01

10.5K 666 56
                                    

Semua Tokoh Milik Masashi Kishimoto.

Warning! Bad EYD, typo. Mengandung kata-kata kasar bahkan lebih dari itu, (18+).

.

Kedua mata itu seolah membunuhnya secara perlahan. Seperti dua lembah tak berdasar yang siap mengurung jiwa seumur hidup. Andaikan Sakura tak menghormatinya sebagai saudara ipar dengan senang hati Sakura mengabaikan panggilannya beberapa waktu lalu melalu via telepon. Berakhir dengan duduk berhadapan di antara meja bundar sama sekali bukan keinginannya. Terlebih bersama seseorang yang tak pernah menganggapmu ada.

Semua ini karena Karin. Jika saudaranya itu tidak menikahi lelaki ini mungkin hidupnya tak akan setegang seperti sekarang. Cinta memang sialan. Mata tak harus terbuka untuk melihat kekurangannya. Yang mana Karin menikahi lelaki yang memiliki banyak kekurangan. Minim ekspresi. Di wajahnya tak pernah terlukis senyum. Tinggal dua bulan dibawa atap yang sama Sakura tak pernah melihat suami Karin tersenyum. Bahkan sekalipun itu sampai detik ini.

"A-apa?" Sakura tersendat hingga mengeluarkan pertanyaan ambigu. Situasi seperti ini membuatnya tak bisa berpikir tenang. Yang mengisi otaknya hanya ada kata lari dari sana. Namun diam saja tak akan bisa mengubah keadaan. Sakura juga penasaran kenapa lelaki ini mengajaknya bertemu di tempat yang sangat privasi. Namun apa yang keluar dari bibirnya semakin banyak menunjukkan dirinya yang gugup karena ketakutan.

"Sesuatu yang harus aku bahas bersamamu."

Lihat saja cara orang itu bicara. Sakura meneguk air liurnya kasar. Suara lelaki itu begitu berat. Dalam. Sarat akan ketegasan di setiap katanya. Anggukan kaku darinya cukup sebagai balasan. Lalu suara lelaki itu kembali menelisik udara yang seperti menipis seiring kalimatnya mengudara.

"Menikalah dengan adikku."

Awalnya Sakura menatap bingung. Sebelum terhempas pada kenyataan ketika menangkap maksud dari apa yang lelaki itu katakan.

Menikah?

"Kau bergurau!" Sakura tak sadar kalau suaranya melejit tinggi. Di dunia ini mungkin hanya Uchiha Itachi yang tak berani bermain-main menjalani hidup. Lelaki itu begitu serius. Kaku. Jadi salah kalau Sakura menyebutnya seperti itu. Karena tiba-tiba dilanda gugup Sakura melontarkan kata maaf. Sepasang mata Itachi memaksanya menarik luapan emosi yang hampir meninggalkan pita suaranya. Apa maksudnya ucapan itu tadi? Sayang sekali hanya batinnya yang berteriak.

"Aku serius."

Seperti wajahnya. Dua kata itu terlontar begitu serius. Sakura merasa gusar. Besar keinginannya untuk segera lari meninggalkan Itachi bersama meja bundar itu padahal baru beberapa menit dia berada disana. Bahkan Sakura menganggap lelaki itu sedang bermimpi di sore yang indah ini.

"Kau. Dan adikku. Menikahlah."

Ini posisi dimana kau lupa akan jati dirimu yang sebenarnya. Dikarenakan fakta yang menuntut ketidakadilan membuat Sakura lupa seberapa keras kepalanya dia dulu. Mungkin lain cerita jika di depannya ini bukan Itachi. Suami dari kakaknya. Orang yang Karin cintai seluas samudra, sedalam lautan. Tapi sekali lagi jiwa keras kepalanya masih mengakar kuat dalam diri. Sakura memberanikan diri untuk melontarkan penolakan meski melalui dengan bibir bergetar dan kalimat yang gugup.

"Aku, tidak bisa." Demi Tuhan. Sakura memang tidak bisa. Selain karena dia hampir bersama dengan lelaki incarannya, dia tau seperti apa adik dari suami kakaknya ini. Menikahi lelaki lumpuh terdengar mengerikan. Sangat sangat mengerikan. Sakura menunjukkan penolakannya lagi melalui gelengan kepala.

Itachi diam. Membiarkan keheningan bertarung bersama udara di sekeliling meja itu. Menatap Sakura yang berupaya melawan tatapannya dengan sepasang emerald yang bergetar. Sama seperti tubuhnya. Dengan pelan Itachi meraup oksigen menyentuh paru-paru. Ini mungkin ide paling buruk yang ia temukan dari pihak istri sendiri. Dia tidak bermaksud untuk memaksa gadis ini. Tapi membiarkan Sasuke sendiri melawan kesendiriannya seperti halnya dia mengabaikan adiknya. Keluarga satu-satunya yang ia miliki. Dan berharga baginya. Jadi jangan salahkan dirinya jika Itachi menghalalkan segala cara.

Hello DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang