II

554 76 65
                                    

Ada yang masih melek? Maaf kemaleman. 😪

Harusnya di up kemarin, tapi nggak papalah ya... 😅🖐

Happy Reading...

Sorry for typo's.

***

Setelah masuk ke dalam gedung teater, Kyuhyun dan dua utusan dari Tiongkok itu menempati kursi khusus. Sebut saja kursi VIP, karena mereka berada di lantai dua yang lenggang dengan banyaknya pengawal. Ketika pertunjukan musikal itu di mulai, suasana menjadi hening. Penonton di lantai bawah juga tamunya sangat serius menonton, berbanding terbalik dengan sang Putra Mahkota yang mati-matian mambuka matanya agar tidak terlelap.

Suara musik dan penyanyi yang melengking bagaikan penghantar tidur. Mungkin jika sekertaris Lee tidak menyenggol lengannya ia akan kembali tertidur. Setelah berusaha membuka mata lebar-lebar, akhirnya Kyuhyun ikut memerhatikan pertunjukan. Ketika waktu terus bergulir, pria itu larut dalam alur cerita yang dibawakan. Kyuhyun ikut tertawa dan bertukar candaan dengan tamunya saat pemain di atas panggung itu berlakon menggelikan.

Pukul 10 malam, pertunjukan itu selesai. Karena mereka adalah tamu khusus, jalur keluar gedung teater pun sangat sepi, berbeda dengan jalur satunya. Harusnya, agenda Kyuhyun selanjutnya adalah mengantar utusan itu ke Hotel khusus kerajaan. Namun kedua orang itu menolak. Berdalih jika sang Putera Mahkota pun pasti kelelahan, mereka mengambil jalur masing-masing dengan kelompok pengawal yang terbagi.

Mobil hitam yang di tumpangi Kyuhyun pun melaju. Jalanan kota Seoul tidak terlalu padat hingga kendaraannya bisa melaju cepat. Ah, tidak. Memang kapan ia pernah mengalami apa itu macet? Semua mobil akan menepi ketika rombongan mobil dengan sirine khas kerajaan terlihat.

Kini Kyuhyun terlihat memejamkan mata dengan kepala yang bersandar penuh pada jok. Pria itu menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar hingga pria paruh baya yang duduk di sampingnya menoleh.

"Anda bisa beristirahat sebentar, Yang Mulia. Aku akan membangunkanmu setelah sampai."

"Hm," Kyuhyun bergumam. Ia memijat keningnya sebelum kemudian bertanya. "Sekretaris Lee, apa jadwal untuk esok hari?"

Sebelum menjawab, pria paruh baya itu menyalakan tablet dan memeriksa jadwal kegiatan Putera Mahkota. "Anda memiliki jadwal latihan menembak pada siang hari dan mengisi salah satu mata kuliah di Universitas Seoul setelahnya."

"Ne?" Kyuhyun menegakan tubuhnya dan mengernyit bingung. "Mengisi mata kuliah?"

Sekretaris Lee kembali menoleh. Ia membenarkan letak kacamatanya dan tersenyum canggung. "Maaf, Yang Mulia. Saya tidak menanyakan pendapat anda terlebih dahulu karena Yang Mulia Kaisar meminta langsung pada saya."

Alih-alih marah, pria itu hanya memutar bola matanya kesal. "Dia memang suka sekali mengatur. Tidakkah kau merasa begitu sekretaris Lee? Dia memaksaku untuk mengambil kelas hukum saat berkuliah dulu. Padahal ia juga tahu anaknya ingin berbisnis." Kyuhyun mencebik.

"Yang Mulia Kaisar tahu apa yang terbaik bagi anda, Yang Mulia." Sekretaris Lee menatap teduh pria muda di sampingnya. "Jika saya boleh tahu, mengapa anda sangat ingin kuliah di bidang bisnis?"

Kyuhyun tertawa kecil. "Aku hanya sangat tertarik saja mempelajarinya. Siapa tahu, di kemudian hari aku di pecat dari posisi Putera Mahkota, atau mungkin istana ini bangkrut? Jika sudah begitu, aku bisa membangun bis--"

The Prince's Bride [Kyuhyun] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang