Part 19 • Date?

69 16 2
                                    

Dua jam sudah ditempuh, Katya segera turun dari motor Edgar dan ia berlari ke arah dimana saat pertama melihatnya matanya berbinar dan berdecak kagum, ia melepaskan sepatunya membiarkan kakinya menyentuh langsung pasir putih yang lembab, ia tertawa kecil ketika menyempatkan menengok ke belakang sekedar melihat Edgar yang mendekatinya, cowok itu nekad bolos dan membawanya ke pantai.

"Are we really on the beach?" tanyanya dengan antusias.

"Lo pikir ini gunung."

"Aku mau ke tengah sana."

"Seragam lo nanti basah."

"Sayang banget udah di sini."

Edgar mendudukkan dirinya di atas bebatuan menikmati deburan ombak di sore hari, tak harus ke tengah sana untuk menikmati pantai.

"Gar, jangan buru-buru pulang ya tungguin sunset."

"Hmm." Cowok itu hanya bisa menurutinya.

Katya kembali ke tepian pantai bermain dengan pasir kadang memotret objek pantai yang sangat indah, Edgar ikut tersenyum melihat Katya yang lepas seperti ini, jujur ia merindukan sosok gadis ceria itu seperti biasanya, tanpa sadar karena terhanyut dalam pikirannya Katya tiba-tiba ada di depannya dengan seragam yang di balut almamaternya sudah basah kuyup, Edgar menghela napas kesal setelah melihat itu.

"Nakal banget sih lo."

Katya hanya menampakkan cengirannya, lalu ia memberikan ponsel pada Edgar, "Tolong fotoin dong."

Sudah banyak foto yang di ambilnya namun Katya terus membuat pose, sampai akhirnya Edgar menyudahinya.

Sudah banyak foto yang di ambilnya namun Katya terus membuat pose, sampai akhirnya Edgar menyudahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Balik yuk, perjalanan jauh."

"Bentar, ikut aku dulu." Katya menarik tangan Edgar memuju bibir pantai.

Tidak. Ia terus menariknya bahkan kakinya sudah menyentuh air pantai.

"Eh lo bawa gue ke tengah? Enggak enggak!" Edgar hendak berbalik namun Katya terus menariknya, rasanya tidak adil jika hanya ia yang basah kuyup sendirian.

"Kapan lagi ih!"

"Gue gak bawa ganti."

"Apa bedanya sama aku?"

"Tapi gue gak mau! AAARRGGHHH KATYAAA!" teriaknya membuat Katya kesal dan mendorong Edgar hingga terjatuh dan misi Katya terpenuhi.

Byur! Cowok itu menarik tangan Katya agar keduanya kembali terjatuh.

Pantai, langgit jingga, matahari tenggelam menjadi pelengkap canda tawa mereka yang pada akhirnya menikmati noment kebersamaan ini.

***

Setelah Edgar sampai di depan rumahnya, sosok yang pertama ia lihat adalah sang papa, dengan keadaan seragam yang hampir kering karena angin, juga kondisi malam seperti ini ia baru pulang.

Papa inget rumah?

Batinnya mencibir saat matanya bertatapan dengan sang papa.

"Dari mana saja kamu?"

"Main."

"Yasudah masuk ke dalam dan istirahat." kata papanya sambil memegang lengannya, pria itu juga tahu seragam yang di pakai Edgar cukup basah namun ia tidak peduli.

Yang terpenting adalah keinginannya terpenuhi, anaknya sekarang cukup pintar, berprestasi, jauh seperti dulu yang sangat bodoh bahkan harus di masukkan ke dalam pelajaran tambahan. Perubahan Edgar yang sekarang berkat dirinya, namun sayang harus melenyapkan ingatannya.

"Edgar, jangan lupa minum obatnya." bisik sang mama yang memberikan segelas air dan kotak kecil berisi obat-obatan ketika Edgar akan melangkah masuk ke kamarnya.

Berbanding terbalik dengan wanita di hadapannya yang sangat perhatian itu, selama ini kesedihannya adalah didikan dari suaminya itu sangat keras bahkan harus tega membuat Edgar tak ingat siapa dirinya sendiri.

Edgar memang seorang atlet, namun di balik itu ia juga berjuang dengan fisiknya yang lemah, kadang ia pingsan setelah melakukan semua kegiatannya, hanya mamanya yang tahu karena kondisi seperti itu Edgar cukup bisa mengontrol dirinya sendiri.

Seperti sekarang, tiba-tiba saja seluruh badannya lemas dan kepalanya berdenyut, ia tahu apa yang akan terjadi beberapa menit ke depan, akhirnya ia segera membersihkan dirinya dan berganti pakaian.

Edgar juga tidak tahu bagaimana kehidupannya dulu, lebih parah dari Katya, Edgar sama sekali tidak mengingatnya dan ia masa bodoh dengan itu.

Setelah selesai membersihkan diri, ia beranjak ke tempat tidurnya namun sebelum itu obatnya terlebih dulu di minum, cukup berpengaruh, kondisi tubuhnya tidak separah tadi.

Saat akan mematikan lampu, ia melihat ponselnya di atas nakas dan teringat Katya, haruskah ia menghubunginya?

"Gue takut dia sakit atau masuk angin."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Gimana part ini?
Maaf kalau kurang nge feel

MAGIC VIOLET ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang