12

2.4K 336 26
                                    

Semua Tokoh Milik Masashi Kishimoto.

Warning! Bad EYD, typo. Mengandung kata-kata kasar bahkan lebih dari itu, (18+).

.

Seperti yang Sakura duga, Karin akan menertawainya. Tidak hanya itu, Karin tidak malu menunjukkan kualitas tawanya yang membahana. Sakura sendiri yang malu. Mereka menjadi pusat perhatian, sekarang Sakura menyesal menceritakan semuanya pada Karin. Bahkan mimpinya. Sial. Ternyata dia hanya bermimpi. Ucapkan sekali lagi, hanya mimpi.

"Berhenti atau aku akan pergi." Sakura tidak tahan lagi. Karin masih tertawa. Sakura memutar matanya malas.

"Kau haaahhh sebentar," Karin mengatur suaranya. Menarik nafas dalam. Rasa menggelitik di perutnya sungguh mengganggu. Ia juga tidak lupa menyeka sudut matanya yang berair.

"Jika Itachi-kun tau, dijamin dia akan tertawa." Karin tersenyum mengakhiri tawanya. Sakura memasang raut kesal.

"Aku tidak yakin." Sakura tidak berani membayangkan wajah Itachi yang tertawa. Pasti mengerikan.
"Jangan mengatakan itu padanya."

Karin mengangguk pelan. Meraih sedotan jusnya dan menunjuk Sakura.
"Kau terlalu terbawa suasana. Bahkan sampai mimpi." Karin terkekeh pelan. Tapi tidak memungkiri rasa syukur mengetahui hubungan Sakura dan Sasuke akan baik-baik saja. Ya, baik-baik saja. Setidaknya seperti itu.

"Kau tau ini semua karena siapa?" Sakura mengalihkan perhatiannya.  Pengunjung restoran semakin bertambah ramai.

"Itachi-kun? Oh sekarang bukan itu alasannya. Sudah ada benih-benih cinta di hatimu." Karin tersenyum penuh arti.
"Kalau tidak kau tidak akan bertahan."

"Itu poin kedua. Itachi yang pertama. Dan kau kak." Sakura meraih lattenya.

"Berarti sekarang sudah ada." Karin menatap penuh minat. Wajah Sakura berubah merah. Entah apa yang gadis itu pikirkan. Karin tak harus tau sekarang Sakura sedang mengingat perkataan Sasuke kemarin.

"Ayo kita mulai dari awal, Sakura."

Kalimat itu seperti sebuah mantra. Demamnya langsung hilang. Semangatnya hidup seperti bertambah berkali-kali lipat. Yang Sakura tau perkataan Karin sudah benar mengenai benih-benih cinta. Dari awal matanya menilai Sasuke tidak buruk. Andai saja lelaki itu bisa berjalan Sakura tak harus menentang pernikahannya.

Walaupun alasan yang sebenarnya masih tentang,

"Kak, kau dan Itachi mungkin masih ada harapan." Sakura membuka pembicaraan yang serius. Karin melihatnya tenang sambil meminum jusnya dalam diam.

"Tak ada yang mustahil sekarang. Kalian bisa mendapatkannya dengan mudah." Tatapan Sakura berubah sendu. Ia pikir kisahnya yang paling tragis. Nyatanya Itachi jauh lebih menyedihkan. Tak bisa memberikan Karin keturunan. Itu adalah ujian yang sesungguhnya dalam pernikahan. Bahkan cintapun belum tentu menutupinya. Tapi sejauh ini Itachi masih menjaga Karin begitu juga sebaliknya. Cinta, terkadang tak terkalahkan.

"Kau dan Sasuke adalah harapan kami Sakura." Karin terlihat sangat tenang. Tak menunjukkan gejolak dadanya. Kali ini Sakura yang diam.
"Kau benar, tak ada yang mustahil di dunia ini. Kami bisa mengadopsi atau apapun itu demi mendapatkan bayi. Tapi kita berdua tau seperti apa dunia yang sesungguhnya. Terlebih Uchiha berdiri di puncak bisnis yang besar. Kau tau sendiri apa yang mereka butuhkan."

"Keturunan." Betapa berat Sakura mengatakan itu. Dia dan Sasuke memang telah berdamai. Tapi untuk sampai di proses itu, rasanya masih sangat jauh.

"Murni. Harus ada darah Uchiha. Yap. Maka cepatlah hamil."

"Ah pikiranmu kak, seolah aku bisa hamil hanya dengan tersentuh angin." Sakura sedikit merona memikirkan jawabannya. Karin tertawa lembut. Menepuk tangan Sakura di atas meja.

Hello DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang