22

4.1K 372 68
                                    


Waktu tak terasa berlalu begitu lama, karena yang terasa hanya hangatnya cintamu,

Saat kau pernah berpikir bahwa apa yang akan kau hadapi adalah ketidakmungkinan, maka jangan terkejut setelah melihat hasilnya.

"Ini mendebarkan." Semua yang ia lalui, bahkan cinta yang berkembang dari hari ke hari kalah oleh keadaannya saat ini. Sakura tetap tersenyum meski wajahnya pucat. Berkeringat. Menyaksikan dengan mata langsung betapa khawatirnya suaminya.

"Jangan bercanda ini tidak lucu." Sasuke sangat panik. Hanya Sakura tidak tau pikirannya kacau karena sangat khawatir.

"Jangan seperti ini, kau membuatku tambah jatuh cinta padamu." Sakura tertawa pelan sambil menyusupkan wajahnya di leher Sasuke.

"Sakura, jangan bercanda." Sasuke mengulang kalimatnya dengan tegas. Situasinya sangat mengkhawatirkan tapi Sakura terlihat begitu santai. Sangat santai.

"Aku baik-baik saja." Sakura tidak sepenuhnya berbohong. Tapi ada sedikit nyeri di perutnya. Dan terasa sangat jelas karena goncangan tubuhnya yang di pangku Sasuke. Entah karena jalan berlubang atau Juugo yang tidak hati-hati mengemudi mobil. Dia juga panik.

"Tidak. Kau tidak baik-baik saja. Kau terjatuh Sakura." Itulah alasan mengapa mereka berakhir seperti ini. Tiba di pekarangan rumah sakit dan langsung di jemput beberapa perawat bersama ranjang pasien. Sakura memutar matanya, terkadang Sasuke bertigkah berlebihan dan membuatnya kesal sendiri. Sakura tidak butuh orang sebanyak itu untuk menanganinya. Mendorongnya dengan langkah lebar.

Yang pasti Sasuke masih menemaninya. Memegang pinggiran ranjang dan ikut mendorongnya. Kedua kakinya melangkah dengan tegas. Berjalan dengan normal padahal beberapa hari lalu dia terjatuh karena terlalu memaksakan diri berjalan terlalu lama disaat kedua kakinya masih belum siap.

"Sasuke kau harus perhatikan langkahmu." Sakura memperingati. Tak mau celaka disaat lelaki itu hampir pulih seratus persen.

"Khawatirkan dirimu nona. Aku sudah bisa berjalan." Seperti itulah jawaban Sasuke saat Sakura mengatakan hal yang sama.

Sakura tiba di ruangan pemeriksaan. Beberapa perawat bersamanya sedangkan Sasuke hanya mengantarnya sampai di luar ruangan. Pemeriksaan berjalan hanya tiga puluh menit setelah sesi tanya jawab dari dokter. Sungguh, Sakura tidak apa-apa. Hanya Sasuke yang terlalu berlebihan.

"Ingat, kau tidak boleh terjatuh lagi. Pemeriksaan rutin tinggal menghitung hari sebelum kau melahirkan nona Uchiha." Dokter itu memperingati. Dokter dua anak yang sudah akrab dengan Sakura.

"Baiklah. Bagaimana kalau kau membiarkan aku pergi."

Si dokter mengangguk. Membantu Sakura bangun dan disambut oleh kedatangan Sasuke.

"Aku sudah katakan kalau aku baik-baik saja. Lihat tidak terjadi apa-apa." Sakura turun dari ranjang. Sebelah tangan Sasuke sudah melingkari pinggangnya.

"Akan terjadi apa-apa kalau itu terulang lagi. Tolong perhatikan istri anda agar tidak ceroboh lagi."

Dokter sialan.

.
.

Sakura tak menikmati perjalanan pulang dari rumah sakit. Jika tadi Sasuke memangkunya sekarang lelaki itu membiarkannya duduk di atas jok mobil. Tak bicara apapun setelah meninggalkan rumah sakit. Sakura terabaikan. Ia tau alasan lelaki itu mendiaminya tapi dirinya terlalu malas untuk membahasnya. Biarkan saja, lagi pula Sasuke akan kembali seperti semula hanya dengan beberapa menit.

Tapi ini sudah tiga jam saat mereka tiba di rumah. Sasuke sudah tak terlihat sementara Juugo baru saja keluar. Sakura menuruni tangga dengan hati-hati. Melewati ruang tengah untuk menuju dapur yang tak di huni oleh siapapun. Sasuke tidak ada disana. Rumah dua tingkat yang baru di tempati lima bulan ini terasa sangat sunyi. Hanya Sakura yang berada disana.

Hello DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang