"Maaf."
👻👻👻
"Gue tadi liat Vivi."
"Di mana?" tanya Jesicca dan Hana bersamaan, ada rasa terkejut dan penasaran pada raut wajah mereka.
"Di ruang kelas kalian tadi."
Jesicca hendak menuntun Hana untuk mencari keberadaan hantu Vivi, urusan Si Penguntit itu biarlah Garda dan Devo yang tangani, pikir Jesicca.
Namun, baru beberapa langkah melanjutkan perjalanan, Hana langsung memutar balik dan berlari sekencang mungkin ke arah belakang sekolah. Hana merasa bahwa dia harus kembali ke sana, tanpa bisa membayangkan apa yang akan terjadi karena keputusannya itu.
Jesicca dan hantu Alex tidak diam saja, melihat punggung Hana yang semakin menghilang membuat Jesicca semakin memacu kakinya. Hana berbelok, menyebabkan Jesicca tak bisa melihat gadis itu lagi. Pun ketika Jesicca menginjakkan kaki di belakang sekolah, Hana seolah-olah hilang ditelan bumi.
👻👻👻
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam, tetapi tiga remaja itu masih tertahan di sekolah mereka. Bukan karena mendapatkan tugas tambahan, melainkan karena tengah mencari salah satu teman mereka yang menghilang.
"Lo yakin dia lari ke arah belakang sekolah?" tanya lelaki dengan name tag Devo itu.
"Yakin! Gue masih liat sekilas dia lari ke arah sini sebelum tiba-tiba hilang," jawab satu-satunya perempuan di antara mereka, Jesicca.
"Tanya ke satpam," ujar lelaki yang lain, Garda. Dia melangkah terlebih dahulu diikuti dua remaja lainnya.
"Hei, ini sudah lewat dari jam pulang, kalian kenapa masih di sini?" Orang yang dicari ternyata menemukan mereka. Satpam itu memandang tiga remaja itu dengan tatapan bingung.
"Pak, bapak kenal Hana, 'kan? Hana Sabita." Jesicca langsung bertanya ketika jarak di antara mereka cukup dekat.
"Ah, dia. Kenal, kenapa memangnya?"
"Bapak ada liat dia pulang atau keluar lewat gerbang, Pak?" tanya Devo.
"Wah, kalau itu saya juga tidak tau, kurang perhatiin siapa saja yang keluar masuk. Ada apa kalau boleh tau?"
"Dia hilang, Pak. Kami cari dari tadi gak ketemu."
"Sudah dicoba dicari ke rumah?" Pertanyaan dari satpam itu langsung membuat tiga remaja tadi berlari menuju area parkir kendaraan, mereka langsung tancap gas menuju rumah Hana.
👻👻👻
"Baik, terima kasih." Andre menutup panggilan telepon lalu menatap istri dan tiga remaja di dekatnya. Dengan gelengan pelan, empat orang itu langsung mengerti bahwa yang barusan bicara dengan Andre pun tidak tahu menahu tentang keberadaan Hana.
Kurang delapan menit menuju pukul enam tepat saat Jesicca, Garda, dan Devo sampai di rumah Hana. Nina yang melihat teman-teman putrinya menyambut mereka dengan senang hati.
Namun, itu tak berselang lama ketika kedatangan mereka justru mencari keberadaan Hana. Ibu satu anak itu langsung menyuruh Andre segera menghubungi semua sanak saudara untuk menanyakan keberadaan putrinya.
"Pa! Ayo cari ke sekolah!" ajak Nina yang semakin khawatir.
"Sekolah sudah tutup jam segini, Tan," cicit Jesicca, takut ibu temannya mengamuk.
"Kalian sudah tanyakan kepada pihak sekolah? Kepada teman-teman yang lain?" tanya Andre.
"Sudah, Om. Tidak ada satu pun yang tau," jawab Jesicca.
KAMU SEDANG MEMBACA
"MEREKA" ADA ✔️
HorrorApa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata indigo? ---------------------------------------------------- Hana Sabita, gadis 16 tahun yang diberi kekuatan untuk melihat "mereka" setiap harinya sejak kecil. Ya, bayangkan saja sejak keci...