04

3.7K 431 40
                                    


Semua Tokoh Milik Masashi Kishimoto.

Warning! Bad EYD, typo. Mengandung kata-kata kasar bahkan lebih dari itu, (18+).

.

Sakura menggigit bibirnya kuat. Seakan mengundang goresan di kulit bibirnya untuk mengeluarkan darah. Rasa sesak yang tak bisa ia lampiaskan pada apapun membuat bibirnya harus berkorban. Pada apa yang sedang terjadi hari ini adalah suatu siksaan yang datang menghujam dadanya. Membuatnya tak bisa bernafas kala harus memasang wajah baik-baik saja setelah melangkah mundur dari atas altar. Memastikan badai dalam dirinya tak terlihat di mata orang lain.

Pernikahan yang baru saja terjadi hanya di akhiri keheningan. Tanpa adanya ciuman di sambut riuh tepuk tangan yang menandakan keduanya telah benar-benar resmi menjadi suami istri.

Sekali lagi.

Sekali lagi.

Dan sekali lagi Sakura tak bisa berbuat apa-apa. Tentu saja selain diam dalam keadaan menyesakkan seperti ini. Udara semakin tersedot kala Itachi mendekatinya bersama Karin. Keduanya memberi pelukan singkat sebagai tanda selamat atas pernikahannya. Sakura tak sadar menahan nafas saat Itachi menahan pelukannya. Menepuk punggungnya pelan dengan bisikam yang semakin membuat Sakura tak percaya.

"Aku percaya padamu."

Beberapa waktu lalu Itachi mengatakannya. Dan kali ini lelaki itu juga mengatakannya dengan suara parau. Sarat akan permohonan di balik kalimatnya.

Memang apa yang bisa Itachi andalkan padanya? Lelaki itu menuntut sesuatu yang belum bisa Sakura janjikan untuk ia wujudkan. Yang ada segala kekesalan dengan amarahnya ingin segera ia lampiaskan.

Sakura hanya mengangguk pelan sambil melepas pelukan Itachi. Tak sengaja mendorong lelaki itu untuk menjauhinya dan membalas jabatan tangan dari beberapa orang yang tak asing di matanya. Suigetsu dan seorang lagi yang baru pertama kali Sakura lihat.

Memiliki rambut jingga. Mengingatkannya pada Yahiko. Memikirkannya saja membuat dadanya berdebar tak nyaman. Selangkah lagi, lelaki idaman seperti Yahiko hampir menjadi miliknya. Andai,

"Sakura, saatnya kita pulang."

Andai Sasuke tak ada di bumi ini dan andai Karin tak merusak pikirannya. Tak merusak masa depannya dengan pernikahan konyol ini.

Beginilah jika takdir terlalu banyak mengambil alih kehidupan. Beginilah ketika kita terjebak dalam ruangan luas berudara bersih namun tak bisa di rasakan saat kau hanya bersama orang yang tak kau inginkan menjadi pasangan hidupmu. Sesak. Hanya perasaan itu yang ada. Seakan ada bongkahan batu yang menahan udara untuk menyentuh paru-paru.

Sakura menunduk sambil membuang nafas panjang. Pada akhirnya dia berakhir dalam satu kamar bersama Sasuke yang sejauh ini masih diam sejak perjalanan pulang.

Memang apa yang Sakura harapkan dari orang itu? Sasuke tak memberi tanda untuk membuka mulut. Selain melamun tak ada yang bisa lelaki itu lakukan.

Sakura membawa sepasang kaos santai ke dalam kamar mandi. Membuka gaunnya dan menggantinya dengan kaos itu. Terakhir yang ia lakukan adalah membersihkan wajahnya dari riasan sederhana yang Karin berikan. Namun sebelum menghapusnya Sakura menahan gerak tangannya. Menatap lama wajahnya yang terlihat berbeda. Karin sungguh memiliki bakat merias seseorang. Di bumbuhi senyum wajahnya sudah sangat terlihat sempurna. Sayang, untuk saat ini Sakura tak bisa tersenyum.

Dadanya sesak hingga menahan bibirnya untuk menciptakan kurva kecil.

Mau bagaimana lagi. Semua sudah terjadi.

Hanya ada kalimat itu yang Sakura tanamkan dalam pikirannya sebelum meninggalkan kamar mandi. Dan terkejut ketika melihat Sasuke melepas atasannya dan menggantinya dengan kaos santai.

Hello DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang