Semua Tokoh Milik Masashi Kishimoto.
Warning! Bad EYD, typo. Mengandung kata-kata kasar bahkan lebih dari itu, (18+).
.
Sejak tadi yang Sakura lakukan hanya melamun. Kalau tidak, menghela nafas untuk sesering kalinya. Keadaannya malah semakin buruk setelah bertatap muka dengan Gaara.
"Sekarang apa? Berpelukan di muka umum. Kau hebat Sakura. Yahiko cukup cocok jadi selingkuhanmu."
Dan kata-kata Gaara berjam-jam lalu masih mengganggu telinganya hingga detik ini. Berdenging dengan suara-suara meledek khas Gaara di tengah kesunyian apartemennya.
Padahal langit telah senja.
"Kemana mereka?" Pertanyaan itu lolos bersama helaan nafas gusar. Sakura mengusap wajahnya kasar. Beberapa detik kemudian barulah kedua pasang matanya menatap pilu makanan yang ia masak sejak siang tadi. Makan yang ia buat pagi tadi telah menyatu dnegan sampah. Bagus, makanannya memang tak begitu enak. Tapi melihatnya tragis tanpa di sentuh sungguh miris rasanya. Sakura berinisiatif untuk kembali memasak sebelum suara pintu terbuka menghentikannya.Juugo cukup terkejut melihatnya saat menapaki lantai dapur. Sakura tak bisa menahan senyum geli. Sambil melanjutkan kegiatannya.
"Dari mana saja?" Sakura mengeluarkan suara tanpa melihat wajah Juugo yang gusar.
"Lu-ar." Juugo sadar akan suaranya yang gugup. Kemudian pecah. Menarik atensi Sakura untuk menatapnya bingung.
"Kau seperti menemukan hal besar." Kepala Sakura menggeleng kecil. Tangannya berhati-hati mengiris bawang dan tomat.
Bukan hal besar lagi. Tapi badai. Juugo bergumam dalam hati. Mendengar suara gesekan roda dengan lantai mengalihkam keduanya. Sasuke menyusul masuk. Membuka pintu lemari es dan membawa sebotol mineral dari sana. Tak repot menatap Sakura.
"Tidak usah repot-repot memasak." Hanya kata itu yang melewati celah bibirnya sebelum meninggalkan Sakura yang terkejut dan Juugo yang menunduk gugup.
"Kami sudah makan. Jangan khawatir." Juugo berujar kurang meyakinkan. Takut kebohongannya terbongkar. Langkah kaki cepat menyentaknya untuk melihat Sakura meninggalkan dapur. Wajah gadis itu memerah dengan jelas. Juugo tau dia marah.
"Begini caramu mengatakan masakanku tidak enak?"
Baiklah. Lengkingan suara Sakura mengagetkan Juugo yang berada di dapur.
Sasuke meneguk airnya dengan pelan. Walau sedikit terkejut dan tangan yang bergetar memegang botol. Kepalanya menggeleng pelan. Tak bersuara saat terang-terangan Sakura melemparinya tatapan tajam.
"Kenapa kau diam saja?" Sakura kesal. Sasuke mengabaikannya. Mengapa lelaki itu tak sedikitpun memahaminya? Ia bahkan mengorbankan perasaannya hanya untuk Sasuke. Bayang-bayang senyum Yahiko setelah melepas pelukannya mengiris hatinya. Ya, lelaki itu memang ada di saat dirinya membutuhkan pegangan. Sekali lagi, ikatan pernikahannya membuat Sakura kembali menolak tawaran cinta Yahiko.
Mendapat perlakuan seperti ini dari suaminya tentu saja membuat Sakura kesal dan marah.
Kali ini Sasuke menatap Sakura. Tatapannya yakin seyakin apa yang ia pilih. Gadis ini pastilah memikul bebannya. Untuk mengakhirinya, jalannya hanya satu—
"Tanda tangani surat itu." Ujarnya pelan. Namun Sakura mengikuti gerakan matanya pada map di atas meja.
Di ujung ruangan Juugo menatap sendu. Sakit hati selalu berujung pada perpisahan. Begitu juga sebaliknya.
—perceraian.
Sakura mengulang kalimat itu dalam hati saat matanya berhasil menyapu seluruh huruf di dalam kertas itu. Nafasnya tercekal. Tangan tak kasat mata mencekiknya begitu apa yang ia pertahankan sekuat tenaga malah ingin Sasuke akhiri. Sampai pada titik ini bukanlah hal muda bagiSakura. Selain Yahiko yang sempat menjadi penghalang, diri sendiri turut menjadi beban terberatnya untuk menjadi sosok yang setia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Destiny
FanfictionMenikahi Sasuke yang lumpuh adalah bukti Sakura menyayangi Karin dan menghormati Itachi. Jelas di lihat oleh mata terlalu banyak perbedaan yang bercampur dengan segala kerumitan. Namun siapa yang tau, takdir terkadang tidak seburuk yang kita kira. ...