02 : Hari Pertama

8.6K 1.1K 498
                                    

"Awali hari dengan senyuman, supaya doi jadi terpikat."

👻👻👻

Hari masih terlalu pagi saat Hana merasakan hembusan dingin menerpa pipinya. Sedikit malas, matanya ia paksakan untuk terbuka sekedar melihat jam dinding yang tergantung di atas pintu kamarnya.

05:25 WIB

Mulut gadis itu maju, menandakan bahwa ia tidak suka dengan apa yang baru saja temannya itu lakukan.

"Alex ngapain, sih? Masih pagi udah ganggu Hana aja!" sungut Hana sembari melirik sinis sosok yang sedari tadi melayang di samping kasurnya.

"Gue? Emang gue ngapain?" Sosok itu memasang raut wajah seolah tak paham dengan diksi yang Hana gunakan.

"Dih, nilai bahasa Indonesia Alex dulu sejelek apa sampe gak ngerti bahasa Hana?"

Merasa tersinggung, hantu Alex melayang mengitari Hana. Bukannya marah, hantu itu justru tersenyum simpul sembari berkata, "Gue suka sama lo yang sekarang, Na."

"Hana cantik, makanya Alex suka."

Percayalah, jika saja hantu Alex bisa menggampar mulut Hana, maka ia akan melakukannya dengan amat keras. Temannya ini kenapa jadi suka kelewat percaya diri?

"Percaya diri amat, najis. Maksud gue, sikap lo yang sekarang, gak menye-menye kayak dulu."

Hana hanya mengangguk lalu mengangkat tangannya hendak menutupi mulutnya yang menguap akibat rasa kantuk. Dirinya masih merasa malas untuk sekedar bangun dari tempat tidurnya.

"Eits, bangun sekarang, sekolah! Anak gadis gak ada yang jam segini masih tidur," kata hantu Alex saat melihat Hana yang terlihat hendak melanjutkan mimpi lagi.

"Iya-iya, banyak ngomong banget, heran." Hana bangkit dari kasur, berjalan gontai ke arah lemari pakaiannya.

"Awali hari dengan senyuman, supaya doi jadi terpikat," kata hantu Alex saat mendapati mulut Hana yang masih maju beberapa senti.

"Dori?"

"Doi, Na. Kata lain dari pacar," ucap hantu Alex bersabar menghadapi Hana yang terkadang suka kelewat polos.

"Pacar?" Hana masih bingung dengan kosa kata yang hantu Alex berikan. Otaknya masih terlalu polos, berbeda sekali dengan kalian.

"Kekasih," ucap hantu Alex, Hana mengangguk lalu tersenyum lebar.

"Lah, kenapa senyum sampe segitunya?"

"Tadi suruh senyum, sekarang malah nanya, aneh." Hana berlalu usai menyelesaikan kalimatnya, berdebat dengan hantu Alex bukanlah permulaan hari yang bagus

👻👻👻

"Pagi Ma!" sapa Hana. Gadis itu langsung bergegas ke dapur setelah menyelesaikan urusannya di kamar. Lengkap dengan seragam putih abu pada tubuhnya, dirinya kini berdiri memasang senyum kepada ibunya.

"Eh, anak mamah udah cantik aja, baru juga jam setengah enam," ucap Nina—ibu Hana—.

"Hehe, sengaja mau bantuin mamah masak," ucap Hana.

"Oh, tapi gimana mau bantuin? Kamunya aja udah make seragam sekolah, nanti takutnya kotor." Nina berkata sembari tetap fokus kepada sayuran di hadapannya.

"Aku motongin sayurnya aja, Ma," tawar Hana. Nina hanya mengangguk menyetujui, mereka pun melaksanakan tugas masing-masing. Hantu Alex? Mungkin sedang PDKT dengan kuntilanak rumah sebelah.

Tak lama kemudian, Andre—ayah Hana— nampak keluar dari kamar dengan baju dan tas kantornya, lalu duduk di meja makan. Bersamaan dengan itu, sarapan pun sudah siap, mereka menyantap sarapan mereka. Hening, hanya ada suara piring yang beradu dengan sendok dan garpu.

"MEREKA" ADA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang