24 : Beberapa Terungkap

4.2K 608 124
                                    

Hai, apa kabar?
Udah senyum belum hari ini?
Senyum dulu yo:v

Baca pelan-pelan, ya.

Btw, kalo pindah latar tempat, belum tentu waktunya beda ya, bisa jadi di waktu yang sama, bisa jdi beberapa menit sebelumnya atau beberapa jam setelahnya, dll. Baca ajala pokokna:v

Enjoy!

-----------------------------------------------------------

"Ingat dengan Revina? Dia korban saya juga."

👻👻👻

"Ma-maaf."

Satu kata yang keluar dengan terbata itu berasal dari mulut ayah Garda. Jesicca menggigit lengan Garda menyebabkan cekikan itu mengendur, lalu dia memanfaatkan kesempatan itu untuk menarik Garda menjauh.

Ayah Garda terduduk di pinggiran tangga, lemas. Ia berusaha mengambil oksigen sebanyak mungkin sebelum akhirnya sebuah cerita keluar dari mulutnya.

FLASHBACK ON

"Minum, Ranti!" desak sang suami, dari nada bicaranya, nampak sekali bahwa perintah itu telah ia lontarkan berkali-kali.

"Aku mau cari anakku, Mas!" tolak sang istri sembari menjauhkan tangan suaminya dari wajahnya.

"Antonio sudah tiada, Ranti. Berhenti bahas dia lagi!" Emosi sang suami kembali tersulut.

"Jaga omongan kamu, Mas Rio! Sebelum aku bisa melihat jasadnya dengan mataku sendiri, itu berarti anakku masih hidup!"

Ranti keluar dari kamarnya sembari menahan isakan, bagaimanapun ia hanya seorang ibu yang masih tak rela jika harus mempercayai omong kosong polisi perihal anaknya yang diduga telah meninggal.

Sang suami mencekal lengan istrinya, menahan langkah istrinya untuk menuruni tangga. "Sadar kamu! Kasihani dirimu, Ranti! Ini sudah berbulan-bulan Antonio tidak kembali ke rumah ini!"

"Ini semua salah kamu, Mas! Andai saja kamu tidak memaki dia, dia tidak akan pergi begitu saja hari itu!"

"Apa yang dia lakukan itu salah!"

"Terserah kamu, Mas." Sang istri melepas cekalan tangan suaminya lalu menuruni tangga. Karena pikirannya terlalu kalut, untuk mencapai anak tangga terakhir saja dia tidak bisa karena kakinya tergelincir. Terjadilah hal yang tidak diinginkan.

"RANTI!"

Hari itu, menjadi hari terkelam di kediaman Wijaya.

FLASHBACK OFF

"Ibumu tewas di tempat, ayah terlalu takut untuk mengaku walau itu hanya sebuah kecelakaan."

Kalimat itu menjadi akhir dari cerita ayah Garda. Lutut Garda melemas, semakin merasa bersalah karena telah berbuat buruk pada ayahnya sendiri. Ditatapnya sang ayah yang kini melangkah tertatih melanjutkan langkah yang terhenti tadi menuju salah satu kamar. Garda tahu, ayahnya tidak ingin ada orang lain melihat sang ayah menangis.

"MEREKA" ADA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang