Semua Tokoh Milik Masashi Kishimoto.
Warning! Bad EYD, typo. Mengandung kata-kata kasar bahkan lebih dari itu, (18+).
.
Jika ini mimpi maka Sakura berharap seseorang tak menghentikan mimpinya. Kehangatan yang ia rasakan saat ini sungguh sangat nyata. Sentuhan lembut di bawah dada hingga pusarnya membuatnya seperti melayang dan bertemu malaikat bersayap di langit. Saat membuka mata mimpi yang ia gadang-gadangkan terus berlanjut malah terhenti namun beruntungnya wajah tampan menyambutnya. Malaikat di dunia nyata.
Sakura kembali memejamkan matanya sambil membuang nafas pelan. Usapan di atas perutnya berakhir saat matanya kembali terbuka. Dua iris kelam menatapnya dalam dan Sakura tak tau selama apa ia akan terjebak dengan pesona mata itu. Yang ia sadari saat ini pemilik mata itu adalah suaminya.
Suaminya.
"Bagaimana?" Pertanyaan yang banyak mengandung makna. Untuk sesaat Sakura tak membalas ketika suara berat itu mengudara. Pikirannya seperti kaset yang berputar pada kejadian sebelum dirinya berakhir di tempat serba putih dan penuh dengan aroma obat-obatan.
Yahiko.
Gadis cantik dan seksi.
Yahiko.
Gadis cantik dan seksi.
Terus terulang hingga membuat kepala Sakura pusing.
"Aku sudah memanggil dokter." Juugo tiba-tiba muncul. Sakura mengalikan perhatiannya sesaat sebelum seseorang muncul di balik pintu. Dia kembali membuang nafas ketika orang itu terus menanyakan kondisinya.
Untuk apa pakaian putih yang ia pakai itu? Sakura bergumam jahat. Ia kira orang itulah yang paling tau keadaannya mengingat profesinya sebagai dokter.
"Apa kau merasa mual?" Suara dokter terdengar jelas di ruangan itu. Sakura berpikir beberapa saat, tak merasa mual seperti waktu di restauran tadi. Tapi dia merasa gerah. Kepanasan. Padahal sangat sadar AC ruangan itu masih berfungsi dengan baik. Tapi entahlah, Sakura merasa seperti terbakar. Terlebih ketika bayangan gadis cantik dan seksi kembali melintas di pikirannya. Kenyamanan yang ia rasakan tadi telah berakhir.
"Boleh aku pulang?" Sakura mengontrol suaranya dengan baik padahal tenggorokannya sangat sakit. Dia butuh air. Tapi malas untuk memintanya.
"Setelah beberapa jam lagi kau istirahat disini." Senyum ramah dokter itu malah terlihat menyebalkan di mata Sakura.
"Aku merasa sangat sehat. Sungguh." Sakura menatap kepergian dokter itu dengan kesal. Dia mengubah posisinya jadi duduk. Sasuke yang sejak tadi diam senantiasa membantu Sakura bergerak untuk mencari posisi nyaman.
"Itu tidak akan lama. Kau hanya beristirahat di sini." Sasuke melirik jam. Sakura melihatnya dan langsung mengalihkan tatapannya ketika Sasuke menatapnya.
"Kau membutuhkan sesuatu?""Tidak." Sakura langsung membalas. Padahal dia butuh air. Matanya bergerak melirik Sasuke yang duduk di kursi roda. Tangan lelaki itu mengelus lengannya. Mata keduanya saling bertemu. Sakura menarik nafas dalam. Dia tidak tahan dengan kondisi ini.
"Aku mau tidur." Sakura berbohong. Dia hanya tidak mau melihat wajah Sasuke untuk beberapa saat. Tidak mau berdekatan dengan lelaki itu untuk saat ini."Tidurlah."
"Setelah kalian keluar."
Juugo menatap Sakura heran kemudian melihat Sasuke yang bergerak pelan dengan kursi rodanya.
"Istirahatlah."
Hanya kata itu yang keluar dari bibir Sasuke sebelum ruangat putih itu sepi. Sakura menatap lurus. Mencoba menembus dinding ruangan yang ia tempati. Emosi menguasainya saat Sasuke benar-benar keluar. Secepat itu? Padahal Sakura tidak sungguh-sungguh dengan perkataannya. Dia berbohong besar jika ingin tidur nyatanya sudah dua jam dirinya disana dengan mata yang terus terbuka. Hingga saat ini Sasuke juga tidak muncul melihatnya. Sakura memutuskan meninggalkan ruangannya untuk mengakhiri kekacauannya dan tebak apa yang ia lihat di depan ruangannya. Sasuke bersama si gadis cantik dan seksi. Sakura berharap dia sedang bermimpi saat ini. Mimpi buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Destiny
FanfictionMenikahi Sasuke yang lumpuh adalah bukti Sakura menyayangi Karin dan menghormati Itachi. Jelas di lihat oleh mata terlalu banyak perbedaan yang bercampur dengan segala kerumitan. Namun siapa yang tau, takdir terkadang tidak seburuk yang kita kira. ...