Sayur segar tertata rapi dalam kulkas berpintu kaca. Beberapa orang berlalu-lalang dengan membawa troli. Sebagian hanya menenteng keranjang saja. Di sinilah Raya dan Tiara berada. Supermarket terbesar di kota.
"Kak Tiara," panggil Raya pelan. "Kak, sekali lagi gue minta maaf atas semua kesalahan gue."
"Iya, Ray."
Raya mengembangkan senyumnya. Menatap lekat sosok Tiara dari samping. Cewek yang cantik fisik itu sibuk memperhatikan berbagai macam sayuran, hingga tidak menyadari tengah diperhatikan oleh Raya dalam diam.
"Kak," panggil Raya lagi. "Kakak selalu pergi belanja mingguan sendiri?"
"Enggak, kadang oma yang pergi. Tapi kasihan kalau oma harus nyetir mobil sendirian. Jalanan di sini 'kan nggak setertib tempat asal oma."
"Oma?"
"Iya, nenek gue."
"Kak Tiara tinggal sama nenek?"
Tiara mengangguk. "Mama sama papa di US urus bisnis oma."
Kini Raya paham. Tiara adalah anak blasteran Indonesia-Amerika. Neneknya tinggal di Indonesia untuk menjaga sekaligus menemani Tiara, sedangkan kedua orangtuanya sibuk melanjutkan bisnis sang nenek.
"Lo nggak pernah ke luar negeri?" tanya Tiara. Tangan kanannya memegang lobak dengan ukuran kecil. "Ke US, Singapore atau mana, gitu?"
"Pernah," balas Raya seadanya. "Bahkan dulu gue gak pernah ketinggalan festival tahunan di Thailand."
"Oh ya?" balas Tiara antusias. "Gue juga pernah lihat festival itu di tahun dua ribu sembilan belasan kalau nggak salah."
"Yah, mulai tahun itu gue nggak ke sana lagi," balas Raya dengan ekspresi kecewanya.
"Padahal festival tahun dua ribu sembilan belas termasuk festival termeriah, loh."
Raya tersenyum tipis sebagai tanggapan. Tangannya bergerak mengambil sebuah wortel dan daun bawang yang kemudian dimasukkannya ke dalam troli Tiara.
"Nitip, Kak," ucap Raya meminta izin.
"Santai aja."
"Oh ya, Kak." Tiara menatap Raya dengan raut wajah bertanya-tanya. "Kak Raju kok tau kalau rumah kita sekomplek?"
"Kalau rumah gue, sih Raju tau. Beberapa kali dia pernah antar gue ke rumah. Bahkan, dia sampai hapal makanan kesukaan oma. Nggak jarang juga Raju bawakan makanan untuk oma."
"Oh, makanya...."
Raya membayangkan betapa dekatnya Raju dengan keluarga Tiara. Pasti Raju sering antar Tiara pulang karena kegiatan OSIS yang membuat mereka pulang larut. Dan, Raju tidak membiarkan Tiara pulang sendirian.
"Kalau lo?" tanya Tiara balik. "Raju pernah ke rumah lo?"
"Pernah."
"Ha? Kenapa dia ke rumah lo?"
"Jemput gue buat ke toko kue bunda."
"Bunda?" Tiara menautkan kedua alisnya. Kurang paham dengan jawaban Raya. "Nama toko kuenya 'bunda'?"
Raya menggeleng. "Toko kue milik bunda kak Raju."
"Lo panggil 'bunda' juga?"
"I-iya. Bunda sendiri yang suruh" Raya sedikit heran dengan antusiasme Tiara. "Maksud Kak Tiara 'juga' itu apa, ya? Lo juga panggil bunda?"
"Enggak. Gue panggil 'tante' kayak orang-orang." Tiara membalas dengan nada terdengar sedikit kecewa. "Setahu gue, only lo dan Raju yang panggil bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
About Raya (ON GOING)
Teen FictionRaya Farica Aneira, gadis yang sedang berusaha memperbaiki diri dengan menahan kebiasaan buruknya di masa lalu. Kisah ini menceritakan ketika kerja keras tersia-siakan karena sebuah sikap tidak profesional mencampur urusan pribadi dengan hal lain. ...