Prolog

230 145 112
                                    

Raya Farica Aneira
Jadilah berani dalam melakukan segala hal, selagi terdapat alasan dibalik perbuatan itu.

Raju Rafardhan Atthala
Manusia memang tidak pernah terhindar dari kesalahan, dan pertanggungjawaban akan selalu hadir atas segala kesalahan yang menyangkut diriku.

Welcome to my second story and happy reading!

****

Keadaan tempat pembayaran SPP selalu ramai di awal bulan, membuat gerah dan sesak dirasakan siswa-siswi yang sedang mengantri. Begitu pula dengan gadis berambut hitam pekat berseragam olahraga. Dia harus mengantri panjang untuk menyelesaikan pembayaran bulanan-nya.

Raya Faricha Aneira, sebut saja Raya. Gadis manis dengan hati batu yang membuatnya memiliki sifat tegas dari cara pandang orang lain.

Seperti saat ini contohnya. Sudah berulang kali Ladya, sahabatnya membujuk agar Raya menunda pembayaran dengan alasan lelah akibat baru saja menyelesaikan olahraga.

Namun, tetap saja Raya menolak bujukan tersebut dan memberi 2 pilihan untuk Ladya, yaitu pulang lebih dulu atau menunggu Raya di luar ruang pembayaran.

Sebagai sahabat yang baik, yang pasti Ladya memilih opsi kedua. Alhasil, Ladya harus menunggu Raya seorang diri di taman tengah sekolah. Untung saja hatinya sedang baik.

Semakin lama, keadaan ruang pembayaran semakin panas, seakan AC yang terpasang di dalamnya tidak berfungsi dengan baik. Ingin sekali Raya membawa dirinya duduk di kursi tunggu yang berada tepat di bawah AC ruangan. Namun, antriannya tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

Raya maju satu langkah setelah seseorang menyelesaikan pembayarannya. Tangan Raya bergerak menjangkau kaca jendela untuk dibukanya lebih lebar lagi. Membuat pasokan udara segar masuk melalui celah jendela.

"Ah, kalo gini kan enak," desah seseorang yang sedang mengantri di pelayanan nomor 2, sebelah Raya.

"Nggak dari tadi di buka!"

Suara harimau dari mana itu? Raya mendengar sangat jelas.

Jujur, ada keganjalan dalam hati Raya. Tangannya sudah gatal ingin sekali menjambak rambut lepek gadis itu. Namun, teringat keinginan untuk mengubah diri menjadi lebih baik, Raya memendam saja kekesalannya. Padahal, kalau Raya membalas dengan perkataan, Raya yakin bahwa akhirnya predikat pemenang adu mulut akan diraihnya.

Membuang napas perlahan. Melempar pandangan ke luar jendela. Membiarkan kalimat sampah itu terlontar tanpa balasan. Raya yakin bahwa pemandangan luar lebih menarik.

Raya mendekatkan kepalanya ke jendela. Melihat taman sekolah yang luas dan asri dengan 5 Gazebo di sana. Menakjubkan, bukan?

Sorot mata Raya menyapu keadaan taman. Senyumnya mengembang ketika mendapati beberapa pria tengah tertawa lepas di ujung taman. Raya mengenal mereka. Sekumpulan pria dengan persahabatan yang kuat.

Raya semakin tertarik memperhatikan mereka. Apalagi, saat ini salah satu dari mereka sedang berbicara dengan memainkan kedua tangannya. Terlihat tidak ada yang mengabaikannya satu orang pun.

Dia adalah pria yang sedang banyak dibicarakan oleh teman-teman angkatannya.

Raju Rafardhan Atthala, ketua osis yang akan tergantikan di periode tahun ini. Pria dengan aura wibawa yang selalu terpancar dan senyuman ramah untuk setiap orang yang dilihatnya.

About Raya (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang