Sabar dan tunggulah! Akan ada saatnya dimana pembalasan terjadi dengan begitu adil.
****
Raya berada di tengah-tengah anggota inti OSIS. Berdiskusi dan saling mengemukakan pendapat masing-masing. Raya mendapat izin dari Raju untuk membantu berpendapat. Bahkan pria itulah yang mengajaknya rapat bersama anggota inti.
Sesuai dengan apa yang terjadi kemarin, terlebih dulu Raya menjelaskan kepada anggota inti OSIS. Benar-benar menjelaskan dengan detail.
Namun, raut wajah Raju berubah ketika Raya mendapat pertanyaan dari Tiara. Pertanyaan yang sangat Raya hindari.
"Jadi, berapa DP kemarin?" tanya Tiara mengulangi. "Lo dapat nota, 'kan?"
Seluruh anggota inti OSIS menatap Raya. Meminta jawaban yang masih tercekat di tenggorokan cewek itu. Bola matanya memutar, memandangi kakak kelas di sekelilingnya.
Tak mau berlama-lama, Raya segera mengeluarkan nota yang didapatnya kemarin. Kemudian, Raya menyerahkan pada bendahara umum OSIS.
"Setelah ini jangan cabut dulu. Gue minta nomor rekening Bunda lo, Ju," ucap bendahara umum pada Raju.
Raju menggeleng pelan. "Raya yang bayar DP."
Sontak seluruhnya menatap Raya takjub. Ada yang kagum akan kebaikan Raya. Ada pula yang membayangkan seberapa kaya keluarga Raya.
"Benar lo yang bayar DP konsumsi?" tanya Tiara memastikan.
"Iya, Kak. Maaf, kemarin gue bohong ke Bunda kalau sudah dapat transferan dari Bendahara. Gue ngelakuin ini karena gue nggak enak kalau harus pinjam duit dari orang yang lebih tua," jelas Raya yang langsung mendapat simpati dari banyak anggota.
"Gak perlu minta maaf. Apa yang lo lakukan udah baik, kok," timpal sang Bendahara umum.
"Iya, dek. Gue salut banget sama lo. Bisa-bisanya ada pikiran ke situ, padahal orang yang akan kita pinjamin duit tuh Bunda nya ketua OSIS, loh," ucap cowok berkacamata yang duduk di sebelah Raju. "Kalo gue, sih males tekor."
Keadaan menjadi cair ketika seluruh anggota menertawakan cakap cowok berkacamata tadi. Lagipula pasti seluruh anggota merasa aneh jika rapat dalam keadaan sepi dan tegang. Pasalnya, setiap rapat untuk hal-hal yang penting, Raju tidak pernah menuntut untuk kelewat serius.
"Untuk konsumsi selesai, ya. Masalah transfer bisa diurus setelah ini," ujar Raju.
"Iya, Ju," Balas Bendahara umum.
Raju mengangguk. "Kemarin yang urus banner siapa, ya?"
Cowok dengan dasi tersampir ke bahu mengangkat tangannya. "Gue."
"Tolong tambah nama Raya di daftar panitia pengurus acara, masih bisa, 'kan?"
"Bisa, Ju. Setelah ini gue urus lagi."
Raya tersenyum senang. Tidak menyangka Raju akan mengklaim dirinya sebagai anggota. Akhirnya harapan Raya tidak jadi sirna. Raya bisa tergabung di kegiatan yang menyibukkan.
"Selamat bergabung, ya!" ucap Raju.
Raya mengangguk. "Terimakasih atas kepercayaannya, Kak."
****
Raya menjabat tangan Intan selaku bendahara umum. Raya baru saja menyelesaikan permasalahan uang DP konsumsi sekaligus berkenalan dengan Intan.
"Terimakasih banyak, dek. Sekali lagi gue ucapkan terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
About Raya (ON GOING)
Teen FictionRaya Farica Aneira, gadis yang sedang berusaha memperbaiki diri dengan menahan kebiasaan buruknya di masa lalu. Kisah ini menceritakan ketika kerja keras tersia-siakan karena sebuah sikap tidak profesional mencampur urusan pribadi dengan hal lain. ...