Semua Tokoh Milik Masashi Kishimoto.
Warning! Bad EYD, typo. Mengandung kata-kata kasar bahkan lebih dari itu, (18+).
.
Ketika menatapnya lagi. Sakura tau ada retakan yang terukir jelas dalam hatinya. Mengapa begitu sulit menuntun takdir? Ternyata tak semudah apa yang Matsuri katakan. Hatinya sudah merelakan apa yang memang tidak harus ia perjuangkan. Yahiko. Namun saat itu terjadi, lembaran surat yang sama seperti surat yang berakhir miris kemarin kembali menyentuh telapak tangannya.
Nafasnya seolah berubah menjadi batu. Tersangkut di tenggorokan. Sakura tak mampu untuk menangis lagi. Karena dia tau itu akan percuma. Seperti apa yang keluar dari bibirnya kemarin. Hari ini kertas yang sama berakhir sama. Mengotori lantai dengan ceceran kepingan.
Sakura tau Sasuke masih di luar. Atau memang lelaki itu sudah enggan untuk menatapnya. Kehilangan tenaga, sukses membuatnya pening. Dua hari terakhir membuatnya benar-benar lemah dengan asupan makanan yang gagal menyentuh lambung.
Didetik yang perlahan berubah jadi jam kembali menambah rasa sesak di dada.
Sakura tak sekuat itu untuk di diami begitu lama. Maka kedua kakinya meninggalkan kamar. Mencari sosok Sasuke yang akhirnya tertangkap di kedua retinanya.Lelaki itu seakan fokus pada layar tv. Mengabaikannya. Benar-benar mengabaikan Sakura yang perlahan melangkah.
Kepalanya benar-benar pening. Pandangannya hampir buram. Kalau situasi ini tidaklah begitu penting mungkin Sakura memilih berbaring saja.
"Kenapa?" Suaranya mengalun serak. Sakura tau tenaganya benar-benar terkuras hanya untuk berdiri dan bersuara.
Tanpa melihat, Sasuke menjawab. Benar-benar acuh.
"Kau sudah mendengar alasannya.""Kau membenciku." Sekarang bukan pertanyaan yang keluar.
Sasuke menggeleng tegas. Tak mengerti mengapa Sakura mengatakan kata itu. Lebih cocok untuk ia katakan sebenarnya.
"Aku beban. Aku tau."
Dan itu juga.
Sasuke menatapnya kali ini. Sedikit tersentak melihat wajah pucat itu.
"Kau melupakan perkataanku. Aku sungguh ingin bertahan." Sakura kembali bicara.
Hal aneh yang berhasil menyentuh telinga Sasuke. Bertahan disaat hatimu tak disini? Ingin sekali ia mengatakan itu. Bibirnya masih terkatup rapat. Ayolah, Sasuke hanya ingin memberikan yang terbaik.
"Aku," kini fokus Sakura terpecah oleh retakan yang berhasil terlihat nyata di kedua matanya. Sebelum air itu berhasil kembali mengotori pipi. Ia melangkah cepat. Meretas jarak, tak menyisakan sejengkal pun. Kakinya menyentuh ujung kaki Sasuke.
"Atau kau ingin,"Dan Sasuke tak mengerti mengapa Sakura menunduk. Mendekatkan wajahnya. Berpaling cepat ketika melihat bibir Sakura mengarah ke wajahnya. Dan menyentuh tepat di pipi. Apa yang Sakura lakukan membuat Sasuke bergetar. Getaran lain yang berbeda dari sebuah damba atau tarikan pesona.
Pembuktian dengan ciuman. Sakura gagal mengatakannya saat merasa matanya benar-benar panas. Berhasil meloloskan air mata lagi. Lagi. Hatinya perlahan hancur bersama keinginannya untuk tetap berdiri. Ia terjatuh tepat di depan Sasuke. Tak percaya akan sebuah penolakan. Jangankan menyentuh bibirnya, Sasuke mungkin tak akan benar-benar menyentuhnya. Dan terasa aneh saat bibirnya malah melantunkan tawa kecil.
Mengundang memori Yahiko yang hampir menciumnya. Bagian dia menghindar pastilah meninggalkan luka di hati Yahiko. Dan Sakura merasakan seperti apa luka itu. Sakit. Sakit yang tak bisa di ungkapkan dengan kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Destiny
FanfictionMenikahi Sasuke yang lumpuh adalah bukti Sakura menyayangi Karin dan menghormati Itachi. Jelas di lihat oleh mata terlalu banyak perbedaan yang bercampur dengan segala kerumitan. Namun siapa yang tau, takdir terkadang tidak seburuk yang kita kira. ...