See? I Still Love Her

38 7 2
                                    

Murid lintas minat fisika tidak lebih dari 20 orang. Dan kini tersisa 19 orang karena satu di antara mereka dengan sengaja absen. Tanpa keterangan yang jelas a.k.a bolos. Di laboratorium juga ada teman-teman Yujin yang lain. Anak-anak olimpiade fisika yang juga didaulat Namju ssaem untuk membantu mengajar. Nyali Yujin mendadak ciut. Dibanding mereka, Yujin tidak ada apa-apanya. Tapi tidak apalah, daripada Yujin hanya menyendiri di depan kelas atau bergabung dengan anak-anak cewek lain yang sedang heboh di pinggir lapangan.

Tak terasa jam bundar yang tergantung di dinding sudah menunjukkan angka 15. Namju ssaem mempersilahkan murid-muridnya untuk meninggalkan laboratorium. Yujin tepat berada di pintu ketika Namju ssaem memanggilnya dan bertanya "Yujin kenal Jisung nggak?" Yujin mengangguk. "Dia itu nggak pernah muncul di group chat, jarang masuk kelas. Ssaem khawatir kalau besok senin dia nggak bisa ngerjain" Yujin membantu Namju ssaem membawakan buku-buku keramatnya ke kantor. Ketika guru favoritnya itu bercerita tentang Jisung, Yujin hanya menganggukkan kepala pelan. Sebuah respon spontan jika Yujin sedang berpura-pura tidak tau terhadap topik yang dibicarakan.

"Saya boleh minta tolong lagi nggak?" Yujin meletakkan buku-buku Namju ssaem di meja terlebih dahulu sebelum memberi tanggapan terhadap permintaan ssaem nya itu.

"Coba kamu contact Jisung, jangan pake whatsapp. Bilang, kalo mau belajar fisika, Minggu ke rumah ssaem nggak papa. Temen-temen LM yang lain juga mau ke tempat saya hari Minggu." Yujin menganggukkan kepalanya sopan. Menyanggupi permintaan Namju ssaem. Menghubungi Jisung adalah hal yang mudah bagi Yujin. Jika saja cowok itu tidak kembali ke pangkuan mantan tentunya.

Yujin, Ahn

Ko!

Minggu ada tambahan pelajaran di rumahnya Namju ssaem sama anak2 LM.

WAJIB DATENG!

Ko?

YA!!!

Respon kek

Ko!

Kamu mati?

Aku belom sempet beliin kamu HCN

Jangan mati dulu

Tunggu HCN ku

***

"Yujin~a! Dicariin pacarmu!" Yujin masih berpelukan dengan guling ketika Yuno berteriak di telinganya. Cewek itu melempar gulingnya ke arah Yuno agar mulut kakaknya itu tak bersuara lagi. "Adekku yang paling cantik, pacarmu udah nunggu di depan" Yuno melembutkan suaranya. Yang malah membuat Yujin bergidik ngeri hingga Yujin pun sepenuhnya terbangun.

"Aku masih jomblo" Yujin menutup wajah kakaknya itu dengan bantal. Ia lalu berlari menuju kamar mandi sebelum Yuno marah. Yujin memang paling kurang ajar jika bersama Yuno.

"Like a Sloth" Jisung berkomentar saat suara Yujin menguap terdengar. Cewek itu sudah berdiri di hadapannya. Dengan training dan kaos oversized yang nampak unik dari sudut mata Jisung. Cowok itu masih sibuk dengan handphonenya ketika Yujin memberikan pertanyaan kenapa sepagi ini ia datang ke rumahnya. Lagi. "Aku kan udah janji sama appa mu"

Alasan Jisung barusan membuat Yujin membuka lebar matanya. Dipikirnya, ucapan Jisung minggu lalu hanya gurauan biasa. Tapi melihat kehadiran cowok itu di rumahnya hari ini, bisa Yujin pastikan bahwa Jisung tidak main-main dengan ucapannya. "Yeah!" Jisung meninju udara. Sepertinya cowok itu baru saja memenangkan gamenya. Bahkan Jisung memperlihatkan layar handphonenya dengan penampilan tulisan 'MVP' yang paling eye-catching. Yujin mengerutkan keningnya. Sama sekali tidak tertarik dengan game Jisung. "Jumat kemarin kemana?"

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang