02

5.4K 530 31
                                    

Semua Tokoh Milik Masashi Kishimoto.

Warning! Bad EYD, typo. Mengandung kata-kata kasar bahkan lebih dari itu, (18+).

.

"Sakura mau."

Sayang sekali hanya dua kata itu mengoyak udara dan keheningan berjam-jam lamanya. Padahal terlalu banyak yang ingin Itachi sampaikan. Setidaknya orang yang berada di depannya ini bisa menemukan maksud atas dua kata tadi. Dan orang itu tampak tak tertarik mendengarnya. Tapi tetap mencoba untuk mengamatinya. Itachi bisa melihat banyak emosi di sana. Serangkaian gambaran sikap yang hanya bisa orang itu wujudkan dengan satu tarikan alis ke atas.

"Lalu kau tidak memberitahuku sebelumnya?"

Itachi tau itu kesalahannya. Seharusnya orang yang pertama kali ia datangi untuk mendapat persetujuan atas keinginannya ini adalah orang ini. Sasuke. Adiknya. Bukan Sakura.
"Maaf." Itachi menarik banyak udara untuk mengikis debaran aneh di dada. Setiap dia mendatangi Sasuke hanya ada perasaan mengganggu itu. Rasa empati yang memang sangat wajar malah membuatnya berambisi besar untuk menempati seseorang di kehidupan kelam adiknya. Meski Sasuke tak pernah menolak segala keinginannya secara nyata, tapi Itachi tau, sangat tau Sasuke tak akan mau melakukannya. Penolakannya hanya berwujud diam yang panjang.

"Kau sudah dua puluh tiga tahun. Sudah sangat dewasa. Jadi aku kira ini adalah waktunya untukmu." Itachi merasa punggunnya sakit hanya untuk mengeluarkan kalimat itu. Merasa kaku sedari tadi ternyata membuat situasinya sulit. Ada yang ia tahan namun sepertinya menyembunyikan apapun dari mata Sasuke tak akan pernah berhasil.

"Kau hanya kasihan. Mengenai kondisiku ini."

Tepat. Itu yang Itachi rasakan. Berpikir untuk memberikan seseorang yang bisa mendampingi Sasuke adalah satu-satunya jalan. Meski itu terdengar seperti sesuatu yang konyol. Sasuke berhak untuk merasakan bahagia dengan caranya sendiri. Tapi Itachi lelah menunggunya untuk mencari seseorang yang kiranya bisa lebih dari sosok Juugo dalam hidup Sasuke.

"Juugo selalu ada untukku." Sasuke berujar lemah. Seolah dalam kalimatnya itu mengandung permintaan. Sejujurnya dia memang tidak mau menikah. Tidak setelah apa yang terjadi padanya.

Nah, itu yang Itachi pikirkan. Sosok Juugo yang selalu ada untuk Sasuke.
"Aku ingin lebih dari itu." Suaranya jadi serak setelah mengatakannya. Tiba-tiba Itachi sesak ketika melihat Sasuke menunduk. Meremas kedua tangannya lalu mengangkat wajahnya untuk menatap Itachi dengan tatapan kosong. Terlihat aneh ketika sudut bibir Sasuke tertarik ke atas. Itachi benar-benar tak bisa membaca jalan pikiran adiknya sendiri saat ini.

"Kau hanya membuat seseorang dalam masalah. Dia pasti akan sangat terbebani."

Dia.

Sakura.

Itachi mengerti. Sangat mengerti. Kemudian gelengan lemah Itachi tunjukkan. Reaksi Sasuke tadi terlihat seperti meremehkan keadaannya sendiri. Senyum tipisnya cukup sebagai bukti bahwa lelaki muda itu menganggap hal ini sebagai lolucon.
"Seseorang tidak akan dalam masalah. Terlebih kau tidak akan membuat siapapun terbebani. Dia yang kau maksud cukup penurut. Terlepas seberapa keras kepalanya dia." Itachi kembali menarik nafas. Menghadapi Sasuke ternyata tak semuda Sakura.

"Aku percaya padanya. Seperti aku percaya padamu." Itachi melanjutkan kalimatnya.

Sasuke membuang nafas pelan. Melirik Itachi beberapa detik. "Kau sangat percaya kalau aku akan menerima ini."

"Ya?" Itachi terkejut. Gugup kemudian. Dia tidak menyangka Sasuke akan mengatakan hal itu. Membuktikan kalau Itachi sudah tau Sasuke akan selalu menurutinya. Selain yang satu itu, tinggal bersama. Dan ini, entahlah, apakah Sasuke mendengarkannya atau tidak. "Tidak. Aku hanya percaya bahwa kau selalu percaya padaku." Itachi berusaha mencari ketenangan. Kedua tangannya saling terkait.

Hello DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang