"Who is he?"
👻👻👻
Deretan rumus Fisika berhasil membuat tujuh bintang mengelilingi kepala sebagian murid kelas 11 IPA 3, termasuk Hana. Beberapa dari mereka bahkan ada yang sudah melanjutkan mimpi yang terjeda pagi tadi. Hana yang tadi tak sempat sarapan tengah berusaha keras untuk menyembunyikan suara perutnya itu.
Kring ... Kring ... Kring
Semua orang berteriak semangat, beberapa dari mereka bahkan sudah keluar kelas tanpa mempedulikan guru yang masih berada di dalam kelas.
"Cepet, Na! Udah laper akut ini!" rengek Jesicca yang dibalas anggukan oleh Hana.
"Ayo!" ajak Hana.
"Tunggu!"
Ucapan Garda membuat langkah Hana dan Jesicca terhenti, memutar badan sambil memasang ekspresi bingung, mengharap alasan mengapa lelaki tadi menghentikan langkah mereka.
"Gak jadi ketemu sama kepala sekolah?" tanya Garda to the point.
"Nanti ajalah anjir, perut gue udah demo ini!" sambar Devo. Menyadari bahwa dirinya kalah suara, Garda hanya mengangguk sambil melangkahkan kakinya mengikuti Devo, menyusul dua gadis yang baru saja menghilang. Kantin adalah tempat yang tepat untuk kali ini.
"Mang, baksonya empat!" kata Jesicca, memesan menu yang sama untuknya dan yang lain.
"Lima, Mang!" Itu suara Devo.
"Satu lagi buat siapa?" tanya Hana dari meja kantin.
"Jodohmu ini lagi laper banget, Na, maklum." Devo memasang wajah memelas andalannya, makan bakso dua mangkuk tidak akan mendapat dosa, 'kan?
"Jodah jodoh jodah jodoh, bawa sendiri noh punya lo sama Garda!" sinis Jesicca sambil membawa pesanannya dan Hana.
Setelah semua pesanan sampai, mereka langsung melahap makanan masing-masing tanpa memperdulikan gunjingan yang pastinya ditujukan untuk Hana.
"Makan sama Garda sekarang cui!"
Begitu kira-kira.
Terhanyut dengan nikmatnya bakso kantin itu, Hana tiba-tiba merasakan aura aneh di sekitarnya, ditatapnya Jesicca yang ternyata memberinya isyarat untuk melihat ke samping kirinya. Hana menuruti, dan terlihatlah hantu Antonio yang menatap Garda dengan sendu.
Hana memberikan tangannya pada Garda. "Mau lihat Bang Anton?"
"Mana?!" Suara Garda dan Devo terdengar sedikit antusias.
Prett
Sebelum Hana memberikan tangannya, muncullah suara itu.
"GAK SOPAN ANYING, LAGI MAKAN!" pekik Jesicca pada sang pelaku yang tak lain adalah Devo. Beberapa pasang mata lain melihat ke arah mereka karena terkejut dengan suara keras Jesicca.
Devo hanya menahan tawanya, lalu berpose seolah tengah memegang telepon seluler. "Panggilan alam," ucapnya, kemudian pergi sebelum bunyi itu membuat orang lain pingsan.
"Halo, Bang." Itulah kata yang dikeluarkan Garda, sengaja pelan agar tak ada yang curiga.
"Ini gue gak salah liat?!"
"Omo pegangan tangan!"
"Senyum lagi si Garda, anjir!"
"NGAPE LO PADA?! IRI YA?! KASIAN!" ejek Jesicca sambil menatap sekeliling kantin. Beberapa kali lidahnya ia keluarkan untuk membuat para penggunjing itu kepanasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
"MEREKA" ADA ✔️
HorrorApa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata indigo? ---------------------------------------------------- Hana Sabita, gadis 16 tahun yang diberi kekuatan untuk melihat "mereka" setiap harinya sejak kecil. Ya, bayangkan saja sejak keci...