Choose one or leave one?

55 10 1
                                    


Selembar surat panggilan dari konseling atas nama Ahn Yujin sudah bertengger manis di meja guru ketika Yujin masuk kelas. Cewek itu bahkan tidak mengetahui apa kesalahannya hingga ia harus menghabiskan istirahat pertamanya di ruang konseling. Lebih terkejutnya lagi, Yujin berpapasan dengan Jisung yang juga membawa surat serupa. Jadilah mereka berdua berkunjung ke ruang konseling bersama-sama.

"Peraturan siswa, poin F, nomor 5?" Yujin pikir ia sedang diuji hafalan tata tertib siswa. Tapi setelah dicerna baik-baik, bapak konseling itu menjelaskan dimana letak kesalahan Yujin dan Jisung. Yujin sudah yakin Jisung tidak akan mengingat tata tertib itu. Karena ruang konseling sudah menjadi kelas kedua Jisung selama ini.

"Jam setelah kbm? Kelas harus kosong 30 menit setelah kbm? Kecuali digunakan oleh ekskul?" Yujin menjawab ragu-ragu. Kalau ingatannya tidak salah, tata tertib yang dimaksud mempunyai makna serupa diatas.

"Dan kalian melanggarnya" Bapak konseling itu memperlihatkan pada Yujin dan Jisung rekaman CCTV kemarin malam. Ketika mereka belajar berdua di kelas Yujin sampai pukul 10 malam. Sungguh waktu yang sangat terlarang untuk berada di dalam kelas.

Beruntung untuk kasus ini, bapak konseling tidak memberi hukuman pada mereka. Entah karena ia sudah bosan memberi hukuman pada Jisung atau kasihan karena baru pertama kali ini Yujin terciduk konseling. "Gara-gara kamu buku tata tertibku jadi berwarna" Yujin berjalan dengan Jisung sembari melihat buku tata tertib siswanya yang ia harapkan akan tetap mulus sampai ia lulus. Tapi baru saja Jisung mengacaukannya.

"Harusnya kamu bersyukur. Seenggaknya hidupmu nggak datar-datar amat" Jisung berjalan mendahului Yujin. Membuat cewek itu bengong di tempat. Yujin rasanya ingin menjitak kepala cowok itu jika saja cowok itu tidak sedang bergerombol dengan teman-temannya. Alasan Jisung mendahului Yujin.

Waktu begitu cepat berlalu. Tau-tau saja bel tanda kbm berakhir berbunyi. Hal yang saat ini sama sekali tidak Yujin harapkan. Karena dengan berbunyinya bel itu berarti bahwa ia harus bertemu dengan Jisung lagi. Untung hari ini hari Jumat, Yujin jadi tidak perlu pulang sekolah terlalu sore atau terciduk BK lagi. Karena hari Jumat adalah hari ekskul. Semua kelas tentunya diizinkan dipakai sampai pukul 9 malam.

Yujin tiba lebih dulu di foodcourt. Ia tidak menemukan tanda-tanda kehidupan Jisung sama sekali. Kali ini Yujin yang menentukan tempat duduk. Cewek itu memilih duduk di balkon. Satu jam berlalu dan Jisung sama sekali tidak menampakkan tanda-tanda akan muncul. Yujin sudah memberondong cowok itu dengan berbagai jenis pesan. Tapi Yujin tidak mendapatkan respon. Yujin mengeluarkan buku kimianya. Lebih berfaedah jika ia belajar sendiri tanpa ada Jisung. Dan jangan tanya seberapa lama Yujin bisa betah belajar. Cewek itu membutuhkan waktu minimal 2 jam untuk bisa belajar dengan lancar.

Jam di tangan Yujin sudah menunjukkan angka 21:00. Dan Jisung juga tidak muncul di depannya. Jadilah cewek itu mengemasi barang-barangnya dan beranjak pergi. Tepat ketika ia menghabiskan separuh tangga untuk turun, disanalah Jisung berdiri. Mengembangkan senyum tak berdosanya yang membuat kesabaran Yujin di uji.

"JinJin~a, mian. Aku habis nemenin temenku bolos ke Cheonan."

"Mworago? Nemenin temenmu bolos? Kamu gila apa nggak waras sih?" 3 jam bukan waktu yang sebentar untuk bisa membuat kemarahan Yujin berhamburan. Jisung mengungkapkan alasan yang jelas saja menambah Yujin untuk tidak bisa menahan amarahnya.

"Kalo kamu nggak bisa milih dua-duanya, nggak usah sok deh. Yang rugi bukan cuman kamu." Yujin meninggalkan Jisung. Terlalu lama berada di dekat cowok itu memungkinkan emosi Yujin akan tumbuh lebih parah. Lebih baik menyingkir daripada bertahan membuat jiwa tambah tak terorganisir.

***

Ji Heon dan Yuna masih menatap Yujin yang sedang makan. Di hadapan Yujin tergeletak 5 buah tusuk sate sisa frozen food bakar yang sudah dihabiskan cewek itu. Dan Yujin masih memegang 2 sate frozen food di tangannya. Ji-Heon menyodorkan segelas es teh ketika Yujin menjulurkan lidahnya karena pedas yang ia rasakan. Es teh itu juga bernasib sama dengan para frozen food bakar. Langsung ludes jika Yujin pegang.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang