lo gak merasa bersalah sama Ruwi?! Gara-gara lo putusin pacar lo yang jal*ng itu, Ruwi dituduh sebagai pelakor!"

"Vano!" tegur Ruwi lirih. Ia merasa topik itu tak pantas untuk dibawa-bawa.

Vano tak peduli dengan teguran itu. "Gue harap lo jangan dekat-dekat Ruwi lagi. Orang-orang bakal berpikiran kalo gosip itu benar kalo lo masih berada di sekitar Ruwi. Ngerti lo!"

Penjelasan Vano itu bak sebuah hantaman yang langsung membuat Zaidan bergeming. Hal itu dimanfaatkan Vano untuk mengambil Ruwi kembali ke sisinya. Kemudian, ia pun berjalan menjauh sambil menggandeng tangan gadis itu.

👣👣👣

Dua hari berlalu. Zaidan memilih tak akan berurusan dengan Ruwi lagi. Selain karena ingin agar gosip 'Ruwi si pelakor' cepat hilang, Zaidan juga berusaha untuk tidak melibatkan diri dalam masalah gadis itu. Tapi... Jika dia bersikap tak acuh, apa gadis itu akan baik-baik saja?

Di bawah pohon rindang depan fakultas, Zaidan duduk sendirian di bangku taman. Ia langsung mengisap puntung rokoknya saat pikirannya kembali dipenuhi tentang gadis itu.

"Gue yakin sepatu yang dipake cowok bernama Vano itu sama persis dengan sepatu orang yang gue buntuti," gumamnya dengan pandangan lurus ke depan.

Mereka kelihatan akrab. Cowok itu bisa jalan berdua sama Ruwi, tapi kenapa dia malah mengikuti Ruwi diam-diam? Ditambah, pakaian dan gelagatnya waktu itu terlihat mencurigakan. Seperti... orang misterius di malam itu.

Entah mengapa pikiran Zaidan langsung tertuju pada kejadian malam itu. Malam saat ia menyelamatkan Ruwi dari kejaran orang misterius. Mungkinkah itu dilakukan oleh orang yang sama?

Jika Zaidan mencurigai Vano sebagai orang misterius yang mengawasi Ruwi beberapa hari yang lalu, artinya ia juga patut curiga bahwa orang yang mengejar Ruwi saat insiden malam itu adalah Vano. Tapi, lagi-lagi, ia tak menemukan titik temu untuk menghubungkan keduanya. Jadi, dugaan sementara yang bisa ia simpulkan, mereka adalah orang yang berbeda.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang