Edgar tahu, tidak berhasil membawa Katya ke hadapan Bu Anne pasti guru itu akan kecewa. Pertanyaan Bu Anne tentang Katya terus dilontarkan sampai Edgar tidak tahu menjawab pertanyaan mana terlebih dahulu.
"Gimana Edgar? Katya bisa kan?" tanyanya antusias.
"Kemana sekarang Katya?"
"Oh iya hari ini Katya ada latihan," ujarnya sambil mengecek selembaran kertas, Bu Anne adalah wali kelas yang mencatat semua jadwal siswa-siswinya.
"Tapi bisa kan?" tanyanya yang kini mengalihkan pandangannya pada Edgar.
"Sepertinya saya-
Suara ketukan pintu terdengar, seorang gadis tanpa ragu masuk membuat Edgar menghentikan perkataannya lantaran gadis itu langsung berbicara.
"Maaf, Bu saya telat."
"Oh Katya? Silahkan duduk," ujarnya sambil mempersilakan duduk di sebelah Edgar.
Edgar menatap tak percaya gadis yang kini menarik kursi untuk duduk di sebelahnya, bahkan Katya sudah mengganti kostum cheerleader menjadi seragam SMA Cendrawana. Entah apa yang membuatnya menyusul Edgar, mungkinkah ia berhasil meluluhkan Katya dengan usahanya yang dimulai sedari kemarin?
Atau Edgar secara tidak sengaja menenangkannya ketika menangis kesakitan dan ketakutan yang entah disebabkan karena apa?
Bagus deh.
Batinnya, namun Edgar tidak menghiraukannya, ia hanya lega saat Katya dengan sendirinya masuk ke ruangan ini tanpa di seret olehnya.
***
Semenjak Edgar melihat Katya kesakitan sore tadi ia jadi sedikit menaruh simpati padanya. Gadis itu berdiri di depan gerbang sekolah terlihat menunggu sesuatu, Edgar melajukan motornya keluar gerbang dan berhenti tepat di depannya.
"Udah hampir gelap, mau bareng gak?"
"Gak perlu," jawabnya dengan nada sinis.
Edgar rasa Katya kembali normal, selalu kesal padanya. Meskipun begitu ia lega karena keadaan Katya baik-baik saja sekarang.
Sejenak ia terdiam sambil sesekali melirik Katya secara terang-terangan, yang dilirik justru memutar bola matanya ke arah lain, hingga akhirnya Edgar mengeluarkan sebuah sapu tangan dari dalam saku celananya.
"Kok- i-itu- ada di kamu?"
"Jatuh pas lo pukul gue pake tas lo."
Katya mengambilnya setelah itu ia melihat pada Edgar yang masih setia menunggunya tanpa turun dari motornya.
"Kamu pulang aja sana, aku di jemput."
"Gue sebenarnya gak tega liat lo sendirian, mana hampir malem apalagi tadi lo nangis."
"Sssttt!" dengan cepat Katya menyuruh Edgar untuk tidak melanjutkan lagi perkataannya.
"Lagi pula di sini bukan daerah yang sepi, cepat sana pulang, kalau gak kamu ngomong mulu!"
"Kebalik kali."
"Ihh udah sana pulang!"
"Oke." sebelum melanjukan motornya Edgar melempar jaketnya pada Katya dan membuat kepalanya tertutup oleh jaket itu.
Sebelum mendengar umpatan Katya, Edgar bergegas pergi dari hadapannya, betul kata Katya, Edgar tidak perlu mengkhawatirkannya, di sini ramai karena sekolahnya terletak di pusat kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC VIOLET ☑️
Teen FictionMagic Violet (Fan fiction x Fantasi) ~•~ Katya hilang ingatan, ia hanya ingat dua tahun yang lalu, sejak lahir hingga 15 tahun entah bagaimana hidupnya dulu. Ada sesuatu yang menarik dalam dirinya, di SMA Cendrawana Katya menjadi sorotan karena mem...