Hari ini tepat di adakannya olimpiade fisika, SMA Cendrawana mengirim Katya dan Edgar sebagai perwakilan sekolah, namun sang empu malah pulas tertidur karena malam tadi ia begadang memaksimalkan belajar fisika yang sebenarnya sudah sangat dipahami dengan materi-materinya, tetapi ia takut lawannya lebih hebat darinya maka dari itu Katya terus menguasai fisika dan tidak akan memberi celah sang lawan untuk menang.
Bunyi alarm cukup nyaring sedari tadi, papanya sudah berangkat kerja dan membiarkan Katya beristirahat, bukan tanpa alasan karena yang sering di lihat papa, Katya selalu memaksakan dirinya sendiri, sebagai orang tua tentu tidak ingin anaknya sakit karena kecapean, juga Katya yang tidak memberitahu hari ini ada olimpiade.
Detik selanjutnya bunyi alarm berbarengan dengan dering ponsel menandakan panggilan masuk, Katya yang pusing mendengar bunyi itu langsung terbangun mengambil ponselnya dan mengangkat telepon itu sembari mematikan alarm.
"Halo?" katanya dengan suara khas bangun tidur.
"Lo dimana? Bu Anne udah di lokasi."
"Mampus hari ini ada olimpiade," gumamnya dan langsung memutuskan panggilan sepihak. Ia berlari cepat untuk bersiap-siap, karena terburu-buru Katya menabrak sudut tembok dan mengenai pelipisnya, tak merasakan apapun ia melanjutkan lagi aktivitasnya.
***
Deru motor di depan gerbang rumah Katya terdengar saat pemiliknya keluar rumah dengan sepotong roti yang ada di mulutnya, satu tangannya memegang botol minum dan satu tangannya lagi mengunci pintu.
"Cepetan udah terlambat nih!" teriak Edgar dari luar gerbang.
Setelah dirasa aman, Katya berlari menuju Edgar yang sudah siap menjalankan motornya.
"Pegangin." Katya memberikan botol minumnya pada Edgar lalu ia membuka almamater untuk menutupi kakinya saat di motor.
"Udah Gar ayo!"
"Pegangan Kat, gue mau ngebut."
"Gak usah modus!" Katya memukul helm Edgar dari belakang, namun cowok itu tidak menjawab dan langsung menancapkan gasnya dengan kecepatan tinggi.
Tanpa sadar Katya berpegangan pada pinggang Edgar yang membawa motor seperti kesetanan.
"Cih, siapa yang modus kalau gini?" cibir Edgar pelan.
"Apa, Gar?" tanya Katya berteriak.
"Bukan apa-apa!" balasnya tak kalah berteriak. Hari ini ia sedang membutuhkan Katya, jangan sampai membuat gadis itu kesal padanya.
***
"Sshh." nyeri di pelipis Katya baru terasa setelah olimpiade selesai, mereka berjalan menuju parkiran setelah berpisah dengan Bu Anne.
Edgar yang mendengar rintihan itu menengok ke belakang dan mendapati Katya tengah memegang lukanya pelan lalu Edgar menyibakkan rambut Katya yang menutupi lukanya.
"Kok bisa memar?" tanyanya.
"Gak sengaja nabrak tembok."
"Yaudah ke rumah sakit aja."
"Enggak! Luka kecil doang malu tau sampai di bawa ke rumah sakit."
"Terus ini gimana?"
"Nanti aja aku obatin di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC VIOLET ☑️
Novela JuvenilMagic Violet (Fan fiction x Fantasi) ~•~ Katya hilang ingatan, ia hanya ingat dua tahun yang lalu, sejak lahir hingga 15 tahun entah bagaimana hidupnya dulu. Ada sesuatu yang menarik dalam dirinya, di SMA Cendrawana Katya menjadi sorotan karena mem...