Segi empat.

22 15 10
                                    

Tok!

Tok!

Tok!

Seorang pria paruh baya mengetuk pintu kamar majikannya dan lanjut berbicara. "Selamat pagi Nona Alyssa, sudah waktunya sarapan. Tuan Besar sudah menunggu di ruang makan."

"Ya." Terdengar suara menyahut dari dalam kamar. Kemudian, tak berselang lama pintu kamar terbuka dan seorang gadis yang memakai setelan pakaian kasual melangkah keluar. Sedangkan pria paruh baya yang berdiri di depan kamar hanya melempar senyum sembari sedikit menundukkan kepala.

Alyssa mengabaikan kepala pelayan rumahnya dan terus melangkah menuju ke ruang makan, sesampainya di sana, melihat sang ayah yang sedang makan ditemani beberapa pelayan yang berdiri di sisi kanan juga kiri ruangan. Berbagai macam hidangan mewah serta lezat pun sudah terhampar memenuhi meja makan. "Selamat pagi Ayah," sapanya sambil tersenyum sesaat setelah duduk di seberang meja depan ayahnya.

"Pagi juga Sayang." jawab pria itu selepas menelan makanan, "bagaimana tidurmu semalam?"

"Seperti biasa, nyenyak serasa di surga," timpal Alyssa sambil tersenyum manis. Lalu, menyuruh pelayan untuk menghidangkan makanan untuknya. Ia menunjuk beberapa lauk makanan yang ada di atas meja, kemudian dengan sigap salah satu pelayan menyajikan makanan tersebut.

Tak ada percakapan antara ayah dan anak itu ketika makan, tetapi setelah keduanya selesai menikmati makanan, terjadi beberapa obrolan ringan. "Alyssa," panggilnya.

"Iya Ayah."

"Ayah dengar kemarin ada beberapa orang yang membuat masalah denganmu?"

"Iyah yah."

"Apa perlu Ayah membereskan hal itu untukmu?"

"Tidak usah Yah, biar Alyssa membereskan masalah itu sendiri," tuturnya seraya mengelap mulutnya dengan tisu.

Nicholas Right Kiehl memandangi putri semata wayangnya, lalu bangkit dari tempat duduk dan bersiap berangkat kerja. Sedangkan Alyssa hanya mengembuskan napas lega selepas ayahnya pergi, dia takut kalau sang ayah akan ikut campur dalam masalahnya, sebab jika hal itu terjadi maka dirinya tidak akan dapat melakukan pembalasan dendam yang memuaskan. Selanjutnya, memanggil satu pelayan yang berdiri di sudut ruangan dan menyuruh semua pelayan lainnya untuk pergi dari ruangan.

Pelayan yang memiliki jenis kelamin laki-laki itu mendekat, kemudian bertanya pelan dengan nada suara halus nan sopan. "Apa yang anda perlukan Nona?"

"Bagaimana tugasmu?" balas Alyssa tanpa memandang pelayan yang berdiri di sampingnya.

"Sudah selesai Nona." Selesai berbicara langsung berjalan keluar dari ruangan, tapi tanpa waktu lama kembali lagi dengan membawa amplop dokumen berwarna cokelat. "Ini Nona, semua identitas pria itu ada di dalam amplop." Seraya menyerahkan benda tersebut.

Alyssa menerima amplop itu dengan senang hati, kemudian membuka dan membaca isinya yang berupa data lengkap identitas seseorang. Saat itulah kedua sudut bibirnya mengembang lebar, diikuti iris mata bersinar terang.

#

Rainbow Cafe.

Hari ini Rainbow Cafe ramai dipenuhi pengunjung, menyebabkan para pekerja di kafe tersebut kewalahan hingga tidak mempunyai waktu untuk beristirahat, termasuk pula Amara, yang harus berganti shift pagi demi membantu rekan-rekannya. Gadis itu bolak-balik mengantarkan pesanan pelanggan dari satu meja ke meja lainnya, tapi tiba-tiba dia terkejut saat menghidangkan makanan dan minuman ke salah satu meja, sebab melihat seseorang yang dikenalnya.

Unperfect StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang