Semua Tokoh Milik Masashi Kishimoto.Warning! Bad EYD, typo. Mengandung kata-kata kasar bahkan lebih dari itu, (18+).
.
Tak terbayang.
Sakit yang menimpanya begitu membuatnya terpukul. Sempat melayang tinggi lalu terjatuh begitu dalam. Menyakitkan. Seolah untaian kata tak bisa menjelaskan apa yang ia alami saat ini. Saat dia membuka mata, saat itu juga dia sadar bahwa dia berada pada dunia nyata yang hampir menyatu dengan khayalan. Rasa sesak itu masih membekas ketika kesadarannya benar-benar pulih. Benar-benar berpijak dari mimpi konyol yang baru saja menjeratnya.
Ia mendengus kala sebelah tangannya terangkat menghapus sisa-sisa keringat. Sekarang ia tau mengapa kenyataan begitu menyakitkan. Berharap pada sesuatu yang tidak mungkin.
"Sakura?"
Dan suara berat itu mengembalikan fokusnya dengan cepat. Menemukan sepasang mata kelam yang dari tadi menunggu suaranya keluar. Konyol. Benar-benar konyol. Sakura sedikit sadar ia berteriak sebelum terbangun tadi.
"Aku baik-baik saja." Ia membalas pelan. Menatap miris kursi roda itu kemudian berpaling. Menjelaskan bahwa dia memang dalam keadaan baik-baik saja. Sebelum dunia mimpi tadi menendangnya pergi.
"Tadi kau berteriak."
Tentu saja kalimat itu mengundang penjelasan. Sakura kira Sasuke bukan tipe lelaki yang seperti itu. Melihat betapa pendiamnya lelaki itu.
"Karena mimpi sialan." Sakura mengumpat pelan. Masih kesal saat debaran mengganggu di dadanya tak kunjung hilang. Matanya tak sengaja menemukan angka jam. Malam belum larut. Lalu sepasang iris hijaunya berputar menatap Sasuke. Ternyata lelaki itu masih menatapnya. Tatapan yang menuntun penjelasan lebih atas apa yang baru saja terjadi.Bagaimana Sakura mau menjelaskannya. Dia saja tak mengerti apa yang terjadi kecuali ia memimpikan Sasuke dapat berjalan. Tanpa adanya kursi roda yang menaunginya. Suara Sasuke kemudian membuatnya terkejut.
"Kau menyebut namaku."
"Sungguh?" Sakura bertanya cepat. Sangat tidak percaya. Memang apa yang ia ketahui saat dia tertidur sambil bermimpi? Sasuke jelas mendengarnya. Dan Sakura yakin lelaki itu menertawainya dalam diam. Beruntung ekspresi tenangnya menutupi rasa gelitik itu.
"Kenapa kau menahannya?" Sakura mendengus jengkel. Merasa kesal seketika menemukan raut Sasuke yang tak berubah sedikit pun."Menahan apa?" Sasuke tak mengerti. Sakura terkadang mengucapkan kalimat ambigu.
"Kenapa kau tidak tertawa?"
Untuk sesuatu yang terasa tapi tak terlihat. Demi udara yang menyebar dalam rongga paru-parunya Sasuke benar-benar tak mengerti maksud Sakura.
"Kenapa aku harus tertawa?" Pertanyaannya sangat jelas menjelaskan bahwa dia sempat khawatir. Sakura terbangun dengan keadaan syok setelah meneriakinya sambil tertidur. Dan gadis itu menunduk. Menolak untuk menatapnya ketika suaranya kembali menusuk."Kau sangat pintar berbohong. Aku tau kau menertawaiku diam-diam." Sakura kembali mengangkat wajahnya. Melihat begitu kesal wajah Sasuke yang masih tampak tenang.
"Semua orang percaya. Air yang tenang terkadang menyembunyikan makhluk yang buas." Sebuah perandaian yang konyol. Sakura merasa sia-sia jika mendebatkan hal ini. Tak mau makin sakit hati oleh ulah Sasuke.Memang apa yang ia lakukan? Sasuke sendiri tak mengerti. Sakura terlihat menuduhnya. Ia menarik nafas. Mendorong kursi rodanya saat Sakura berdiri. Memberi jarak pada gadis itu. Dalam keheningan, tatapan mereka kembali bertamu. Tentu saja Sakura satu-satunya pihak yang menebarkan rasa tidak sukanya lewat tatap mata. Berbanding terbalik dengan dirinya yang masih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Destiny
FanfictionMenikahi Sasuke yang lumpuh adalah bukti Sakura menyayangi Karin dan menghormati Itachi. Jelas di lihat oleh mata terlalu banyak perbedaan yang bercampur dengan segala kerumitan. Namun siapa yang tau, takdir terkadang tidak seburuk yang kita kira. ...