Cold War

30 6 0
                                    

Sungguh, baru kali ini Jisung mengerjakan paket soal matematika tanpa bantuan Yujin sama sekali. Ia merasa jumawa. Yah walaupun waktu yang Jisung perlukan tidak bisa dikatakan sebentar sih. Cowok itu menghabiskan waktu semalaman untuk menyelesaikan 3 paket yang tersisa dari bukunya. Dengan kata lain Jisung tidak tidur demi mengalahkan Yujin. Semalaman itu juga Jisung tidak mengganggu Yujin dengan memborbardir handphone Yujin lewat chat. Secara teknis, keduanya sedang dalam mode ngambek. Seperti orang pacaran. Tapi jelas-jelas mereka bukan pasangan.

Karena yakin ia tidak akan susah bangun di keesokan hari, santai-santai saja cowok itu memilih begadang dan baru tidur ketika pagi datang menjelang. Tapi kenyataan tak sesuai dengan apa yang telah Jisung rencanakan. 2 gelas americano semalam mampu membuat mata Jisung sama sekali tidak mau diajak untuk tidur. Cowok itu sampai kebingungan tentang bagaimana cara tidur dengan cepat. Jisung sudah menghabiskan 300 ml susu ditambah membaca buku paling membosankan di deretan rak buku di ruang keluarga rumahnya. Nihil, ia masih belum bisa memejamkan matanya. Jadilah cowok itu sekalian saja bersiap pergi ke sekolah. Siapa tahu hawa sekolah bisa dengan mudah membuatnya tertidur.

Jisung langsung melangkahkan kakinya menuju klinik sekolah begitu selesai memarkirkan sepedanya. Jujur saja, Jisung sempat berhenti sejenak diatas sepeda demi mencari keberadaan sepeda Yujin. Tapi Jisung lupa bahwa Yujin tidak mungkin datang sepagi ini jika cewek itu juga begadang seperti dirinya. Hari ini klinik sekolah telihat sepi. Jelas saja. Manusia sekurang kerjaan apa yang sengaja datang ke klinik sekolah ketika suneung. Bahkan petugas kesehatan yang biasanya berjaga pun belum menampakkan batang hidungnya. Membuat Jisung merasa memiliki seluruh klinik sekolah. Kali ini naluri cowok itu benar. 15 menit setelah memposisikan diri di salah satu kasur di klinik sekolah, cowok itu sudah terlelap. Amat nyenyak.

 Amat nyenyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sial. Yujin paling tidak suka mendapat tamu bulanan ketika sedang ujian. Dan poin plusnya, ini ujian masuk perguruan tinggi. Di hari pertama menstruasi. Ugh. Yujin sudah ingin pingsan rasanya. Tapi itu tidak akan Yujin biarkan terjadi. Untuk mencegahnya, cewek itu berjalan ke klinik sekolah. Mencari obat sakit kepala favoritnya. Segera saja Yujin meminum obat sakit kepala itu agar mudah tertidur di salah satu kasur di klinik sekolah. Jadwal ujiannya masih 1 jam lagi. Seharusnya tidak membahayakan jika Yujin menyempatkan tidur barang 30 menit saja.

"Ssaem, nanti kalau saya jam delapan belum bangun, tolong banget dibangunin ya? kamsahamnida" dokter jaga klinik sekolah hanya tersenyum untuk membalas permintaan Yujin. Maklum, Yujin dan dokter jaga klinik sekolah sudah bisa dikatakan sebagai sahabat saking seringnya Yujin mampir dan bercengkerama dengannya.

Begitu sudah tidak terdengar suara Yujin, Jisung membuka matanya. Cowok itu sudah bangun ketika Yujin tergesa-gesa memasuki klinik sekolah. Suasana hatinya mendadak tenang begitu mengetahui bahwa ia masih diberi kesempatan untuk bertemu Yujin. Walau hanya melalui suaranya. Jisung tidak mau mengambil resiko dengan tiba-tiba keluar dari biliknya di klinik sekolah dan bertemu Yujin. Cowok itu yakin 100% jika Yujin masih ngambek padanya. Apalagi Yujin sedang menstruasi. Cewek itu lebih mengerikan daripada singa jika sedang mens.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang