Semua Tokoh Milik Masashi Kishimoto.Warning! Bad EYD, typo. Mengandung kata-kata kasar bahkan lebih dari itu, (18+).
.
Akhir yang manis tentu tak selamanya berawal dari manis juga. Katakanlah, ada hal yang tidak menyenangkan yang selalu menjadi pintu. Membukanya tidak lah muda, semua orang tau itu, bahwa alur kehidupan penuh dengan kejutan setelah menemukan sesuatu yang buruk, tidak menyenangkan, bahkan pahit.
Sakura juga tau, disini mungkin dia yang paling sadar tentang awal kisahnya. Kisah yang pada awalnya hanya terlihat hancur. Namun siapa yang menduga, bahkan dia pun tak menduga, takdir tak sekejam itu.
Pernikahannya tak seperti harapannya.
Sakura tak perlu mengumpati realita dari ekspektasinya yang jauh berbeda. Dia tak perlu menyesali apapun karena apa yang ia rasakan sekarang bukanlah badai dari sebuah pernikahan sepihak. Tapi, pelangi. Lihat saja bibirnya yang tak urung menghapus senyum. Juugo yang melihat merasa aneh sendiri. Sejak tadi istri dari Sasuke itu memasang ekspresi yang sedikit menyeramkan walau pun wajah itu tetap manis. Andai Sakura tetap bersikap anggun dengan sesekali menghilangkan senyum yang sudah tercetak lebih dari setengah jam itu. Mungkin Juugo tak merasa seaneh itu. Terlebih banyak orang di sekitar mereka.
Lebih aneh lagi rasanya ketika suami dari wanita yang sedari tadi tersenyum bersikap seperti tak terjadi apa-apa. Seperti wanita yang duduk tepat di depannya tak mengganggu dengan raut wajah yang terlihat lain dari biasanya.
Juugo tentu saja terganggu, bukan lagi dengan keanehan di wajah manis itu, tapi dia sadar, sangat sadar aroma cinta bertebaran di sekitar meja itu. Yang jelasnya bukan berasal darinya, tapi dari kedua orang yang ada di sampingnya. Satunya bersikap terang-terangan dan satu lagi bersikap diam namun pancaran matanya penuh kasih sayang.
"Kita sedang berada di restoran." Juugo tiba-tiba berbicara. Sakura meliriknya tanpa menghapus senyumnya. Berbeda dengan Sasuke yang mengabaikan Juugo.
Tentu saja ada maksud dari pernyataan Juugo. Ayolah, meski pun Sakura dan Sasuke tak memperlihatkan dengan jelas bongkahan cinta mereka tapi itu tetap terlihat di mata Juugo. Jiwa seseorang yang masih sendiri hingga saat ini memang sangat peka. Selalu merasa sensitif berdekatan dengan orang yang di mabuk cinta. Ah, Juugo mulai memikirkan masa depannya.
"Aku harus makan banyak." Bahkan senyum itu tak hilang dari wajahnya saat Sakura bicara. Rasa-rasanya juugo ingin memutar matanya. Sayang sekali menggerakkan matanya saja dia harus hati-hati. Entah kenapa akhir-akhir ini Sasuke bersikap berbeda. Juugo masih ingat beberapa hari lalu Sasuke memarahinya gara-gara Sakura terlambat pulang. Padahal gadis itu sudah katakan akan terlambat pulang karena banyak tugas.
Dan pagi tadi Sasuke marah-marah padanya karena memakai baju yang warnanya sama dengan Sakura. Sebegitu takut kah lelaki itu akan gadisnya di ambil orang lain. Bahkan hanya dengan masalah warna baju. Lalu bagaimana dengan laki-laki di meja seberang yang memakai baju sama warnanya dengan Sakura? Kenapa hanya Juugo yang di marahi?
"Kau makan terlalu banyak." Sasuke melirik isi meja. Hanya makanannya dan Juugo yang tersisa banyak. Piring Sakura bersih.
"Aku kelaparan." Sakura mengusap perutnya. Lihat senyum manis itu. Juugo menarik nafas dalam. Berpikir Sasuke akan diabetes gara-gara istrinya.
"Aku keluar duluan." Juugo bermaksud memindahkan mobilnya dari parkiran ke depan teras restoran untuk memudahkan Sasuke masuk mobil. Tapi ketika Sakura menahannya dengan memegang lengannya entah kenapa Juugo merasa badai akan datang. Sungguh, tatapan Sasuke tidak pernah setajam hari ini.
"Kau tetap disini." Suara Sakura membuat Juugo tiba-tiba pusing.
"Aku masih ingin memesan makanan. Kau habiskan makananmu." Sekarang Sakura membuat Juugo mau muntah. Dia sudah sangat kenyang. Dia sudah makan sebelum ke restoran. Dari awal Juugo menolak memesan makanan namun Sakura memaksanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Destiny
FanfictionMenikahi Sasuke yang lumpuh adalah bukti Sakura menyayangi Karin dan menghormati Itachi. Jelas di lihat oleh mata terlalu banyak perbedaan yang bercampur dengan segala kerumitan. Namun siapa yang tau, takdir terkadang tidak seburuk yang kita kira. ...