13

2.5K 396 55
                                    

Semua Tokoh Milik Masashi Kishimoto.

Warning! Bad EYD, typo. Mengandung kata-kata kasar bahkan lebih dari itu, (18+).

.

"Disfungsi ereksi, kau tau itu kan? Aku mengalaminya."

Itu hantaman bagi Sasuke. Tapi pasti Itachi paling terluka.

"Akan sangat sepi rasanya jika tak ada suara tangis bayi yang terdengar di rumah. Andaikan ibu dan ayah ada mereka akan menagih itu untukku, karena aku tidak bisa maka kau satu-satunya harapanku." Itachi mengatakannya tanpa beban.

Sasuke tak bisa berkata-kata. Otaknya hanya mengulang kalimat pertama Itachi. Dia bahkan tidak memikirkan apa yang Itachi katakan selanjutnya. Terkejut dengan apa yang Itachi utarakan.

"Sakura tau, aku yakin dia tidak memberitahumu."

Sasuke kembali terkejut. Sakura menyembunyikan hal itu darinya?

"Kenapa kau tidak bertanya-tanya mengapa Sakura tidak menandatangani surat perceraian kalian?" Padahal Itachi sangat tau alasan Sakura bertahan dengan Sasuke. Tentu saja karena dirinya. Gadis itu mengasihaninya dengan mengorbankan perasaannya. Meski Karin bilang Sakura mulai menyukai Sasuke, itu bohong. Sejak awal Sakura memilih bertahan karena dirinya. Bukan rasa sukanya. Jika pun itu ada rasa itu mungkin baru muncul.

Sekarang, Sasuke mengerti. Sangat mengerti.

Sasuke baru tiba di apartemen saat Sakura tidur. Sorot matanya sangat tidak biasa. Memancarkan sesuatu yang tak bisa ia sampaikan dengan ungkapan kata. Gadis keras kepala itu ternyata menyimpan banyak misteri. Terkadang membingungkan. Tapi ternyata itu mampu menyentuh sesuatu yang tak harusnya bisa di sentuh oleh siapapun. Hatinya.

Mata itu terpejam rapat menyembunyikan iris hijau teduh. Bibir cerewet itu tertutup. Tenang dan damai. Dua hal itu hanya akan Sasuke temui saat gadis itu tidur. Dia membawa kursi rodanya mendekati tepi ranjang. Tergoda untuk menyentuh pipi putih gadis itu. Dan sangat lembut saat tangannya mengusapnya. Betapa halus kulitnya. Sasuke tidak menduga kalau wajah itu sangat cantik di tatap dengan jarak dekat.

Siapa sangkah dia mendapatkan kejutan luar biasa saat mata itu tiba-tiba terbuka. Sasuke langsung menarik tubuhnya mundur dengan memasang wajah datar, seolah tak terjadi apa-apa barusan.

"Dari tadi aku menunggumu."

Ucap suara itu pelan. Jadi dari tadi juga Sakura menyadari perlakuan Sasuke? Dia berusaha tetap tenang sekarang. Menutupi detakan jantung yang tak normal. Rasanya seperti tertangkap basah melakukan pencurian.

Sakura memposisikan dirinya untuk duduk sambil terus menatap Sasuke. Sama seperti Sasuke dia juga berusaha tetap tenang. Meski gagal menahan garis-garis halus yang muncul di pipinya. Malu, sekaligus bergetar. Sulit Sakura jelaskan dengan kata-kata. Hatinya berdebar hebat padahal Sasuke hanya menyentuh pipinya. Waktu Yahiko Pein hampir menciumnya rasanya tak semendebarkan ini.

"Sasuke kita harus bicara." Sakura menghapus keheningan. Pura-pura lupa apa yang barusan terjadi.

"Ini sudah larut." Sasuke memutar kursinya.

"Jadi kapan kau ada waktu?" Sakura berdiri. Menahan kursi roda Sasuke.
"Ini penting bagiku. Tapi jika kau tidak menganggapnya penting lupakan saja." Sakura melepas kursi roda Sasuke lalu berjalan meninggalkan kamar. Pada akhirnya Sasuke mengikutinya.

"Kita bicara sekarang."

Sakura diam-diam tersenyum.  Sekarang dia duduk di atas sofa melirik Sasuke yang mendekatinya.
"Tentang memulai dari awal itu cukup muda sebenarnya." Sakura membuka pembahasan.

Hello DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang