CHAPTER 1

1.9K 192 30
                                    


Haru berjalan gontai menuju kantornya, para karyawan yang hendak menyapa pun harus menarik kembali perkataan mereka ketika melihat atasannya yang seperti mayat hidup itu. Haru berjalan ke arah lift lalu memencet tombol ke lantai 10 dimana ruangan kerjanya berada.

'Ting'  pintu lift terbuka Haru langsung berjalan ke arah ruang kerjanya dengan langkah gontai, sampai suara yang sangat ia kenal menyapa gendang telinganya.

"Haru-ni." Sapa orang tersebut. Bagai tersiram air dingin Haru langsung sadar dan melihat seorang pria berambut hitam klimis dengan mata hitam kebiru-biruan, ah dan jangan lupakan setelan pakaian yang terlihat mahal itu. Pria tersebut  berdiri di depan ruangannya sambil melipat tangannya di depan dada.

"Ah... Haha Daisuke ada apa? " Haru gelagapan saat dilihat sangat tajam oleh orang tersebut.

Pria yang dipanggil Daisuke itu hanya menampakkan wajah dingin dan datarnya lalu menghampiri Haru dan memberikan sebuah undangan padanya.

"Eh apa ini, apakah undangan pertunangan tuan muda dengan seorang nona muda cantik ?? " Goda Haru sambil menaik - naikkan alisnya.

"Bukan, berikan itu pada paman. Itu dari Ayah, dan juga bukan sebuah undangan" Daisuke.

"Eh... Ahh hahaha baik nanti aku berikan pada ayah."

'Bodoh sudah jelas itu surat kenapa bilang undangan pertunangan bagaimana nanti jika dia curiga ahhh...Haru bodoh bodoh bodoh kau mempermalukan diri dihadapan pujaan hat- ah maksudnya seorang tuan muda kaya'
(Padahal dia sendiri tuan muda, kau bodoh Haru/plakk//itte, Haru gomen ehehe🙏)

"Haru-ni apa kau sedang sakit? "

"Ahahahaha aku tak apa daisuke. " Jawab Haru sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Daisuke tersenyum lembut " Jika kau sakit istirahatlah, aku tak ingin kau sakit. "

'Blushh' apa ini aku tak siap kami-sama tolong orang tampan ini, arghh jantungkuu tenang lahh

Daisuke mengernyit tidak mengerti, ada apa dengannya tadi dia bilang tidak apa-apa tapi sekarang mukanya sangat merah apakah dia demam? . Daisuke mendekati Haru lalu memegang dahinya.

'Eum tak panas ada apa dengannya? ' "Haru-ni kau yakin tak apa? "

Muka Haru bertambah merah, Haru mengerjap sebelum mengambil nafas untuk menghilangkan rona merah di wajahnya. Haru menarik tangan Daisuke dari dahinya lalu memberikan senyum terbaiknya.

"Ahaha Daisuke aku tidak apa-apa sungguh, bukannya kau sedang sibuk hari ini segeralah kembali ke kantormu aku yakin Suzue sedang menunggumu di sana. "

Daisuke hanya menghela nafas, beginilah Haru dengan sifat keras kepalanya. "Baiklah aku pergi, jika kau tak sehat segeralah istirahat. Sampai jumpa" Daisuke.

Haru hanya melambaikan tangannya, setelah dirasa Daisuke sudah tak ada Haru terjatuh ke lantai memegang dadanya. 'Sial, sial aku ingin di sentuh lebih lama tapi jika lebih lama aku bisa gilaaa arghhh, dia sangat imut dia sangat imut' ya begitulah batin Haru berkata.

"Ehh kato-sama apa yang kau lakukan disini? " Ucap pria bersurai pirang yang baru saja keluar dari ruangan Haru.

"Siapa yang kau panggil kato-sama hahh?! Kau memanggil dirimu sendiri ya, ck. "

Pria bersurai pirang itu hanya menghela nafasnya. "Baiklah haru-ni apa yang kau lakukan disini? " Tanya pria tersebut. "Aku kena serangan jantung kamei~" Ucap Haru dramatis sambil memegang dada bagian kirinya.

My Promise [HaruDai]  [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang