Pukul 1 siang matahari tidak terlalu terik, karena tertutup sedikit awan. Raya duduk di teras rumah sejak Raju memberi kabar "On The Way"
Ditemani snack dan susu kotak, Raya duduk santai. Lebih tepatnya mencoba agar tidak nervous. Saking gugupnya akan pergi dengan Raju, sampai-sampai Raya sempat bimbang antara memilih memakai sandal atau sepatu. Bahkan, sampai saat ini Raya belum menentukan keputusannya.
"Non, sepatunya belum dikirim tukang cuci, sisa sepatu sekolah sama sepatu-sepatu di lemari," adu Bi Mani yang datang sambil membawa sandal tali.
Raya menengok. "Oh iya, lupa Bi. Kalau gitu Raya pakai sendal itu aja."
Bi Mani mengangkat sandal ditangannya. "Yang ini?"
Raya mengangguk. "Kalau pakai sepatu di lemari terlalu berlebihan, Raya cuman keluar sebentar kok."
Bi mani meletakkan sandal tepat di bawah Raya. Kemudian, Raya segera mengenakannya dan berdiri.
"Udah bagus, belom, Bi?" tanya Raya meminta pendapat Bi Mani.
"Udah bagus, sampai yang nungguin senyum-senyum tuh," balas Bi Mani.
Raya segera menegok ke arah pagar rumah. Benar saja, di sana sudah ada Raju yang tengah tersenyum ramah pada Bi Mani. Aduh malu sekali. Mau di taruh mana muka Raya tuhannn.
"Raya pergi dulu, Biiii," pamit Raya terburu-buru.
Raju menggeleng takjub. Cowok itu turun dari motor, kemudian melepas helm terlebih dahulu sebelum berjalan memasuki halaman rumah Raya.
"Ngapain masuk?" tanya Raya yang berpapasan dengan Raju di pagar rumah.
"Pamit dulu, Ray. Gak baik bawa anak orang pergi tanpa izin."
Raya tersenyum lebar ketika Raju melewatinya untuk masuk ke halaman rumah. Hal kecil yang Raju lakukan cukup membuat Raya takjub. Bahkan, cowok itu terlihat menyalami Bi Mani.
"Pamit ya, Bi," ucap Raju sebelum berbalik dan berjalan menuju motornya.
Sementara Raya sudah asik mengaca pada kaca spion. Membenarkan tatanan rambut yang sedikit berantakan. Juga liptint yang melewati garis bibir.
"Ehem."
Raya terkesiap.
"Udah cantik, ayo berangkat!" ujar Raju sambil tertawa ringan.
Tidak ada yang lucu. Yang ada jantung Raya sedang tidak aman. Perasaannya tak karuan menangkap pujian dari Raju. Raya tau itu hanya sebatas candaan, tapi entah mengapa perasaan Raya berubah menjadi gelisah sekaligus senang.
"Ayo naik, Ray!" suruh Raju yang berhasil menyadarkan Raya dari lamunan.
"Iyaa, sebentar," balas Raya sebelum akhirnya menaiki motor sesuai perintah Raju.
Hanya untuk memastikan, Raju melirik kaca spion sebelum kembali berujar, "Helm lo mana?"
"Ha?" Raya meraba kepalanya sendiri. "Oh iya, lupa, Kak. Gue ambil sebentar, ya."
Raju hanya menggeleng pelan.
****
Sesampainya di depan toko kue dan permen langganan Raya, mereka tidak langsung turun dari motor. Raju juga tidak langsung mematikan mesin motornya. Entah apa yang sedang dipikirnya.
"Serius ini tempatnya?" tanya Raju.
"Iya, Kak. Ini tempatnya."
"Ini tempat langganan lo?" tanya Raju lagi, seakan ada hal yang sulit dipercayainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Raya (ON GOING)
Teen FictionRaya Farica Aneira, gadis yang sedang berusaha memperbaiki diri dengan menahan kebiasaan buruknya di masa lalu. Kisah ini menceritakan ketika kerja keras tersia-siakan karena sebuah sikap tidak profesional mencampur urusan pribadi dengan hal lain. ...