07 : Pak Firman

5.7K 894 281
                                    

"Aduh, lebih serem hantu atau ulangan matematika dadakan?"

👻👻👻

Waktu seperti cepat berlalu. Tak terasa, sudah hampir dua bulan Hana bersekolah di SMA Rajawali. Gosip-gosip tentang dia dan Jesicca yang bisa melihat hantu pun bisa mereka bantah dan sekarang sudah menguap entah ke mana.

"Halo anak-anak!" sapa seorang guru yang ternyata Pak Firman.

"Halo, Pak!" teriak anak-anak kompak.

"Si Firman kenapa, ya? Akhir-akhir ini sering masuk dan ke mana-mana selalu diikutin mulu sama si Antonio," bisik Jesicca kepada Hana.

Jesicca memilih untuk pindah duduk bersama Hana karena teman sebangkunya pindah ke luar kota. Perihal ucapan Jesicca, memang benar, Pak Firman selalu diikuti oleh hantu Antonio. Hal inilah yang membuat Hana dan Jesicca terus memantau gerak geriknya.

"Jadi beneran nih, kita bakal bantu Antonio buat kembali ke alamnya?" tanya Hana.

Jesicca memang berniat untuk membantu Antonio dengan alasan ini akan menjadi pengalaman yang seru. Namun, berbeda dengan Hana, dirinya itu jarang sekali ikut campur dalam urusan arwah. Walaupun sempat ragu akan caranya, Hana pun ikut ambil bagian dalam rencana itu, niatnya hanya ingin membantu.

"Iya dong, kan udah kita bahas."

"Dua siswi yang di belakang, bisa ganti saya mengajar?"

Tiba-tiba pak Firman bersuara. Dari tadi Pak Firman sedang menerangkan pelajaran, melihat Hana dan Jesicca asik berbicara berdua, beliau pun menegur mereka.

"Eh anu, Pak, si Hana sakit tapi dia ga mau ke UKS," jawab Jesicca akhirnya.

"Apakah itu benar, Hana?"

Hana hanya diam tak menjawab, dia fokus menatap hantu Antonio yang sedang berada di belakang pak Firman dan menatap Pak Firman dengan marah. Jesicca yang kesal karena Hana tak menjawab pun akhirnya mencubit pinggang Hana.

"Aw! Eh, oh i–iya pak, kepala saya sedikit pusing," jawab Hana akhirnya.

"Masih kuat?"

"Masih, Pak."

"Ya sudah, kita lanjutkan pelajaran."

"Gila tuh guru, bukannya disuruh ke UKS."

Hana tak menghiraukan bisikan Jesicca, dia berusaha fokus terhadap pelajaran tanpa ada niat untuk melirik ke arah hantu Antonio lagi.

👻👻👻

Bel istirahat sudah berbunyi, Pak Firman sudah meninggalkan kelas. Sebagian murid memilih menetap di kelas termasuk Hana dan Jesicca.

"Kayaknya bener deh, Jes. Pak Firman pasti ada hubungannya dengan kematian hantu Antonio," ucap Hana memulai analisanya.

"Iya, gue juga mikir gitu," ucap Jesicca setuju. "Bukannya lo indigo, ya? Seharusnya lo tau dong siapa pembunuhnya?" tambahnya.

Hana menggeleng. "Aku gak masuk ke indigo yang langsung tau, aku harus memegang barang bukti atau setidaknya berada di tempat kejadian. Itu pun gak selalu berhasil, karena insting indigoku gak bisa bekerja sesuai kehendakku, bakal muncul gitu aja. Masa lalu yang dilihat pun samar-samar, sama halnya dengan ngeliat masa depan."

Jesicca melotot kaget. "What?! Lo bisa liat masa depan?!"

Hana hanya menganggukan kepalanya untuk merespon, edikit menggerakkan tanggannya, memberi isyarat kepada Jesicca agar memelankan suaranya.

"MEREKA" ADA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang